Theosofi : Pengetahuan yang Dibutuhkan

Apabila Anda sering mengadakan perjalanan, maka Anda akan benar-benar menyadari bahwa banyak sekali masalah-masalah kemanusiaan, yang nampaknya tidak sama, tapi sesungguhnya sama, masalah- masalah itu adalah kekerasan, kebebasan, kebodohan, kemiskinan. Kemudian masalah bagaimana usaha manusia untuk menciptakan suatu hubungan yang lebih baik antar sesamanya, sehingga manusia dapat hidup lebih tenteram dengan layak dan tidak selalu dalam konflik, yang tidak hanya dalam diri sendiri tetapi juga dengan orang lain.
Selain masalah tersebut maka di Asia terdapat masalah yang sudah lama ada yaitu kelaparan, kemiskinan, dan keputusasaan yang mendalam pada si miskin.
Tetapi ternyata pada negeri yang makmur juga terdapat masalah seperti Amerika Serikat dan Eropa Barat, di sana terdapat kemakmuran tetapi kemakmuran tanpa semangat spiritual yang luhur tanpa kesahajaan kata Krishnamurti sehingga muncullah kekerasan, terdapatlah segala bentuk kemewahan yang tidak layak, tak senonoh, masyarakat yang sama sekali busuk dan tak bermoral/berakhlak.
Terdapat pula masalah dalam keagamaan yang sedang memimpin dunia sekarang yang kurang lebih sedang ditolak oleh dunia dan pertanyaan apakah batin yang saleh itu dan apakah meditasi itu, apakah perlu bagi manusia dan apakah manfaatnya?
Jadi ternyata masalah-masalah kemanusiaan bukan hanya monopoli dari negara miskin, negara kaya pun memiliki masalah yang tidak kurang gawatnya.

Ilmu pengetahuan yang Bermanfaat
Untuk mengentaskan semua masalah-masalah tersebut agaknya diperlukan suatu pengetahuan yang komprehensif. Sebab pengetahuanlah, yang akan menyelamatkan manusia dari berbagai penderitaan dan mengarahkan pada tujuan hakiki dari kehidupannya.
Tetapi pengetahuan yang manakah yang perlu bagi manusia? pengetahuan agama ataukah pengetahuan umum. Agaknya dua pengetahuan itu sama perlunya bagi manusia seperti ayat dalam surat Al Imran ini :
“Allah sudah menyaksikan bahwa tiada sesuatu sesembahan yang patut disembah kecuali Dia sendiri, juga Malaikat dan Orang-Orang yang berilmu pengetahuan menyaksikan hal itu ……”
Demikianlah keutamaan ilmu dalam ajaran agama, demikian penting sehingga Allah sendiri menyaksikan-Nya, diperkuat oleh para Malaikat dan manusia yang berpengetahuan ….
Sehingga karena demikian pentingnya ilmu pengetahuan Allah berfirman :
“Allah mengangkat orang-orang yang beriman dari golonganmu semua dan juga orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat” (Mujadilah ayat 11)
Jadi orang beriman dan berpengetahuan merupakan pribadi-pribadi yang akan dinaikkan kedudukannya beberapa derajat mendekat kepada derajat Nabi-Nabi.
Kita mengetahui bahwasanya evolusi ilmu pengetahuan dan kebudayaan manusia telah sampai pada satu zaman dimana kita harus berpikir holistik, sistemik dan reflektif agar mampu memahami realitas untuk memecahkan problem-problem yang diakibatkannya, seperti krisis ekologis misalnya yang menyentak kesadaran manusia untuk menggugat pandangan kosmologi modern yang atasnya sains modern dikembangkan yang bersifat parsial dan positivistik antroposentrik. Dari krisis yang timbul dapatlah diambil kesimpulan bahwa manusia harus bekerja sama dengan alam bukan mengeksploitasi alam habis habisan, yang dampaknya sudah kita saksikan dan rasakan bersama.
Dampak yang sangat terasa adalah dalam kehidupan manusia itu sendiri.
Manusia modern mengalami kehampaan spiritual, (yang akibatnya seperti telah dijelaskan negara makmur tetapi rakyatnya punya budi pekerti/akhlak yang tidak terpuji. Krishnamurti) krisis makna dan legitimasi hidup serta kehilangan visi dan mengalami keterasingan (alienasi) terhadap dirinya sendiri.
Maka pernyataan di atas yang mengabarkan bahwa di negara miskin orang bermasalah, di negara kaya pun orang-orang bermasalah, maka pengetahuan yang bagaimanakah yang harus dipelajari oleh mereka semua, baik orang kaya maupun orang miskin? Agar mereka terlepas dari segala masalah! Mungkinkah ???
Pada kesempatan yang baik ini penulis rangkumkan pengetahuan yang agaknya sangat diperlukan oleh masyarakat dunia dewasa ini, pengetahuan baik pengetahuan agama, sains maupun filsafat yang dirangkum dalam ajaran Kearifan Illahi Brahma Vidya atau Theosofi oleh Suyatno.

Hikmah Illahi / Theosofi
Dalam dunia Islam orang pasti mengenal kata-kata “tasauf” ataupun “tarekat”. Nah, ajaran Theosofi ini adalah setingkat dengan ajaran Tarekat/Tasauf yang dianut oleh orang yang dinamakan Sufi. Hanya Theosofi ini pada awalnya diturunkan bagi orang Barat, maka dengan itu ajarannya bersifat ilmiah atau dasar keilmuan yang sudah lama berkembang di sana. Oleh itu tujuan yang kedua adalah memajukan pelajaran agama-agama filsafat dan sains.
1. Ajaran ini menangani dan mendalami masalah yang sangat besar seperti halnya ajaran filsafat Jawa yang tinggi ialah Sangkan Paraning Dumadi, asal-usul dan tujuan akhir dari semua kehidupan makhluk-makhluk. Begitu juga mencakup peri-kehidupannya dan materi dalam kaitannya satu dengan yang lain. Tetapi perlu perhatian khusus bahwa ajarannya tidak bersifat transendental atau mengatasi daya jangkau berpikir manusia sehingga hanya mampu difahami oleh orang tertentu orang yang cerdas dapat menyentuhnya.
Karena sifat ajarannya yang universal itulah ajaran ini sangat vital bagi setiap orang apalagi bagi orang yang ingin sungguh-sungguh mencari kehidupan yang bermakna, satu pengetahuan yang dapat membawanya ke tingkat pengertian yang lebih luhur daripada pengetahuan biasa. Itulah mengapa ada yang berkata bahwa mempelajari Theosofi sepenuhnya adalah berusaha mendekati Yang Tak Terbatas dengan akal budi manusia yang terbatas. Tetapi sesungguhnya ajaran pokok dasarnya masih dapat tetap diserap oleh orang secara serius mempelajarinya. Sehingga semua ajarannya dapat diserap dan difahami oleh mereka yang kecerdasannya masih minim, tetapi sekaligus juga dapat dimengerti oleh mereka yang Jenius atau Filosof sekalipun.
Oleh karena itulah Perhimpunan Theosofi mensyaratkan dalam anggaran dasarnya bahwa bila Anda setuju 100 persen dengan tujuan pertama dari anggaran dasarnya maka Anda dapat diterima sebagai anggota Perhimpunan
2. Dengan itu hikmah Illahi ini banyak sekali mengandung ajaran yang komprehensif dikarenakan acapkali dianggap sebagai satu agama, satu ajaran filsafat dan sekaligus juga ajaran pengetahuan keruhanian yang luhur dan mulia.
Untuk lebih jelasnya Hikmah Illahi bukanlah satu agama, namun mengajarkan satu ajaran yang melandasi ajaran dasar semua agama. Mengungkapkan makna-makna tersembuyi dalam ajaran agama-agama. yaitu ajaran esoteris dalam agama-agama seperti alam dunia alam akherat, surga dan neraka, kiamat, hukum-hukum yang ada di alam dst.
Ia juga bukan filsafat yang berspekulasi tentang hubungan kehidupan dengan peristiwa atau gejala-gejalanya. Begitu juga hikmah illahi bukanlah hanya satu pengetahuan tentang hidup dan kehidupan dan berusaha menemukan satu sebab-sebab dengan malacak kepada akibat-akibatnya yang kejadiannya selalu terdapat di alam dalam keadaan be rubah-rubah terus menerus. Nah, hikmah Illahi adalah gabungan dari ketiganya.
3. Maka dari segi etiknya hikmah illahi adalah satu Persaudaraan Universal Kemanusiaan dengan memproklamirkan bahwa semua kehidupan adalah bersumber pada Satu-Satunya sumber dari Yang Mutlak / Absolut maka semua kehidupan adalah Tunggal / Esa.
Dari segi ilmiah adalah bahwa hikmah Illahi merang kum pengetahuan fisik dan non fisik / metafisika / spiritual dengan mempertimbangkan juga fakta-fakta dan fenomena azas-azas dasar dan hukum-hukum di balik alam yang nyata / tersembunyi dan juga yang lahir.
4. Maka dalam menelaah masalah pokok tentang hubungan manusia sebagai microcosmos dengan alam semesta / macrocosmos. Hikmah Illahi mempertimbangkan semua masalah, buka saja dari segi yang hanya dijangkau oleh panca indera saja tetapi juga memberikan perhatian pada segi spiritual atau kekuatan tersembunyi dalam diri manusia.

Organisasi dan Tujuan-tujuannya
Perhimpunan Theosofi merupakan satu organisasi, satu himpunan dari orang-orang yang sama-sama tertarik pada masalah ketiga tujuan yang digariskan dalam anggaran dasarnya sebagai tiga tujuan utama
Dari ketiga tujuan itu kita.
Dari ketiga tujuan itu kita dapat sedikit memahami apakah Theosofi itu 
a. Untuk membentuk satu Inti Persaudaraan Universil antara sesama manusia, dengan tidak memandang agama, warna kulit, kebangsaan, jenis kelamin dan kasta.
b. Memajukan pelajaran dengan mencari persamaan ajaran agama-agama, filsafat dan ilmu pengetahuan.
c. Menyelidiki hukum-hukum alam yang masih tersembunyi yang belum terjelaskan dan daya kekuatan yang terpendam dalam diri manusia.
Tujuan pertama jelas merupakan nafas, semangat kebebasan dalam rangka mengamalkan “habluminannas” yang juga sekaligus “habluminallah” (bukankah Tuhan itu meliputi semua makhluk makhluk-Nya?) dan inilah ciri khas dalam Perhimpunan Theosofi.
Tujuan kedua adalah praktek dalam pengamalan tujuan pertama ialah berkumpulnya para anggota untuk mendiskusikan semua hasil renungan atau mempelajari ajaran agama-agama filsafat dan sains di dunia ini.
Sedangkan tujuan ketiga adalah disediakan bagi mereka yang sudah mendalam dalam pencarian Diri Jatinya satu medan yang masih sangat luas untuk dijelajahi dan diteliti dengan penuh ketekunan dan ketelitian.

Persesuaian Theosofi Dengan Ilmu Pengetahuan
Adalah prinsip dasar dari filsafat hikmah ini adalah bahwa sumber dari berbagai agama di bumi adalah sama dari Satu-Satunya sumber Yang Mutlak, Yang Absolut, Tuhan Yang Maha Esa.
Bahwa agama-agama yang ada di dunia ini datang pada zaman yang berbeda, bangsa yang berbeda, bahasa yang berbeda dan juga pokok ajaran yang ditampilkan berbeda. Tetapi semua disesuaikan dengan taraf kemajuan moral dari orang-orang di zaman itu. Ajaran hikmah ini juga dalam keadaan yang selaras dan seimbang sepenuhnya dengan pokok dasar dari ajaran semua agama-agama dunia yaitu hubungan antar sesama manusia / hablum minannas dan dengan Tuhan hablumminallah. Juga dengan ilmu pengetahuan pun saling mendukung dan saling mengisi apalagi dalam Islam ada kewajiban agar umat mempelajari ayat-ayat Kauniyah / ayat di alam semesta, berupa hukum-hukum alam yang dijabarkan sebagai sains. Dan ayat Kauniyah yang berupa ayat-ayat suci yang terdapat dalam kitab suci agama-agama Selanjutnya ajaran hikmah mengatakan bilamana seseorang memahami ilmu pengetahuan dan agama dengan benar-benar maka sesungguhnya tak ada pertentangan diantara keduanya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari akal manusia dan agama adalah berasal dari wahyu atau ilham yang juga berasal dari mental luhur/intuisi manusia, jadi masing-masing menangani dua sisi dari satu kebulatan.
Ilmu pengetahuan telah memberikan suatu hal yang berhubungan dengan materi yang dapat ditangkap dengan indera manusia sedang kan agama memberikan sesuatu yang bersifat abstrak atau spiritual.
Di sinilah keistimewaan dari ajaran hikmah, yang menyajikan dua hal itu dalam satu paket pelajaran. Mencurahkan minat dan perhatian pada keduanya. Dengan menempatkan diri pada satu posisi bahwa tak ada marga lain yang berusaha membuka rahasia proses keberadaan bangsa manusia dalam perkembangannya di muka bumi ini.

Tuhan Yang Ada Dalam Batin Setiap Insan
Terdapat konsep yang indah dalam ajaran hikmah Illahi ini. Konsep yang sangat perlu difahami benar, hingga seorang manusia akan menyadari akan keberadaannya di muka bumi. Itu adalah satu Kesunyataan besar bahwa Tuhan itu juga berada dalam jantung/kalbunya manusia sebagaimana seorang muslim mengatakan “Qolabul Insan Baiturrahim”. Jantung kalbu manusia adalah Rumah Tuhan, yang agaknya sama dengan ajaran agama yang lain. Dengan itu semua, maka sifat yang terdapat pada manusia hanyalah satu percikan dari sifat Tuhan sehingga tepat pula bila manusia harus berusaha menumbuhkan sifat-sifat Tuhan yang ada dalam dirinya (Al Hadits). Maka Tuhan bukanlah satu Makhluk yang terpisah dari hidup dan materi. Namun sesungguhnya segala yang ada, seluruh alam semesta dengan segala isinya adalah merupakan pembabaran-Nya. Bahwa setiap insan merupakan percikan kecil dari hidup-Nya. Setiap kecerdasan manusia merupakan satu pancaran yang dicurahkan oleh-Nya dari sumber intinya Atau secara singkatnya bahwa ke sadaran Tuhan itu menembusi setiap atomnya materi maka secara harfiah dikatakan bahwa “Kita semua hidup dan bergerak menghayati kehidupan kita” di dalam Tuhan.

Kesatuan Semua yang Hidup (Wahdatul Wujud)

Kesunyataan besar yang lain dan memerlukan renungan yang dalam pula ialah Adanya Kesatuan semua yang hidup. Karena kita semua berasal dari-Nya dan akan kembali pada-Nya. Kenyataan yang kita temui bahwa masing-masing kita terpisah dengan yang lain hanyalah dikarenakan zat yang digunakan oleh kesadaran kita. Sedangkan pada sumber kehidupan kita adalah tunggal bila boleh kita ibaratkan sebagai jari-jari tangan yang memakai sarung tangan namun pada pangkal lengannya adalah satu. Dengan konsepsi wujud tunggal ini, kita mendapatkan Persaudaraan antar sesama manusia dan antara sesama makhluk. Bukannya persaudaraan yang berdasarkan teori, tetapi ia fenomena dalam kehidupan dimana semua umat manusia betul-betul merupakan kesatuan dimana ada ayat Quran yang antara lain mengatakan bahwa manusia berasal dari satu DIRI sehingga dari pengertian ini terungkaplah bahwa bila Anda melukai seseorang berarti melukai yang lain pula, bila Anda berbuat jahat, atau baik terhadap sesama mak itu akan kembali pada Anda sendiri pada suatu saat nantinya. Keadaan ini diumpamakan bila seorang dilukai orang lain maka dalam kesadaran masing-masing akan merasakan sakitnya.

Kesinambungan Kesadaran
Kesunyataan lain yang juga penting sekali adalah bahwa adanya kesinambungan hidup (kesadaran) Menurut pandangan ajaran Hikmah pada hakekatnya tak ada apa itu yang dinamakan kematian. Itu dikarenakan Pribadi Luhur manusia atau Insun Sejati yang bersemayam dalam qolbu manusia itu kehidupannya bersifat kekal. Bahwa kesadaran rendah yang kita kenali sebagai diri kita adalah percikkan kecil saja dari Ingsun sejati kita. Oleh karena kekal itu maka ia tak kenal kematian. Sehingga dalam pencapaian tidak-kenal-kematian itu akan didapat bila perluasan kesadaran dari ikatan materi atau zat dipenuhi. Sehingga akhirnya kodrat sejati Diri Jatinya akan dilihat dan dimengerti.

Para Makhluk Spiritual Cerdas dan Agung

Konsep penting lain yang akan mempertemukan adanya persamaan dalam agama-agama adalah konsep tentang adalah pra makhluk spiritual yang agung dan cerdas di alam-alam luhur / tinggi di alam semesta ini Karena hidup di alam luhur yang tinggi tentu saja tidak memakai badan fisik seperti manusia. Hikmah Illahi mengajarkan bahwa para mahluk itu adalah hasil atau produk alamiah atau evolusi dari kehidupan kosmik, yaitu bahwa semua kehidupan adalah tunggal dan semua kehidupan dalam tahapan-tahapan yang lebih luhur adalah akan semakin meninggi derajat kesadaran dan daya kekuatan spiritualnya.

Alam-Alam Halus atau Dunia yang Tidak Terlihat
Kemajuan sains telah demikian pesatnya sehingga mereka para pakar sains telah memajukan gagasan tentang materi yang dalam hikmah dikatakan adanya dunia-dunia yang halus tak nampak oleh indera manusia yang mereka katakan sebagai hal yang tidak masuk akal. Ajaran hikmah mengatakan bahwa ada dunia-dunia yang ghaib yang menempati ruang yang sama, di sini di sekitar kita tidak jauh di awang-awang sana.
Ruang dalam satu gelas dapat diisi dengan air, begitu juga oleh udara yang dapat menembus air itu, karena udara mempunyai getaran yang lebih halus dari air itu memiliki tingkat materi yang dapat menembus air. Begitu juga halnya alam ghaib ia mempunyai frekuensi getaran yang lebih tinggi dan berada di dalam dunia di sekitar kita, menembusi dunia kita yang tampak, karena zatnya jauh lebih halus, sehingga tak terpengaruh oleh zat yang kelihatan. Seperti halnya air yang dapat menembus saringan sehingga dapat mengalir terus.
Adalah ilmu pengetahuan sejauh ini baru mampu mengetahui adanya dua tingkat materi yang nampak. Namun mereka kini tahu dan membenarkan adanya dunia yang tak nampak dan hidup di dalam dan di sekitar dunia fisik kita sekarang ini.
Adalah apa yang dinamakan surga dan neraka. Juga merupakan tingkat kesadaran yang timbul dari akibat dari amal-amal perbuatan yang baik dan buruk Perbuatan jahat mempunyai frekuensi getaran yang lebih kasar dari frekuensi getaran perbuatan baik. Dengan adanya hukum sebab akibat dan bukan karena kutukan Tuhan seseorang akan mendapatkan “tempat” nya masing-masing di surga atau di neraka.
Adalah kehidupan kejam dan kasar tentunya mempunyai latar belakang kehidupan yang kasar dan kejam pula juga keinginan yang kejam dan kasar pula. Bahkan dalam kehidupan seharian kita sudah terlihat tercatat pada raut muka seseorang apakah terlihat muka yang mulia/ramah tamah atau kejam atau rusak moralnya.
Adalah perlu difahami bahwa pengaruh yang lebih besar akan terjadi di alam ghaib yang tak terlihat itu di alam astral atau alam barzah.
Demikianlah agama-agama mengajarkan agar seseorang dalam hidup keseharian menjaga tingkah lakunya agar menjadi suci sehingga getaran yang muncul adalah getaran yang halus tinggi frekuensinya, akibatnya adalah akan masuk surga yang halus getarannya. Surga dan neraka berada dalam dirimu sendiri kata Omar Khayam. Anda sendiri yang membuatnya. Maka surga dan neraka adalah bukan tempat melainkan keadaan tingkat kesadaran atau lebih tepat sebagai keadaan dimana seseorang sedang berada dalam “tempat” api pensucian dimana semua sifat-sifat buruk pada jiwa manusia dihilangkan / dibersihkan sehingga nantinya pada kehidupan mendatang (karena ada hukum ulangan hidup, agar lebih banyak perbuatan baik yang akan dilakukan hingga Rencana Illahi tercapai semua orang akan menjadi sempurna sebagai Bapaknya yang sempurna di surga sempurna adanya. Nah itulah satu diantara alam ghaib yang tidak nampak yang diajarkan Hikmah Illahi, alam astral atau alam barzah dalam ajaran agama Islam, dimana seseorang menerima siksa kubur / neraka atau nikmat kubur/surga. Surga dan neraka yang lain adalah setelah seseorang dibangkitkan kembali ke muka bumi. Sebagai hidup yang bahagia atau derita yang menyertainya.

Proses Evolusi Jiwa
Ajaran Hikmah mengatakan adanya proses evolusi kesadaran dan materi atau hidup dan bentuk. Apakah yang disebut evolusi itu. Apakah jiwa itu dan bagaimana ia berevolusi? Cara bagaimanakah atau metode apakah agar manusia bisa menjadi sempurna menjadi manusia Illahiah? dimana dengan itu pencerahan spiritual dan keadaan tanpa kematian dapat dicapai?
Mengenai evolusi ini Hikmah illahi mengatakan adanya persesuaian dengan ilmu pengetahuan. Kehidupan makhluk tertinggi menembusi setiap atom di alam semesta. Kemudian hidup mana sebagian telah terungkap dalam mineral / benda tambang, tumbuh-tumbuhan hewan dan wujud manusia yang mengisi bumi kita nan indah ini. Mereka secara perlahan tumbuh berkembang naik ke tingkatan yang lebih tinggi, ke arah kesadaran yang semakin tinggi. Secara bertahap meningkatkan kerumitan ujud dan bentuk.
Jiwa adalah percikan hidup Illahiah yang terselubung dalam materi. Jiwa manusia adalah telah mandiri dalam kesadaran universal melalui proses individualisasi. Yang sebelumnya telah melalui perjalanan panjang sebelum mencapai kemandirian jiwa itu.
Kesadaran juga terlihat dalam materi dan berkembang maju melalui sentuhan atau perkaitan dengan materi. Sebagai mitra yang tak terpisahkan keduanya yaitu kesadaran dan materi / zat, hanyalah dua kutub dari hal yang satu, realitas tunggal satu pusat kesadaran yang bekerja dalam materi membentuk satu wujud di sekeliling dirinya sendiri. Pada awal-awalan evolusi bentuk-bentuk ini sederhana dan dalam perjalanan waktu bentuk-bentuk atau wujud ini bertambah komplek. Namun perlu perhatian bahwa materi yang disebut disini tidaklah selalu berupa materi yang kelihatan seperti dikenal oleh indera manusia. Bahkan dalam materi fisik kita mengenal adanya tingkat-tingkat zat yang dapat diraba tetapi tak terlihat, seperti halnya udara dan ether dan ada tingkat-tingkat yang lebih halus lagi di alam-alam yang lebih tinggi alam halus yang melampaui pengertian pikiran manusia.
Terdapat satu titik dalam perjalanan evolusi dimana kesadaran jadi sadar sendiri, kemudian nantinya tahapan sadar sendiri itu menjadi kesadaran menyeluruh, tapi tanpa kehilangan identitasnya. Pada tahapan seperti sekarang yang telah dicapai manusia, secara kasar berada dalam titik tengah dalam perjalanan evolusi seluruhnya, maka kesadaran individual berfungsi sebagian waktunya dalam materi dan sebagian waktu yang lain dalam non materi. Bila manusia mencapai saat perubahan itu yang kita kenal sebagai kematian itu maka kesadaran meninggalkan badan fisik dan ia memakai badan halus (astral) dan meneruskan hidup di alam halus dengan memakai badan yang sesuai dengan materi alam halus tersebut. Perjalanan di dunia halus ini berlangsung terus sehingga jiwa manusia menjadi agak bersih karena sudah melalui alam astral alam neraka dan siap untuk kembali menjalankan kewajiban turun kembali kemuka bumi ke dunia fisik berjuang lagi merasakan duka dan suka mencari pengalaman intisari hakekat kehidupan hingga pada kematian berikut.
Dalam pergantian atau perpindahan dari yang tampak hingga yang tak nampak dari yang kasar sampai yang halus dari yang di luar hingga yang di dalam, dari yang obyektif hingga yang subyektif, jiwa berkemungkinan berevolusi dari kesadaran tingkatan rendah hingga tingkatan yang lebih tinggi.
Setiap siklus kehidupan akan membawa serta satu point kemajuan ketimbang sebelumnya. Dengan metode mana seseorang akan mendapatkan kemajuan, tumbuh mendapatkan pengalaman dalam kehidupan fisik, serta menyerap pengalaman ini menjadi pengetahuan yang akhirnya jadi kecakapan atau daya kekuatan selama kehidupannya dalam dunia halus. Keadaan ini di misalkan dengan proses pertumbuhan anak balita mengambil makanan pada jam pertama di hari itu kemudian mencernakan makanan itu selama jam-jam berikutnya dan kemudian mengambil makanan dan makan lagi demi pertumbuhan badannya.
Rangkaian pergantian turun kembali pada kehidupan fisik dinamakan juga penjelmaan kembali jiwa. Jiwa-jiwa dalam pertumbuhannya mempunyai banyak persamaannya dengan anak-anak sekolah, yaitu adanya berbagai tingkat kecerdasan pada anak-anak dan dalam daya kreatifnya. Puluhan juta dalam sekolah dasar, jutaan di sekolah menengah, ribuan di sekolah menengah atas dan ratusan di universitas dan lebih sedikit adalah yang telah menyelesaikan pendidikannya.
Mereka yang telah menyelesaikan pendidikannya banyak yang dengan sukarela tetap berdiam di bumi menjadi staf pengajar bagi orang-orang yang di bawahnya. Kelompok ini masih sangat sedikit dan masih sangat mengharap kehadiran Anda sekalian guna membantunya. Mereka yang disebut oleh Theosofi sebagai para Guru Kearifan atau para Mahatma.

Nilai Praktis Ajaran Hikmah Illahi
Tentu saja para jiwa berkembang maju melalui hidup yang berulang, ia tunduk pada hukum-hukum kehidupan dan materi. Dengan mengerti kerjanya hukum-hukum yang diajarkan Hikmah Illahi, seorang manusia akan dapat bekerja sama untuk mempercepat perjalanan evolusi jiwanya dalam rangka menyelesaikan evolusinya dengan demikian ia akan menyelesaikan perjalanan kehidupannya hanya dengan beberapa kali ulangan hidup saja yang seharusnya ditempuh puluhan kali lagi.
Sumber utama dari penderitaan manusia adalah dalam masalah pengetahuan, Ia tidak berpengetahuan tentang kodrat yang dihinggabataskan bagi dirinya sebagai manusia makhluk yang mulia lagi sempurna.
Ia belum tahu akan kesatuan hidupnya dengan semua yang ada, Semua hidup adalah tunggal. Bahwa segala perasaan, pikiran dan perbuatannya yang berkait dengan hidup di sekitarnya akan bereaksi menanggapi kembali pada dirinya dalam bentuk menyenangkan atau tidak. Inilah satu tanda bahwa hidup tunggal adanya.
Sinar yang dipancarkan pada perjalanan evolusi dan pengalaman dalam penderitaan, dengan itu memungkinkan orang untuk menghindarinya adalah satu diantara yang membuat ajaran hikmah Illahi merupakan satu ajaran bermutu. Hikmah Illahi mengetengahkan satu sistem yang akurat bagi pengembangan dan pembangunan watak manusia. Tentunya juga disertai metode pemurnian diri dan penerangan batin. Penerangan batin akan dapat dicapai bila telah menginsyafi adanya perbatasan materi dan sifat yang tak mengenal kematian.
Ajaran ini bukanlah satu syahadat yang harus dipercayai tetapi satu metode kehidupan yang harus dikerjakan setiap saat mereka yang menghayatinya akan secara berangsur memandang ada sesuatu yang baru dalam kehidupan. Karena kesunyataan yang diajarkannya menjadi realitas-realitas dalam kesadaran maka seorang manusia mulai melihat dan merasakan adanya kekuatan dalam diri nya untuk mengatasi keadaan di sekitarnya, sehingga dengan jelas mengerti bahwa nasibnya terletak pada dirinya sendiri. Ia belajar mengenal sebab-sebab suatu penderitaannya dan bagaimana memanfaatkan energi dirinya agar tidak sia-sia.
Ia tak takut lagi pada masalah kematian, karena kini ia mengerti bahwa mati hanyalah satu peristiwa yang selalu berulang dan itupun adalah satu rencana illahi agar tiap orang mendapatkan kemajuan dalam kehidupannya. Kematian hanyalah meninggalkan badan fisik yang sudah usang dan nantinya akan mendapatkan ganti yang baru. Maka kematian hanyalah perpindahan kesadaran ke alam yang lebih halus. Karenanya ia belajar untuk menjadi sadar di kedua alam selagi ia masih hidup di dunia dalam tubuh fisiknya. Dan selanjutnya ia pun ia merasakan bahwa ia telah berubah, yaitu pandangannya yang masih samar tentang keadaan yang kekal menjadi pengetahuan pribadi yang bernilai positif tentang kedaan itu.
Perlu diketahui bersama bahwa Organisasi Theosofi terdiri dari para peminat yang sangat serius bukan karena ikatan kesatuannya bukanlah menekankan pada kepercayaan yang sama, melainkan penelitian bersama serta aspirasi pada ajaran kesejatian yang luhur.
Mereka percaya bahwa ajaran sejati seyogyanya didapatkan melalui studi mendalam, perenungan, pemurnian hidup diskusi dan disertai kebaktian pada cita-cita yang luhur dan mulia. Kebebasan penuh dan toleransi yang disampaikan kepada semuanya saja! @
Readmore → Theosofi : Pengetahuan yang Dibutuhkan

Pandangan Waskita Mengenai Kesehatan dan Penyakit

Anjuran yang mengatakan bahwa bila ingin mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan maka orang harus berpengetahuan adalah cocok dengan ajaran Okult. Untuk mendapatkan kesehatan yang sempurna seseorang harus mempunyai pengetahuan tentang dirinya sendiri, tentang alam di sekitarnya yang memberikan andil berupa energi-energi vital dan tentang tujuan hidup yang telah digariskan oleh Rencana Illahi bagi semua makhluk-makhluk hidup di alam semesta ini.
Tentang diri sendiri umat beragama telah memaklumi bahwa apa yang dinamakan manusia ialah makhluk yang mempunyai jiwa dan raga, jasmani dan rohani. Badan jasmani tersusun dari empat anasir yang telah dikenal, sedangkan rohani secara mudahnya adalah berasal dari Tuhan. Bila menginginkan kesehatan yang baik maka antara keduanya harus ada keharmonisan dalam kehidupan. Dengan keharmonisan atau keseimbangan antara keduanya, energi di daerah sekeliling dirinya akan mudah masuk mengalir secara teratur ke dalam tubuh tanpa hambatan.
Sekarang kita harus memahami secara intelektual bahwa kita dan semua makhluk sedang hidup dan bergerak di dalam alam yang penuh dengan gelombang pusaran energi dari berbagai tingkatan getaran. Di antara beratus-ratus energi yang baru dikenal adalah empat energi yang telah dapat diamati oleh para Okultis. Keempat energi itu bermanifestasi di setiap alam-alam yang tujuh. Sedangkan manifestasi keempat energi di alam fisik adalah energi listrik, daya kekuatan hidup, kundalini dan energi vitalitas. Semua energi tersebut berasal dari Tuhan Sang Pemberi Hidup. Daya-daya kekuatan hidup, vitalitas dan kundalini tidak langsung berhubungan dengan kehidupan mental dan emosional manusia melainkan hanya bagi kesejahteraan badan jasmani manusia. Terdapat daya-daya kekuatan lain yang masuk ke dalam diri manusia dan langsung berpengaruh terhadap kesadaran manusia. Daya-daya kekuatan ini berada di dalam setiap alam seolah-olah mengambang di angkasa di setiap tingkatan alam. Setiap jenis pemikiran akan melesat dengan secepat kilat dan mengelompokkan diri di alam mental. Demikian pula dengan sejenis emosi atau perasaan yang bermutu akan mengelompokkan diri di alam Astral. Setiap pemikiran manusia baik jahat maupun baik menambah besarnya kelompok awan pikiran yang sejenis dan memperkuat isi pikiran manusia tersebut. Demikian pula halnya dengan perasaan dan emosi seseorang terhadap kelompok awan perasaan dan emosi di angkasa Astral
Awan-awan kelompok pikiran dan kelompok awan perasaan tersebut masuk dan mempengaruhi kesadaran manusia melalui satu atau lebih chakra-chakra yang berada dalam diri manusia.
Sebagai contoh : seseorang yang sedang ketakutan terhadap sesuatu hal akan memancarkan getaran rasa takut dan sekaligus menarik masuk ke dalam kesadarannya awan Astral di sekitarnya. Hal ini dengan pasti akan menambah rasa takut dan panik yang luar biasa, hingga terkadang karena tak terkontrol lagi membuat satu kejahatan. Ia merasa seram sendiri bila memikirkan hal itu dengan apa yang telah diperbuatnya, setelah ia menjadi sadar kembali (tidak takut lagi)
Demikian pula halnya bila terhadap seseorang yang merasakan kasih sayang dan pengabdian; ia memancarkan getaran rasa kasih sayang dan pengabdian dan sekaligus menarik masuk ke dalam dirinya kelompok awan kasih sayang dan pengabdian yang mana akan menambah tinggi mutu kesadarannya meningkatkan kualitas hidup kerohaniannya. Setiap getaran akan beresonansi dengan getaran sejenis.
Karena hal-hal seperti itulah maka Anda harus menjaga setiap pikiran dan perasaan dengan mengusahakan pemikiran yang luhur dan bermutu, berwawasan jernih, ceria. Demikian pula kita harus mengingat bahwa kita berada dalam naungan hukum-hukum yang perkasa, sehingga setiap gerak dari pikiran maupun perasaan akan memantul kembali, tak a da yang namanya kebetulan, sehingga dengan itu kita akan berhati-hati dalam melangkahkan kaki dalam perjalanan hidup ini.
Dari hasil pengamatan para pakar Okult tersebut ternyatalah bahwa kita manusia khususnya dan makhluk lainnya merupakan himpunan dari energi dari berbagai sumber. Kekuatan yang terhimpun dari luar dan ada pula yang memancar keluar. Kekuatan ini selalu bergerak melalui diri kita dan memancar keluar ke segala penjuru, berwarna indah atau buram tergantung dari motivasi dalam diri kita.
Tiada seorang pun dalam hidup ini sepenuhnya sehat atau sakit, sebab banyak arus energi yang menjadikan badan sehat yang seharusnya masuk dengan mudah terhambat oleh perilaku manusia sendiri. G. Hodson menamakan hambatan ini sebagai palang pintu. Yaitu berupa nafsu-nafsu dalam diri manusia itu sendiri yang berkembang melalui perbuatan, pikiran dan perasaannya. Nafsu-nafsu yang tidak menghendaki manusia untuk pulang ke sumber asalnya dan ingin tetap berdiam di dunia yang fana, atau bahkan mengingkari ke-Illahian Diri Jati manusia. Yang dengan demikian manusia terbawa/ terpengaruh untuk melanggar azas-azas dasar dalam hukum-hukum/sunatullah di alam semesta raya ini,
Nah, pelanggaran inilah merupakan awal-awalan dari sumber penyakit yang diderita manusia. Azas pertama adalah azas Kesatuan hidup/Tauhid. Azas yang kedua adalah “bahwa badan manusia ini adalah Rumah Tuhan/Candi Tuhan, yang harus dipergunakan untuk Sang Diri Jati dalam menumbuh kembangkan potensi dirinya untuk mencapai kesempurnaan.”
Dengan demikian perilaku yang tepat di dalam menggunakan energi pikiran, energi perasaan dan aktivitas manusia akan membuahkan badan yang sehat dan kuat.
Perhatikanlah nasehat para pakar ahli Kerohanian. Bahwa dalam segala bentuk, dalam segala wujud hanya terdapat SATU HIDUP (wahdatul wujud). Barang tambang/mineral, tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia dan makhluk supra manusia/sempurna menjalani kehidupan yang sama satu sumber dari yang Maha Hidup itu . Hidup dari sumber yang sama mengalir ke dalam diri semua makhluk/ke dalam diri manusia. Menyesuaikan diri dengan hukum-hukum atau Kehendak Sang Maha Hidup akan membuahkan hidup yang sehat. Menolong membantu terlaksananya Kehendak-Nya berarti menolong diri sendiri. Berbuat kejahatan terhadap yang lain akan memantul ke dalam diri sendiri, sebab hidup adalah Tunggal. Inilah hukum dasar yang belum banyak orang memahami dengan tepat.
Ini sesuai dengan ungkapan yang memperingatkan “Ingatlah bahwa segala perbuatanmu akan dikembalikan padamu, hingga seolah-olah kamu sendirilah yang akan membuat hukuman.” Ini berlaku bukan hanya bagi manusia perorangan tetapi juga kepada masyarakat maupun bangsa-bangsa. Satu bangsa yang menganggap dirinya besar dan kemudian memerangi bangsa lain kemudian menjajahnya membuat menderita bangsa terjajah itu, akan mendapatkan balasan pada suatu saat nanti. Apa yang ditebarkan oleh seseorang, maka ia akan memetik hasilnya nanti. Hukum yang tak mengalami perubahan ini berlaku di Jagad Raya. Ia selalu konsisten. Maka bila ada pelanggaran, hukum bekerja keras memperbaikinya dengan derita atau sakit. Nah energi sakit dan derita inilah bentuk pemulihan kembali pada jalur kebenaran yang harus dijalani, ini sebagai pelajaran agar tidak melakukan pelanggaran. Ini berlaku bagi setiap orang apakah ia seorang raja, orang kaya, orang miskin. Pelanggaran ini mengakibatkan energi kehidupan dalam diri seseorang menjadi terputus atau terhambat.
Saudaraku! Itulah pelanggaran terhadap azas dasar yang pertama; hambatan yang kedua adalah “pelanggaran terhadap penggunaan badan-badan” Penyakit adalah Guru yang memperingatkan manusia bahwa “ada sesuatu yang salah” dalam melangkahkan kaki dalam kehidupan. Sang Roh atau Diri Jati manusia mengetahui, belajar dan mengharapkan agar diri rendah manusia mau bekerja sama (personalitas). Diri itu mengalami dan melihat semua perbuatan dan mengalami akibat-akibatnya dalam kehidupan lampau dan kehidupan sekarang ataupun yang berikutnya, dan semua itu menghasilkan buah pengalaman yang nantinya menjadi kebijaksanaan. Hidup ini tidak mempunyai nilai untuk diperjuangkan bila keadaannya tidak demikian. Inilah satu pelajaran yang tinggi dan telah diajarkan oleh para Guru Agung di berbagai zaman bahwasanya jalan menuju kebahagiaan kekal adalah berada dalam diri sendiri. Dan itu didasarkan kepada pengakuan adanya Tuhan Yang Maha Kuasa yang mempunyai rencana agar manusia naik ke tingkatan yang lebih tinggi dari tingkatan yang ada sekarang.
Adapun jalan menuju kebahagiaan kekal atau kesempurnaan itu berdasarkan akan adanya kesatuan semua kehidupan. Bagi umat Kristen hal itu sudah dianjurkan oleh Sang Kristus ”jadilah kalian sempurna sebagaimana Bapak di Surga sempurna adanya.“. Tetapi bilamana kita mengeksploitasi orang lain dan membuatnya menderita, maka berarti kita telah menyalahgunakan energi yang diberikan-Nya secara salah. Ini berakibat pada penyakit-penyakit dan rasa takut yang menjangkiti kita.
Saudaraku, itulah dua hal mendasar yang harus kita mengerti dengan sungguh-sungguh. Apalagi bagi anak muda yang masih panjang umurnya masih panjang pula riwayat hidupnya. Apakah waktu yang masih panjang itu akan diisi dengan yang berkualitas ataukah tidak terserah Anda saja.

Menjenguk Orang Sakit
Di dalam kita menjenguk seseorang yang sedang menderita sakit seseorang juga harus menggunakan pikiran yang benar. Pikiran adalah energi, nah di sini kita bisa keliru bila kita belum berpengetahuan tentang energi pikiran yang ada di dalam alam di daerah sekitar diri manusia.
Kita harus menghindari pikiran yang menganggap bahwa si sakit menghadapi sakit yang berat dan parah. Tetapi pikirkanlah si sakit sebagai orang yang berpotensi besar untuk berbahagia dan menjadi sehat. Pikirkanlah hal positif yang ada pada diri saudara kita itu. Ini akan mempercepat proses penyembuhan. Janganlah berpikir dan kemudian berkata “alangkah baiknya bila nyonya mampu mengatasi penderitaannya.”
Atau berpikir kemudian berkata “Sungguh aneh mengapa si tuan Dadap menderita sakit itu“ Itu sikap kurang benar di dalam kita menjenguk orang yang sedang sakit. Tetapi berpikir dan berkatalah “Syukurlah tuan Waru telah menunjukkan tanda-tanda kesembuhan” janganlah kita memiliki kemauan /berpikiran untuk menyembuhkan orang sakit, melainkan hanya hendak menjadi saluran energi kepada si sakit agar mendapatkan energi tambahan atas kehadiran kita dan semoga energi itu mempercepat proses penyembuhan penyakitnya
Satu hal lagi yang perlu diperhatikan bila kita tidak ingin membuat orang lain menderita tanpa kita menyadarinya. “Janganlah berbicara jahat“. Bila Anda telah mengerti hukum-hukum yang bekerja di alam pikiran maka anda menyaksikan betapa mengerikan akibat-akibat dari berbicara jahat. Misalkan seseorang sedang bergosip dengan teman-temannya di warung pojok “betapa mengerikan tuan M telah mabuk dan memukuli istrinya semalam hingga babak belur dan perlu dibawa ke rumah sakit!” para pendengar asyik membayangkan betapa menderitanya sang nyonya dan lucunya tuan M memukuli istrinya. Kemudian acara pertemuan bubar. Tetapi teman-temannya kemudian menceritakan ulang kepada istrinya ataupun kepada teman yang lain. Begitulah mereka tidak mengerti bahwa energi pikiran mereka yang berasal dari satu orang telah membesar sedemikian besar dan menjadikan si tuan M bertambah jahat dan istrinya pun menjadi tidak berdaya mengatasi kesulitannya karena energi jahatnya sudah bertambah besar (akibat kiriman dari si penggosip tadi), maka berbicara buruk/jahat menimbulkan banyak kejahatan secara beruntun dan agaknya ini termasuk akar dari segala penderitaan manusia (karena avidya).
Maka hendaknya bilamana kita bicara mengenai urusan-urusan pribadi seseorang dan mereka tidak bersama kita. kita bersikap berpikir positif dan berkata “bagus sekali tuan X telah mampu mengalahkan nafsu akan minuman keras.“ Dengan berpikir dan berbicara begitu berarti kita telah menolong dia, bila sebaliknya berarti kita telah membawa ke jurang yang lebih dalam.
Bila Anda telah mengerti proses dari kerjanya pikiran, maka marilah kita coba dengan membahas sang penyembuh yang memiliki Daya Penyembuh Yang Mujarab.
Di kalangan umat beragama (Islam) telah diajarkan bahwa “mengingat Allah” atau zikir adalah satu bentuk atau usaha penyembuhan. Mengapa?
Orang yang sedang sakit itu, seringkali berkeluh kesah, tidak sabar dan terkadang berburuk sangka terhadap Sang Pemberi Hidup. Tuhan tidak adil, mendapat takdir buruk dan sebagainya.
Maka langkah awal adalah menetralisir pikiran buruk terse but dengan pikiran positif. Dengan mengingat anjuran dari yang Maha Pengasih Penyayang sebagaimana Hadits
“Aku senantiasa berada di samping seseorang yang berbaik sangka dan tetap bersamanya selama ia tetap mengingat kepada-Ku”. (H.R. Bukhori dan Muslim)
Setelah yakin bahwa Tuhan selalu bersamanya di manapun ia berada, barulah dimulai berzikir mengulang-ulang Asma Allah Zat Mutlak Pemberi kehidupan. Pemberi Kesembuhan. Dalam hal ini juga ada anjurannya yaitu dalam ayat 28 surat Ar Raad :
“ …. hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang dan tenteram.”
Apakah benar demikian….? Ini menjadi hal yang benar bila mana pikiran Anda diberi muatan positif bahwa Beliau Zat Mutlak di alam Ghaib di alam yang sangat Luhur mempunyai Kekuatan yang hebat untuk menyembuhkan penyakit dan kekuatan itu sekarang dipikirkan/dihubungi agar turun untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya.
Dengan mengulang-ulang menyebut nama “Allah” seeorang akan membuat getaran pikiran naik ke alam luhur di mana Zat Mutlak berada. Bila memang terbentuk frekwensi yang sama, maka menurut hukum getaran itu akan turun kembali/karena memantul. Dan kemudian getarannya masuk ke dalam tiap hidup dalam sel-sel tubuh si sakit, diisi oleh hidup Illahiah dan menjadi obat bagi kesembuhan penyakitnya.
Bilamana zikir itu dikerjakan sesuai dengan anjuran yang benar (lebih lama lebih baik) maka kesembuhan akan cepat didapatkan. Karena selama proses zikir itu berlangsung, maka dalam diri si sakit. Setiap sel dalam tubuhnya akan bekerja dengan harmonis dengan yang lain, tanpa hambatan inilah yang juga mempercepat proses penyembuhan.
Demikianlah melalui zikir dan doa-doa yang dipanjatkan, insya Allah, akan terbangkitkan rasa percaya diri dan optimis mendalam diri si sakit.
Zikir dan doa mengandung unsur psikoterapi yang efektif, tidak hanya dipandang dari sudut ilmu kesehatan tetapi juga dari sudut kesehatan jiwa manusia. Bukti-bukti ilmiah telah menunjang pendapat ini.
Sedikit intermezo dari dunia muslim. Dikatakan bahwa kata Allah mempunyai energi atau kekuatan yang hebat, bila diucapkan dengan tepat da benar.
“….. pada suatu saat seorang musuh Nabi Muhammad yang berusaha akan membunuhnya menemukan sang Nabi sedang tertidur kelelahan di bawah pohon yang rindang ….. Dengan perlahan diambilnya pedang sang Nabi… lalu berteriak membangunkan sang Nabi ….. wahai Muhammad! sekarang siapa yang akan melindungimu dari pedang ini?? Sang Nabi dengan penuh keyakinan dan suara yang mantap berseru “Allah” dan … gemetarlah tangan pembawa pedang dan jatuhlah pedang itu……”
Itulah satu diantara kekuatan tersembunyi yang terdapat dalam kata “Allah”.
Dalam dunia muslim Allah mempunyai 99 nama-nama yang indah (Asmaul husna). Setiap nama mencerminkan sifat-sifat tertentu dan mempunyai kekuatan tertentu pula yang digunakan sebagai mantra guna menghubungkan antara makhluk dengan Khaliknya. Ini sesuai dengan anjuran dalam ayatnya. “Bagi Allah ada nama-nama yang indah, maka serulah ia dengan menyebut nama-nama itu.” Al Araaf ayat 180.
“Allah itu mempunyai 99 nama. Barangsiapa yang mengenal, memahami dan mengingat-Nya selalu maka ia akan masuk dalam kebahagiaan.” Hadits
Demikianlah dengan menyebut/mengulang-ulang nama-nama sesuai dengan keinginan, nama-nama Allah menjadi mantra yang digunakan untuk memohon sesuatu kepada-Nya.
Contoh tersebut adalah dengan zikir mohon ketenteraman dan ketenangan jiwa. Tetapi ada juga yang meminta kekuatan/kesaktian ataupun kekayaan. Apakah yang dimaksud dengan mantra? Mantra adalah satu di antara tiga kelompok/metode guna pengembangan jiwa manusia yaitu suara, warna dan energi mental. Dan tiap kelompok terdapat banyak teknik-tekniknya pula. Dalam artian umum maka yang dimaksud “mantra” adalah “setiap getaran suara yang dikeluarkan oleh mulut manusia agar mendapat tanggapan (dari alam luhur).
Sejak dahulu memang suara memegang peranan penting dalam metode pengembangan jiwa manusia. Suara geledeg atau guntur sangat menakutkan, tetapi suara musik membuat senang hati manusia. Bila suara-suara diucapkan dengan kombinasi kata-kata tertentu maka didapatkan pengaruh tertentu pula pada jiwa manusia. Demikian pula suara tertentu mengakibatkan efek tertentu yang lebih kuat pada pusat-pusat tertentu dari pusat lainnya dalam jiwa manusia.
Demikianlah semua ajaran agama mengajarkan mantra-mantra demi pengembangan jiwa manusia. Maksudnya ialah agar manusia tak terfokus pada kehidupan lahiriah semata tetapi sangat perlu juga pengembangan jiwa/batinnya.
Mantra yang sangat kuat adalah kata yang berbunyi OM atau AUM dalam Hinduisme. AMIIN dalam Islam dan AMIN (dengan satu ‘i’) dalam dunia Kristen. Atau kalimat : “Aum mani padme hum“ itu merupakan mantra-mantra yang sangat terkenal dalam dunia keagamaan. Masing-masing mempunyai keistimewaan sendiri-sendiri. Para pakar kerohanian sejak zaman dahulu telah mengetahui adanya pengaruh terhadap fisik manusia tetapi juga batin.
Di sinilah perlunya kita mengetahui akan adanya tujuh kekuatan batin/jiwa dalam diri manusia. Tiga kekuatan yang suci atau tingkatan luhur dan tiga lagi tingkatan rendah. Satu kekuatan berada di tengah-tengah kedua kelompok itu. Yang bertingkatan rendah itu terpusat di perut, organ sex dan di dasar tulang punggung. Tiga daerah. Inilah tiga kekuatan jiwa tingkatan rendah manusia yang dikenal sebagai nafsu-nafsu dalam diri manusia dan merekalah yang terbanyak mendapatkan perhatian dalam kehidupan manusia sekarang. Kebanyakan problem-problem dalam dunia sekarang bersumber pada ketiga kekuatan jiwa tingkatan rendah yang terlalu aktif, dan merekalah kekuatan jiwa yang paling berkembang dalam evolusi dunia sekarang, sebagai energi terkuat yang dipunyai manusia di saat ini yang kita miliki. Mereka dengan rakusnya menarik semua energi (luhur) agar tunduk kepadanya, hampir 90%. Oleh karena itu agar terjadi keseimbangan perlu manusia membuat kerja kekuatan yang luhur bekerja secara lebih efisien. Dan inilah memang yang dikehendaki oleh ajaran agama-agama dunia, menjadi manusia seutuhnya yang berkualitas tinggi.
Karena kerja dari kekuatan jiwa tingkatan rendah ini, yang mendominasi banyak umat manusia, maka akibatnya penderitaan, karena mereka hanya membuang-buang energi yang begitu berharga.
Hukum utama yang harus diperhatikan oleh orang yang menginginkan hidup sehat sejahtera adalah hukum dasar dari Alam Semesta ialah bahwa energi yang keluar akan mengikuti pikiran anda. Secara otomatis dan tanpa kemauan. Oleh karena itu dapat dikatakan: pikiran adalah energi terbesar yang dimiliki manusia. Sejarah telah menunjukkan berkali-kali bagaimana dunia berkembang maju dikarenakan hasil pemikiran para manusia yang genius.
Nah karena itu seharusnya kita tidak menggunakan energi pikir ini dengan sia-sia. Menghamburkan energi karena kita tak mengerti pada hukum-hukum yang ada, tetapi secara mudahnya adalah dikarenakan manusia menuruti kemauan nafsu-nafsu rendahnya serta keinginan yang berdasarkan egois yang besar. Cemas, benci, takut, dengki, iri hati, was-was juga termasuk penghamburan energi. Itulah penyakit jiwa yang harus disembuhkan segera,

Jiwa yang Gelisah dan yang Amarah
Amarah dan gelisah adalah nafsu-nafsu dalam diri manusia yang harus dikendalikan, karena bila tidak ia termasuk unsur-unsur dalam diri manusia yang akan membawa bencana. Agar kita khususnya generasi muda mengenal dan mengerti bahwa banyak sifat-sifat dalam diri manusia yang harus dirubah kwalitas nya agar tidak menghambur-hamburkan tenaga berikut penulis rinci menjadi 31 sifat-sifat yang tidak terpuji :
1. kelemahan jiwa
2. putus asa
3. putus harapan
4. sombong/angkuh
5. gembira yang berlebihan
6. ujub/heran pada dirinya
7. merasa megah/gagah
8. penganiaya
9. curang
10. ingkar pada kebenaran
11. tak tahu terima kasih
12. tergesa-gesa/gugup
13. sempit dada
14. picik/pemikiran pendek
15. berat berbuat baik
16. bakhil/tamak pada harta
17. loba
18. pembantah
19. senang pamer/ria
20. ragu pada petunjuk baik
21. bodoh/pemalas
22. tak pernah introspeksi
23. keras kepala/suka debat
24. munafik/berpura-pura
25. gelisah dan keluh-kesah
26. segan membantu orang
27. lari dari kebenaran
28. menentang kuasa Illahi
29. durhaka
30. melampaui batas
31. cinta duniawi/harta

Itulah sifat-sifat yang tidak terpuji yang masih melekat pada sebagian besar jiwa umat manusia dan harus diperjuangkan agar ada perubahan. Karena sifat-sifat itu berarti satu pembuangan energi yang sia-sia dan menjadikan tubuh fisik lemah dan mudah mendapat serangan penyakit.
Itu juga suatu cela pada diri manusia dikarenakan kurang “pengetahuan” tentang adanya rencana illahi atau minimal mengetahui sabda nabi Muhammad ‘agar manusia menjadi sempurna akhlaknya”
Mengapa menjadi sempurna, ialah agar manusia dapat merasakan kebahagiaan yang hakiki membantu rencana illahi.
Oleh itulah diantara sifat negatif yang ada seperti, rasa takut, bingung, sedih dan yang lainnya dapat menimbulkan penyakit parah. Para dokter telah menyatakan bahwa keadaan tertekan dan sedih akan mengakibatkan penyakit darah tinggi, dimana kemudian membawa efek kepada merusak jaringan otak, ginjal dan yang lain akhirnya membahayakan kelangsungan hidup kita manusia bisa-bisa masuk ke dalam neraka dunia. Satu pengamatan telah dilakukan oleh seseorang kepada mereka yang masih dilekati sifat-sifat tercela adalah cerita sebagai berikut :

Kejahatan-Kejahatan yang Tersembunyi
Alangkah jahatnya seorang istri yang menginginkan suaminya yang kaya raya segera meninggal dunia, agar dengan demikian ia mendapatkan warisan yang banyak dan dengan warisan itu ia bisa bersenang-senang dengan pria lain bekas pacar yang dicintainya. Seorang pria pun ada yang demikian. Memang ia belum sampai kepada masalah warisan tetapi yang diinginkan adalah ia bisa ganti istri. Pernahkah Anda memperhatikan ada sejumlah orang yang bersorak-sorai ketika ada orang lain ditimpa musibah? harus mengeluarkan banyak uang untuk menanggulaginya? Melihat temannya tidak lulus ujian, temannya dikhianati kekasihnya? Temannya jatuh sakit, tidak punya prestasi apa-apa. Gembira melihat toko tak ada pembelinya, melihat temannya habis-habisan dirampok atau kebakaran atau uang habis guna berobat? Ia tersenyum melihat itu semua.
Tetapi sebaliknya bila ada temannya yang sukses dalam keuangan, terkenal, mendapat rezeki berlimpah, ia merasa panik setengah mati.. dalam hati ia mencaci maki mereka mengapa temannya bisa begitu? Diam-diam ia menginginkan agar teman-temannya yang sukses itu mendapat musibah, kebakaranlah, kematian anggota keluarganyalah, tabrakan dan seterusnya.
Mereka memang tidak memfitnah secara langsung tidak terang-terangan menghina, tidak berbuat sewenang-wenang atau melakukan tindak kriminalitas seperti mencuri, merampok dan semacamnya. Mereka memang tidak memeras, tetapi secara diam-diam merasa senang jika kita diperas penjahat Mereka memang tidak melakukan sabotase agar kita gagal meraih sukses atau selamat, tetapi diam-diam mereka selalu panas hatinya melihat kesuksesan orang lain dan menunggu dengan sabar atas kegagalan usaha kita.
Pertanyaan yang bisa dilakukan atas kejadian di atas : apakah semua itu dapat dikatakan perbuatan yang benar? Jawabnya adalah tidak! tidak benar. Hati mereka dikuasai oleh nafsu syetan nafsu kejahatan, buruk tercela betul. Tetapi karena disimpan dalam hati, belum dikeluarkan, tidak diekspos maka tinggallah kejahatan itu sebagai kejahatan terselubung. Kejahatan tersembunyi itu mengambil bentuk; keinginan jelek, senang melihat orang lain menderita, tetapi menjadi panik dan panas hati bila melihat orang lain gembira dan sukses dalam usahanya. Padahal orang-orang itu sama sekali tidak mengganggunya dan kenal pun tidak dan mereka pun hidupnya baik bukan orang jahat. Persoalannya tentu lain bila yang tertimpa musibah itu seorang yang pernah membuat diri dan keluarganya menderita, yaitu para penjahat, para koruptor yang membuat derita jutaan rakyat, dan orang yang meraih sukses dengan penuh kelicikan. Dan agaknya inipun tidak boleh sebab setiap orang akan menanggung segala akibat dari perbuatannya. Kita serahkan mereka pada kekuasaan hukum yang perkasa. Jadi hakekatnya kita tidak boleh menyimpan dalam diri kita satu keinginan yang jahat terhadap orang lain. Walaupun itu orang jahat.
Seorang sahabat hidup sukses kaya raya dan istrinya cantik mengapa kita harus iri? Seorang pejabat yang baik dan tiba-tiba mendapat musibah, mengapa kita bersuka cita mendengarnya? Bagaimana mungkin seorang istri gembira melihat suaminya meninggal, ataupun suami gembira melihat istrinya meninggal? Anak pun ada yang gembira tertawa-tawa melihat bapaknya meninggal pulang ke rahmat Allah. Menghitung-hitung warisan yang akan diterimanya nanti. Bagaimana itu mungkin sangat aneh bukan? Mengapa hal itu terjadi? Jawabnya: adalah dikarenakan hati/jiwa yang kotor minim dari pengetahuan agama/spiritual. Kelewat kotor penuh duri-duri kedengkian, ulat-ulat kebencian, iri hati yang keterlaluan. Alangkah jauh bedanya dengan seseorang yang pemaaf, memaafkan semua perbuatan yang pernah mencelakakan diri nya, tak ada dendam, pengasih.
Adalah satu hal yang manusiawi bila duri dengki yang sadis memang acapkali mengunjungi hati manusia dan hanya mereka yang benar-benar hidup sucilah yang terbebas dari sifat-sifat tak terpuji itu. Mereka itu memang tak bertindak sadis, tidak melakukan kejahatan langsung. Tetapi jangan lupa pikiran manusia adalah pencipta, itu bisa berkembang. Kita prihatin atas hal ini. Bagaimanakah bila Anda mendapatkan musibah dan mereka “mensyukuri” atas derita Anda itu. Atau Anda mendapatkan kenaikan pangkat dan mereka menjadi sinis terhadap Anda.
Kedengkian adalah racun yang berbahaya, suatu saat akan memantul kembali pada diri yang bersangkutan. Maka jauhilah!
Saudaraku. Kombinasi antara sifat-sifat tercela yang 31 itu meramaikan kehidupan manusia di dunia kita ini. Menurut pakar Okult mereka adalah jiwa-jiwa muda yang harus banyak belajar, harus banyak turun ke bumi. Untuk belajar sebanyak-banyaknya. Bukan tak ada sangsi kita mempunyai sifat-sifat demikian, karena menghamburkan energi yang seharusnya untuk belajar tetapi digunakan secara sia-sia menuruti keinginan nafsu-nafsu amarah dan lawammah.
Nah saudaraku itulah sumber penyakit dalam diri manusia yang di suatu waktu akan muncul tanpa kita mengerti sebab-musababnya. Tetapi dengan ke mauan untuk belajar akhirnya kita akan menguasai nafsu-nafsu yang menghalangi kita un tuk mendapatkan kemajuan. Mencapai kesempurnaan sebagaimana dikehendaki semua ajaran agama-agama dunia. Modal awal adalah badan yang sehat wal afiat.

Apa Yang Harus Kita Lakukan Sekarang?
Semua yang ditulis dan telah Anda baca di atas adalah agar Anda mendapatkan pandangan baru bahwa ada sesuatu yang harus dikerjakan dalam kita hidup dan bergerak di alam semesta ini. Ada satu ayat yang mengatakan: makhluk manusia itu tidak diciptakan sembarangan, tetapi diciptakan dengan tujuan dan maksud tertentu. Seorang pakar Okult mengatakan bahwa: ”sesungguhnya diri jati manusia adalah makhluk ruhani/spiritual yang berasal dari Tuhan dan akan kembali pada Tuhan.” Nah disini kita harus bersyukur sedalam-dalamnya pada Illahi yang telah menjadikan kita manusia sebagai makhluk yang mempunyai masa depan yang penuh dengan keluhuran dan keindahan.
Jadi usaha kita sekarang adalah tinggal berusaha menyesuaikan diri dengan rencana Illahi yang telah berjalan sejak adanya makhluk-makhluk di alam. Bila Anda sekarang berada dalam kondisi sakit, maka itulah satu pelajaran atau Guru yang paling baik yang menjadi pengalaman pahit bagi Anda agar tidak berbuat salah lagi dalam kehidupan.
Anda harus memulai menerapkan pengetahuan yang telah dibaca. Khususnya mengenai Kesatuan hidup Anda harus memulai dengan tidak makan daging. Menurut ajaran para guru kerohanian, selain mereka adalah makhluk yang juga sedang diberi hidup agar maju dan berkembang. Tetapi juga getaran-getaran dari kemarahan, dendam dan kebencian (karena sedang enak-enak hidup kok dibunuh) akan menjadi/masuk ke dalam diri si pemakan daging tersebut. Getaran-getaran inilah yang nantinya berproses menumbuhkan nafsu-nafsu rendah dan akhir nya menjadikan penyakit.
Seorang sahabat penulis, seorang pensiunan kepala sekolah setelah satu bulan menjadi vegetarian, tubuhnya menjadi sehat kembali dimana sebelumnya rupa-rupa penyakit yang susah disembuhkan oleh dokter-dokter di rumah sakit. Tentunya merokok, kopi atau minuman-minuman keras lainnya sudah ditinggalkan.
Tindakan selanjutnya adalah apakah kita sudah mampu mengendalikan pikiran kita, agar pikiran tidak mengambang ke sana-kemari. Ingatlah dalil bahwa “energi mengikuti pikiran” jadi nasib Anda baik-buruknya tergantung pada apa yang anda pikirkan. Biasanya kita berfikir terfokus pada apa-apa yang terdapat di sekeliling kita apa itu barang, orang, diri kita sendiri. Bila demikian kita berpikir pada hal-hal yang rendahan dan terpusat ke situ maka mengalirlah energi kita ke sana dan kita kehabisan energi yang bermanfaat bagi kesehatan.
Kita akan mengalami kehilangan energi bilamana perhati an pikiran kita terfokus pada orang-orang, barang, benda-benda atau keadaan-keadaan yang mempunyai getaran-getaran yang lebih rendah dari yang kita miliki. Disini kita harus mengerti ada hukum “pengaliran energi ke bawah” seperti sifat air. Namun bila pikiran kita tujukan pada “Yang di Atas”. Tuhan atau Makhluk Agung yang mempunyai kecepatan getaran yang sangat tinggi, kita a kan mendapatkan energi. Oleh karena itu kita mengetahui ada beberapa aliran kebatinan yang mengajarkan agar setiap saat/detik dalam bernafas dilatih agar waktu menarik nafas kita mengucap dalam batin kata “Hu” kemudian ketika menghembuskan nafas menyebut “Allah”. Dengan menyebut nama-nama Allah yang berarti berzikir maka berarti kita menghubungkan diri pada oknum yang mempunyai getaran yang lebih tinggi. Berarti pemikiran konsentrasi hidup kita terarah, menjadikan hubungan atau saluran bagi pancaran energi yang di atas mengalir pada kita. Maka sebaiknya dimulai kebiasaan yang membawa kita pada kesehatan tubuh dengan berpikir pada hal-hal yang suci. Karena dari zikir tersebut akan terjalin hubungan dengan yang Maha Kuasa dan kita menerima energi tingkat tinggi yang akan merangsang dan memperkuat kita dalam segala hal, apakah fisik, mental, dan rohaniah. Perlu kita tahu bahwa semakin tinggi alam dimana berada para Makhluk-Agung semakin halus dan semakin cepat getaran yang ada di sana. Demikianlah kita berusaha agar kita tidak membuang waktu yang sangat berharga.
Dari ajaran para Guru Kerohanian tersebut kita menjadi mengerti mengapa kepada umat Islam diwajibkan shalat 5 waktu dalam sehari semalam sehingga tidak ada waktu yang lowong terbuang sia-sia.
Apalagi di dalam shalat itu ada doa yang disampaikan “semoga kepada para Nabi, kepada orang yang baik-baik selalu mendapat berkah dan keselamatan……” Satu doa bukan untuk kepentingan diri sendiri
Ternyata metode itu telah membawa bangsa Arab keluar dari krisis moral yang luar bi asa, di zaman Jahiliyah / kebodohan dan membangun peradaban Islam yang besar.
Upaya selanjutnya adalah mengenal lebih baik tentang tuju an hidup dari Ruh atu jiwa kita yang telah diberi perangkat be rupa badan jasmani, perasaan dan pikiran. Dimana kadang-kadang terjadi pertentangan antara satu dengan yang lain.
Ruh itu oleh kalangan ahli kerohanian identik dengan energi batin yang sangat halus. Dan telah kita mengerti bahwa itulah yang disebut sebagai makhluk spiritual yang datang dari-Nya. Atau Ruh itu datang dari Sumber Energi yang sangat halus dan mempunyai gelombang getaran yang sangat tinggi di alam yang tinggi dimana kemudian pancarannya turun ke bawah / semakin menjauh hingga kecepatan getarannya menjadi berkurang. Seperti hal nya air hujan yang jatuh ke bumi akan mengisi tempat yang paling rendah dulu. Bila kita ingin menahannya kita harus mempunyai cara untuk menahannya agar tidak jatuh ke bumi.
Ruh atau jiwa kita mengerti betul tentang energi pada diri nya dan menggunakannya untuk peningkatan kesadaran. Oleh itu sedikit demi sedikit energi batin itu disiramkan kepada kita / manusia agar meningkat derajat kemanusiannya .
Tetapi dalam perjalanan hidup manusia tidak selalu dapat menampung energi yang datang dari atas itu bahkan menghambur-hamburkan energi itu, sehingga menimbulkan derita atau penyakit-penyakit.
Disinilah perlunya ada usaha penambahan energi agar kesehatan tetap terjaga atau pulih kembali setelah sembuh dari sesuatu penyakit. Nah, metode penambahan energi yang paling mudah dan lazim adalah melalui pernafasan (pranayama)
Energi itu dihimpun dengan menahan nafas dalam paru-paru untuk jangka waktu tertentu. Ketika udara dihembuskan ke luar biarkan menggetarkan/menyentuh langit-langit mulut dari hidung sedangkan mulut tertutup.
Bila kita berlatih menambah energi melalui pernafasan, berarti juga kita melatih kemauan siapa-siapa yang mampu menguasai nafasnya dia akan mampu juga menguasai kemauannya. Manfaat lain yang diperoleh adalah kemauan akan lebih berhasil melawan kegelisahan rohani. Dengan menguasai pernafasan kita akan tetap bersikap tenang bila mendapat kan hal-hal yang genting/gawat,
Pada umumnya diantara kita mengira bahwa cara kita bernafas sehari-hari sudah cukup baik adanya. Akan tetapi menurut para ahli kesehatan, cara bernafas yang biasa kita kerjakan, paru-paru kita tidak mendapatkan udara seluruhnya, belum penuh seluruhnya terisi udara segar. Menurut mereka bila kita bernafas dalam-dalam maka sebanyak 75 juta pipa-pipa udara mendapatkan sentuhan udara dan bergerak. Tetapi karena pernafasan kurang dalam bagian ujung dari paru-paru tidak tersentuh. Sehingga di tempat-tempat itu tidak terjadi pertukaran hawa udara yang segar. Darah yang sudah beredar mengelilingi tubuh perlu mendapatkan penyegaran, tetapi bila kurang mendapat cukup udara kemurnian darah menjadi berkurang dan akan men jadikan kurangnya energi baru. Akibatnya yang seharusnya tenaga manusia menjadi bertambah kuat badan menjadi sehat tidak terjadi. Menjadi lemah dan mudah terserang penyakit.
Dalam hal pentingnya pernafasan yang panjang dan dalam penulis mempunyai pengalaman yang perlu disampaikan. Di suatu hari seorang paman datang dari luar kota dan membawa pisang ambon yang begitu menerbitkan selera bagi yang melihat. Maka penulis pun mengambil sebuah dan memakannya. Ini terjadi di siang hari. Tidak diduga-duga sekitar pukul tujuh malam, mendadak penulis mendapat serangan nafas sesak yang luar biasa. Seolah-olah pipa udara yang dari paru-paru mengerut mengecil sekali hingga nafas susah sekali masuk ataupun keluar. Alangkah nikmatnya mempertahankan kehidupan. Dengan perjuangan mati-matian agar mendapatkan nafas, keluarlah keringat membasahi seluruh tubuh. Mandi keringat.
Pengalaman derita yang tak akan terlupakan. Usaha yang penulis lakukan di saat itu adalah menarik nafas sekuat-kuatnya dan kemudian menahannya, juga sekuat-kuatnya. Untungnya penulis pernah menjadi pengikut dari seorang guru rohani yang mengajarkan pernafasan dalam-dalam yaitu menarik nafas 11x, ditahan dalam paru-paru 21x dan dihembuskan dalam waktu 10x hitungan. Perjuangan mempertahankan hidup ini berhasil sedikit demi sedikit ada hasil (seolah-olah ada pelebaran pipa-pipa udara) yang berlangsung sekitar satu jam dengan badan basah kuyup dengan air keringat. Alhamdulillah, satu pengalaman yang takkan terlupakan. Betapa kesehatan itu sangat indah. Betapa perjuangan mempertahankan kesehatan juga sangat perlu diusahakan. Perjuangan itu antara lain dengan mempelajari ilmu-ilmu tentang kesehatan manusia dan sebagainya.
Maka tepatlah anjuran para guru kerohanian agar kita manusia mengetahui tentang keadaan diri sendiri. Apakah kita membuang-buang energi, tanpa kita menyadarinya?
Hingga saat ini penulis masih melakukan pernafasan seperti di atas. Menarik nafas sedalam-dalamnya, ditahan sekuatnya. Dan dihembuskan secara perlahan-lahan. Selama menahan nafas pikiran diarahkan pada Zat Mulak dengan zikir, ….. Ya Allah Ya Rohman, Ya Allah Ya Rahiem, Ya Salam, Ya Salam, Ya Salam……100-200 X.
Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang Pemberi Keselamatan dan Kedamaian. Latihan berlangsung sehingga badan merasa hangat. Atau 10 hingga 15 kali. Penarikan dan penghembusan zikir dalam menahan nafas tergantung niat anda jadi boleh juga dengan Allah.. Allah…
Agar manusia mampu menjadi manusia yang dikehendaki oleh sang Pencipta (menjadi Khalifah fil Ard) maka dia harus mengetahui bahwa jasmaninya adalah Candi atau Rumah Tuhan.
Manusia yang tidak tahu apa yang dikehendaki Tuhan bekerja hanya untuk memperoleh harta dan kekuasaan, yang paling-paling hanya memuaskan dalam kehidupan duniawi sekarang ini.
Maka di dunia ini hanya ada dua jenis manusia: yang tahu dan yang belum tahu. Nah, pengetahuan inilah yang sangat penting untuk dipelajari. Yaitu pengetahuan tentang adanya Rencana Illahi bagi umat manusia (Al A’raf ayat 183 / At Tharik ayat 16).
Rencana itu pertumbuhan kemajuan umat manusia. Sekali Anda memahaminya maka tak bisa lain Anda akan berniat bekerja membantu Dia (Tuhan).
Mereka yang tahu dan membantu rencana-Nya akan tahu dan mengerti mengapa dia berada di sini di muka bumi ini dan yang belum mengerti akan bertindak keliru dan mencoba bertindak sendiri untuk menemukan jalan yang dikira memberi kesenangan, belum menyadari bahwa semua adalah Tunggal dan karenanya hanya yang dikehendaki Yang Tunggal yang bisa memberikan kebahagiaan sejati, kepada siapapun.
Nah saudaraku, tulisan ini disudahi sampai di sini dulu. Ingatlah ayat yang mengatakan bahwa “Tuhan itu tidak zalim, tetapi manusialah yang menzalimi dirinya sendiri” Yunus ayat 44.
Ingatlah bahwa segala amal perbuatanmu akan kembali padamu hingga seolah-olah kamu sendirilah pencipta hukuman, ganjaranmu sendiri. Al Hadits.
Ingatlah barang siapa yang ingin mendapat keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat harus berpengetahuan. Inilah ilmu itu.@
Readmore → Pandangan Waskita Mengenai Kesehatan dan Penyakit

Apakah Theosofi Itu

“Hikmah adalah barang milik Mu’min. oleh karena itu dimanapun dia menemukannya, maka dialah yang paling berhak memilikinya.” Hadits
Bagi Anda yang baru berkenalan, kiranya baik juga untuk dimengerti bahwa istilah kata “Theosofi/Teosofi” pada awalnya ditujukan untuk bangsa Barat/Eropa. Marilah kita mulai membahas dari segi etimologis. Etimologis adalah ilmu yang melacak asal-usul suatu kata, kemudian perkembangan selanjutnya dari kata tersebut. Dan akhirnya bagaimana kata itu digunakan sekarang, dengan konotasi tertentu yang melekat padanya
Kata “theosofi” berasal dari bahasa Yunani “Theos” dan “Sofia”. Theos = Tuhan dan Sofia = Hikmah =Kebijaknaan = Kearifan = Wisdom atau Wysheid. Jadi “theosofia” yang kemudian berubah menjadi “theosofi” – artinya menjadi Kebijaksanaan Tuhan / Illahi, God’s Wisdom atau Godelyk Wysheid. Bila dijabarkan lebih lanjut maka artinya segala ilmu, filsafat dan pelajaran tentang kebijaksanaan Illahiah. Dipandang dari aspek ini, kita dapat mengambil berbagai kesimpulan yang menarik;

1. Bila penafsirannya terlalu luas maka theosofi pada hakekatnya merupakan satu ilmu atau filsafat yang mencakup bidang yang sangat luas sekali. Sebab pada galibnya, semua pelajaran itu dapat saja disebut sebagai kebijaksanaan Illahi, bukan ? Bukanlah Beliau itu meliputi segalanya di alam semesta kita ini?
2. Tentu saja ini bukan berarti, bahwa theosofi itu ingin mendominir atau mencaplok ajaran-ajaran yang lain. Harus dibedakan antara theosofi dan “perhimpunan theosofi” ini berarti kita memilah antara theosofi suatu ajaran universal yang harus disebarluaskan dan perhimpunan yang bekerja dengan dibatasi oleh peraturan-peraturan organisasi yang berlaku.
3. Pengertian tentang keuniversalan filsafah itu sendiri sesungguhnya lebih ditujukan kepada warga theosofi itu sendiri; Ialah dengan maksud
a. Agar mereka berusaha lebih menghargai cara berpikir / pandangan saudara-saudara kita yang lain.
b. Agar dapat lebih menggugah rasa toleransi dan menghormati semua ajaran agama-agama dan spiritual yang ada di dunia ini.
c. Agar mampu melihat dan merasakan ada nya keindahan-keindahan yang terdapat dalam semua ajaran agama dan spiritual tersebut.
Sebab bukanlah semua itu datang dari-Nya dan nanti juga akan kembali pada-Nya?
Dengan pengertian yang luas dan mendalam itu diharapkan para warga akan lebih mudah menghayati tujuan pertama dari perhimpunan. Yakni “Mengadakan inti persaudaraan universal antara sesama manusia, tanpa membedakan bangsa, ras, sex, warna atau kasta.”
Motivasi atau dorongan apakah gerangan yang mengilhami para Pendiri Perhimpunan Theosofi untuk mencetuskan “inti persaudaraan” ini di tengah-tengah masyarakat dunia?
Marilah kita mencoba merasakan suasana ketika dunia Barat pada periode zaman renaissance, yakni dekade-dekade terakhir dari abad IXX. Raksasa kembar yang dinamakan “teknologi” dan “ilmu pengetahuan” baru sedang berkembang melebarkan sayapnya ke seluruh penjuru dunia. Negara-negara barat sedang berada dalam puncak kejayaannya, dengan keadaan itu sifat rakus yang berkedok kolonialisasi berjalan di mana-mana di India, Indonesia, Afrika dan Amerika Selatan jatuh di tangan mereka. Dengan sukses-sukses lahiriah itu, maka para ilmuwanlah yang dianggap berjasa dan memungkinkan tercapainya itu. Kemudian merasa yakin bahwa hanya dengan bantuan raksasa kembar itu semua masalah dapat diselesaikan atau diatasi, termasuk kebahagiaan manusia (nyatanya kemudian terjadi perang dunia kesatu dan kedua). Di dalam suasana materialis yang sedemikian itulah tentu saja “Tuhan, persaudaraan, rasa kemanusiaan kian terdesak ke pojok” memperhatikan kondisi yang membahayakan ini “Pemandu” umat manusia, para Master, para Adept merasa sangat prihatin.
Maka untuk mengimbangi suasana negatif ini mereka memberikan inspirasi kepada para pendiri perhimpunan agar membentuk satu wadah atau organisasi kerohanian dengan tujuan utamanya adalah inti persaudaraan.
Kemudian guna mengatasi problem-problem yang berupa konflik-konflik kebudayaan yang muncul akibat makin eratnya hubungan antara Timur dan Barat, tujuan kedua dicetuskan yaitu : mempelajari bidang-bidang persamaan antara agama-agama, filsafat dan ilmu pengetahuan.
Guna memberi dorongan kepada para penyelidik atau ilmuwan menyelidiki fenomena-fenomena tersembunyi /gaib di dalam alam dan dalam diri manusia maka di bentuk tujuan yang ketiga yaitu : Menyelidiki hukum-hukum alam yang masih belum dapat diterangkan dan kekuatan-kekuatan dalam diri manusia yang masih terpendam.
Maka Syahdan berdirilah Perhimpunan Theosofi dengan ketiga tujuan tersebut dengan beberapa perubahan hingga kini.
Saudaraku, itulah sedikit sejarah yang menjadikan para Pemandu umat manusia membentuk Perhimpunan melalui siswa-siswanya.
Kini kita mencoba mempelajari garis-garis besar ajaran Theosofi itu :
Ajaran Theosofi diturunkan agar manusia mengenal dirinya/hingga nantinya mengenal Tuhan-Nya, dan mengerti mengapa ia berada di muka bumi ini, di alam semesta raya ini.
Alam Semesta Adakah Ia Satu Ciptaan Atau Satu Percikan Illahiah

Aktifitas mencipta dan Tuhan mengatasi waktu
Aktivitas mencipta tidak dapat tidak harus didahului aktifitas berpikir. Sedangkan aktifitas berpikir memerlukan waktu. Jadi aktivitas berpikir memerlukan waktu atau tidak mengatasi waktu. TUHAN MENGATASI WAKTU. Dengan itu Tuhan mengatasi aktivitas mencipta, sehingga manusia LEBIH dari pada suatu CIPTAAN.
Note : dalam masalah penciptaan ada dua penafsiran yang berbeda Ada kelompok yang menafsirkan sebagai sesuatu hal/benda yang dahulunya tidak ada lalu muncul secara tiba-tiba menjadi ada. Penciptaan Adam konon demikian, seperti sulap sim salabim ….. Ada juga penafsiran yang masuk akal, bahwa sebelum terjadi sesuatu telah ada zat/atau sesuatu yang mendahuluinya dan melalui proses yang panjang barulah terbentuk sesuatu. Yaitu proses ada dan menjadi. (Sein und Warden) menurut hukum Siklus yang berlaku di alam semesta ini Seperti terjadinya bumi kita ini adalah melalui proses yang panjang dari sejenis kabut kemudian berproses …….. “ Seperti Adam juga dahulunya adalah makhluk yang lebih sederhana dan seterusnya.

Percikan Tuhan dan Tuhan Yang Mengatasi Ruang
Tuhan mengatasi ruang berarti ada dimana-mana. Apakah ada dalam iri manusia dan apapun yang ada di alam semesta raya, dimana-mana terkandung nilai-nilai ke-Illahian atau Ke-Tuhanan.
Melalui pengertian dua hal penting itulah kita akan menjadi memahami dengan cerdas bahwasanya semua makhluk apakah tumbuh-tumbuhan, hewan, bintang di langit ataupun galaksi-galaksinya merupakan percikan/pletikan-Nya juga. Dengan itu pletikan-pletikan-Nya juga bersifat Illahiah.

Evolusi Percikan Illahi Dalam Sekolah Kehidupan
Setiap pletik Illahiah berpotensi ke-Tuhanan dan para makhluk diturunkan ke bumi dimaksudkan agar setiap percikan/para makhluk-makhluk itu tumbuh berkembang/berevolusi, hingga menyadari kebersamaannya dan kebersatuannya dengan makhluk-makhluk Tuhan lainnya.
Ini adalah dasar dari PERSAUDARAAN SEALAM SEMESTA (Universal) di dalam mana terkandung satu pengertian yang aktif…bahwa Aku adalah Engkau dan Engkau adalah Aku ; Aku dan Engkau adalah Satu adanya, tetapi Aku adalah Aku dan Engkau ada tetap Engkau. Dalam senyawa air (H2O), Oxygen dan Hidrogen adalah satu adanya, tetapi Oxygen tetap Oxygen dan Hydrogen tetap Hydrogen

Sekolah Kehidupan (The school of Life)
Biji sesuatu pohon perlu ditanam agar potensi yang terkandung di dalam bijinya termanifestasikan/tumbuh berkembang menjadi pohon yang indah dan megah.
Analogi yang lain : manusia perlu bersekolah dalam sekolah Sains (School of Science) agar potensi kecerdasannya dapat termanifestasikan dalam karya-karya ilmiah.
(Seseorang yang ber-IQ tinggi pun, jika tidak mempelajari bidang teknik listrik dia tak mampu membuat transformator)
Demikian pula halnya dengan manusia. Agar potensi Illahiahnya berkembang, perlu juga dia bersekolah di dalam sekolah Kehidupan di alam semesta ini. Sekolah Kehidupan ini terdiri dari tak terhingga-fakultas, misalnya: Jurusan Keruhanian, Pernikahan, Persaudaraan, Perbintangan dan sebagainya.

Keberadaan Agama-Agama dalam Sekolah Kehidupan
Karena manusia mempunyai kemerdekaan penuh dalam menghidupi kehidupannya, maka kemajuan manusia pun beraneka ragam. Dengan itu tak terhindarkan pula timbulnya keanekaragaman kepribadian manusia. Kepribadian yang beraneka ragam ini memerlukan pula metode atau cara dalam mempelajari masalah kerohanian misalnya.Karena itu pula memerlukan bermacam agama untuk manusia yang beraneka ragam kepribadiannya itu. Namun dalam hal ini agama dapat dianalogikan sebagai warna pelangi dari spektrum / pelangi.
Berkas cahaya putih yang dibiaskan melalui satu prisma akan terurai menjadi berbagai warna cahaya dalam satu spektrum warna pada layar putih. Cahaya putih dianalogikan sebagai Kesunyataan/Truth yang sumbernya adalah sang Illahiah. Sedangkan warna-warna yang terjadi sebagai hasil pembiasan cahaya putih oleh prisma itu adalah sebagai agama-agama yang ada di dunia.
Maka intisari dari semua agama-agama adalah satu dan sama yaitu cahaya putih (Kebenaran mutlak/Kesejatian). Karena itu Theosofi menghendaki agar setiap orang menjalankan ajaran agamanya masing-masing dengan bersungguh-sungguh, dengan penuh semangat hingga inti ajaran agamanya dapat ditemukan, dimengerti dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-harinya.
Keaktifan manusia di dalam belajar dan juga dalam urutan manusia mengambil mata pelajaran di Sekolah Kehidupan adalah penyebab terjadinya bangsa-bangsa di muka bumi. Ini dapat dianalogikan dengan adanya kelas-kelas dan jenis-jenis sekolah dalam sekolah Sains.Setiap manusia bersekolah dalam sekolah kehidupan dengan mata pelajaran yang tepat baginya sesuai dengan tingkatan jiwa masing-masing.
Dengan menyadari hal-hal tersebut, kita melihat dengan jelas dan cerdas bahwa persaudaraan universal mengatasi perbedaan agama dan bangsa. Semuanya adalah saudara-saudara kita, yaitu kita semua adalah percikan dari Sang Illahiah yang sedang bersekolah dalam Sekolah Kehidupan (manusia bersekolah di Sekolahan Kerajaan Manusia) untuk dapat membabarkan potensi-potensi Illahi yang terdapat dalam dirinya masing-masing, yang masih laten belum berkembang.
Pada satu tahapan evolusi yaitu setelah berjuta-juta tahun kita belajar dalam sekolah kehidupan, kita dengan cerdas dan peka mampu merasakan getaran dan radiasi yang tinggi yang beraktifitas dalam setiap bentuk kehidupan yang ada, baik terlihat maupun tidak, dalam setetes embun, silirnya angin malam, indahnya bulan purnama, lembutnya sinar matahari pagi dan seterusnya.
Sedangkan dalam tahapan yang lebih rendah adalah pada hewan, tumbuhan, mineral yang juga sedang sama-sama belajar dalam sekolah kehidupan. Dan mereka adalah saudara-saudara muda kita.
Persaudaraan semesta tidak hanya terbatas pada antar hubungan terhadap hewan, tumbuh-tumbuhan, dan mineral saja tetapi juga merangkum pada apa yang ada, baik yang kelihatan ataupun yang tidak terlihat.
Di suatu saat kelak kita dengan cerdas dan jernih menyadari, bahwa apapun yang ada sesungguhnya satu ada-Nya. Saling meradiasi satu dengan yang lain, kita adalah mereka, mereka adalah kita juga, satu adanya.
Untuk itu marilah mulai detik ini menyadari dan terus belajar dalam sekolah kehidupan ini dengan penuh kesungguhan, tekun, bijak dan penuh suka-cita.

Radiasi
Kita mempunyai otak fisik yang memerlukan mata, telinga, jari-jari, tangan sebagai instrumennya. Kemudian apapun yang dikerjakan dan dialami instrumen-instrumen itu direkam oleh sang otak dan menambah pengetahuan baginya / sang otak agar lebih mengerti.
Kita perlu mengerti pula dengan cerdas dan peka bahwa fisik kita, perasaan kita serta pikiran kita adalah merupakan badan-badan yang menjadi instrumen Ruh kita.
Maka apapun yang dikerjakan dialami oleh badan fisik badan perasaan dan badan pikiran, direkam oleh sang Jiwa dan menjadikan bertambahnya pengetahuan baginya.
Meskipun demikian ada hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dialami oleh instrumen-instrumen tadi agar sang jiwa dengan otaknya agar mampu mendapatkan perkembangan yang lebih cepat dan bermutu. Dalam hal ini perlu diperhatikan lagi dengan penuh perhatian bahwa : kita hidup dalam kebersatuan/penunggalan dengan apapun yang ada. Maka semakin cepat kita berkembang maju semakin cepat pula kita lebih bermanfaat bagi yang lain; sebaliknya bila kita lambat dalam perkembangan untuk memperoleh kemajuan, kita pun akan menjadi menambah beban bagi yang lain (inilah satu dosa bagi orang beragama yang tidak mau belajar mengasah/menggunakan akal/otaknya)
Adalah badan pikiran manusia terdiri dari partikel-partikel yang lebih halus dari pada badan perasaan, sehingga daya geraknya lebih hebat juga. Apapun yang kita rasakan dan/atau kita pikirkan akan mendatangkan satu aktivitas gerak dan warna pada badan-badan itu; badan perasaan dan pikiran dapat secepat kilat melayang ke daerah sekitar kita dan meradiasi terhadapnya dan kepada sendiri. Sedangkan yang sangat penting bisa diarahkan kepada obyek tertentu yang kita tuju. Umpamanya sesama manusia, hewan, air, batu, tumbuhan dan sebagainya.

Peningkatan Kesadaran
Diri kita baru akan memancarkan getaran persaudaraan bilamana perasaan dan pikiran kita telah mampu meradiasikan hal-hal yang mempercepat evolusi/perkembangan/kemajuan manusia, hewan, tumbuhan dan apa-apa yang ada di sekitar kita.
Maka perlu diperhatikan adanya hal-hal yang menunjangnya itu adalah : Badan fisik kita haruslah benar-benar tidak bau, bersih terutama di ujung jari (ini perlunya seorang muslim berwudhu bila akan shalat) karena apa? karena energi akan keluar dari badan melalui ujung jari-jari (inilah mengapa semua pengobatan melalui tangan, melalui jari-jari). Maka syarat kebersihan badan ini mutlak berlakunya. Perasaan dan pikiran kita aktifkan untuk meradiasikan hal-hal yang Illahiah … murni … berbakti … penuh kepekaan dengan kemauan yang kuat membangkitkan gerak energi Illahiah.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut maka yang hal yang utama adalah : Meningkatkan kesadaran kita lebih dulu dengan pertanyaan introspeksi sebagai berikut :
- Adakah perasaan kita selalu murni, lembut, penuh kasih, ceria, dalam kondisi apapun
- Adalah pikiran kita selalu tajam serta mampu membangkitkan serta meradiasikan potensi-potensi illahiah dalam setiap bentuk kehidupan?
Tahap berikutnya adalah
- Adakah badan perasaan dan pikiran kita telah berdayakan sedemikian rupa sehingga mampu menjadi saluran energi Ilahiah bagi makhluk saudara-saudara kita yang lain di sekitar kita?
Maka perlu pula direnungkan bahwa inti sari dari kewajiban seorang siswa adalah menjadi Agent of God (Khalifah fil Ardi) dan setiap perkembangan jiwanya adalah hanya bagi / kebaktian bagi yang lain.@
Readmore → Apakah Theosofi Itu

Apakah Itu Jabariyah, Qadariyah, Mutazilah dan Asy’ariyah?

Adalah masalah kehendak bebas atau tidak bebas adalah satu masalah yang telah lama diperdebatkan yang dalam dunia Muslim diperbincangkan oleh empat kelompok seperti Jabariyah, Qadariyah, Mutazilah dan Asy Ariyah
Sejak dahulu hal itu diperdebatkan oleh ahli Ilmu Kalam dan ahli Ilmu Tauhid sampai mereka lupa bahwa sesama muslim harus bermusyawarah dalam mengentaskan masalah yang sulit. Tetapi malahan mereka cekcok dan saling bermusuhan sesamanya.
Satu kelompok di antara mereka mengatakan bahwa manusia itu hanyalah musayyar yakni sebaiknya manusia itu hanya mengikuti saja apa-apa yang harus dikerjakan, karena ia tak dapat memilih di antara beberapa alternatif. Dia tak bebas berbuat dan berkehendak sesuai dengan pilihannya, tetapi ia hanya terpaksa di dalam melakukan perbuatan tertentu. Inilah yang dinamakan Jabariyah.
Kelompok kedua adalah kaum Qadariyah yang secara singkat berpendapat bahwa manusia itu bebas dalam menentukan nasibnya sendiri dengan mutlak, baik dalam masalah kebaikan dan keburukan.
Kelompok ketiga adalah kaum Mutazilah yang sedikit ekstrim dari kaum Qadariyah yang menambahkan pendapat kelompok kedua dengan pendapat bahwa Allah itu bukanlah yang menjadikan segala perbuatan makhluk, tetapi makhluk itu sendirilah yang menciptakan segala gerak-geriknya. Jelas ini berlawanan sekali dengan kelompok kesatu yang berpendapat bahwa manusia itu musayyar, tetapi pendapat mereka adalah mukhayyar yakni bahwa manusia itu bebas dengan mutlak memilih apa saja yang dikehendakinya kebaikan atau keburukan.
Kelompok keempat adalah kaum Asy Ariyah, yang berpendapat bahwa segala perbuatan baik dan buruk itu adalah kehendak Allah, tetapi manusia diwajibkan berikhtiar agar mengusahakan perbuatan yang baik sesuai dengan petunjuk Al Quran dan Al Hadits. Allah memang menciptakan amalan manusia ketika manusia melakukannya. Allah itu menjadikan kenyang ketika manusia makan, menjadikan pandai ketika orang itu belajar, menjadikan sesuatu terbakar ketika sesuatu itu dibakar.
Pendapat kelompok manakah yang cocok dengan pribadi Anda sekalian dan bagaimanakah pula dengan mereka yang mendakwakan dirinya sebagai muslim, dengan mereka yang dijuluki sebagai cendekiawan?. Inilah secuplik pengalaman seorang aktivis.
Adalah ketika seorang aktivis di suatu saat berbeda pendapat dengan pemerintah tentang banyaknya jumlah orang miskin di Indonesia. Dimana ternyata hasil perhitungan beliau itu lebih banyak dari hasil perhitungan pemerintah dan ternyata pemerintah menggunakan ukuran garis kemiskinan yang lebih longgar dari sang aktivis sehingga yang seharusnya miskin masih dihitung sebagai orang mampu.
Sang aktivis menyatakan melihat kenyataan ini biasanya kita menggunakan “tunjangan teologis” untuk membenarkan adanya kemiskinan dan usaha untuk melestarikan kemiskinan itu. Padahal secara fitrahnya manusia akan merasa bersalah, merasa berdosa dan tak akan tenang dalam kehidupannya bila ia melakukan perampasan hak-hak orang lain. Tetapi justru para teolog para ahli keagamaan memberikan pembenaran teologis untuk usaha melestarikan kemiskinan itu, sehingga yang merampas hak orang lain itu akan lebih tenang (dibela oleh para ahli agama?)
Sang aktivis memberikan contoh pengalaman betapa sangat mengecewakan dan menyedihkan bahwa sebagian besar pemikiran para pemimpin yang belum memenuhi ajaran standar hakiki yang dikehendaki. Dalam suatu seminar yang dihadiri sang aktivis tentang kemiskinan di satu universitas di Jakarta dibicarakan “Bagaimana pandangan Islam tentang kemiskinan?” Hadir sebagai pembicara dalam seminar itu seorang profesor yang menyatakan “Tidak mungkin kemiskinan itu dihilangkan karena itu sudah merupakan ketentuan/takdir Allah.” beliau memperkuatnya dengan ayat “Allahlah yang memperluas rezeki dan mempersempit rezeki itu“ Atau dengan pengertian umumnya : bila ada orang miskin maka hal itu sudah merupakan kehendak Allah.“
Seorang profesor yang lain menyambutnya dengan “Kemiskinan itu giliran saya sekarang yang Allah gilirkan di antara mereka.” Beliau juga mengutip satu ayat “Dan hari-hari itu Kami pergilirkan di antara manusia.” Oleh itu, kata sang profesor, kita bersabar saja menunggu giliran kapan kita akan menjadi makmur!
Seorang profesor yang lain juga menambah suasana ramai karena menyatakan hal yang sama dan menyambung “Yang kita pikirkan sebenarnya adalah bukan bagaimana kita mengatasi kemiskinan. Itu sudah tidak bisa diatasi. Itu sudah ada sepanjang sejarah. Yang harus kita pikirkan dan usahakan adalah bagaimana kita menanamkan pada pikiran mereka pada keyakinan mereka akan kesediaan mereka untuk menerima kemiskinan yang mereka derita, dan bagaimana caranya agar mereka merasa tenang dan tenteram dalam suasana kemiskinan itu. Atau dengan kata lain kita sebagai muslim harus berusaha menyebarkan ilusi kepada mereka, agar supaya mereka merasa kaya dalam kemiskinannya.” ???
Aktivis kita hanya dapat membisu seribu bahasa dan sedih luar biasa disertai linangan air mata mendengar para cendekiawan di republik ini mempunyai pemikiran yang demikian, bagaimanakah dengan pemikiran umat secara keseluruhannya.
Pernyataan tersebut menunjukkan adanya dasar pembenaran teologis untuk kemiskinan yang kita derita sekarang. Kita mempunyai pembenaran ajaran agama untuk semua proses kemiskinan umat. Jadi ada teologi kemiskinan di samping ada teologi pembebasan. Yang dimaksud adalah segala upaya pembenaran terjadinya kemiskinan dan proses kemiskinan umat dengan pembenaran teologis.
Sekarang apa yang dimaksudkan dengan pembenaran teologis. Istilah teologis tidak begitu dikenal dalam pemikiran muslim. Teologis berasal dari orang Kristen. Tetapi bukankah dalam sejarah Islam juga banyak jalur pemikiran.
Pertama, orang yang mengkonsentrasikan pemikirannya pada masalah filsafat, khususnya pada filsafat paripatetik dari Plotinos. Kelompok ini dinamakan ahli hikmah dan fahamnya dinamakan Hikmah. Kedua adalah kelompok manusia yang memusatkan pemikirannya pada ilmu riwayah yang kemudian kelompok ini disebut para Fukaha, yang ilmunya dinamakan ilmu Fiqih. Ketiga kelompok yang mengambil logika Yunani untuk membahas masalah keyakinan dalam beragama (Ushuluddin) yang tidak hanya berkaitan dengan Tuhan, tetapi juga dengan masalah perilaku manusia. Kelompok ini menamakan dirinya sebagai Mutakalimin dan ilmunya disebut Ilmu kalam.
Ilmu kalam ini dalam perjalanan sejarahnya, ternyata jarang terdengar disebut sebagai Ilmu kalam. Mereka lebih senang dengan istilah Teologi, walaupun sebenarnya cakupan Ilmu kalam itu lebih luas dari teologi. Kalau kita membicarakan teologi kemiskinan berarti yang dimaksudkan adalah bagaimana Ushuluddin dipakai untuk membenarkan terjadinya kemiskinan dan proses pemiskinan itu. (jadi seolah-olah menurut penafsiran pemikiran mereka kemiskinan adalah sesuai dengan kehendak Allah sesuai dengan Rencana Illahi?)
Ambilah satu di antara masalah dalam mutakalimin misalnya masalah Jabariyah dan Ikhtiar. Bila dicermati maka betapa serunya para ahli ramai memperdebatkannya sehingga kemudian muncul kelompok Asy’ari yang sangat cenderung mengarah pada kelompok Jabariyah dan Mutazilah yang condong kepada Qadariyah.
Walhasil apa yang dikatakan oleh para profesor dalam seminar itu adalah merupakan cerminan dari teologi Asy’ari itu bahwa kemiskinan itu adalah sudah kehendak Illahi dan kita tak akan bisa mengatasinya. Paling-paling kita hanya bisa membantu bagaimana agar orang miskin itu menerima kemiskinannya dengan ikhlas, dengan penuh ketenangan kedamaian tidak ada sedikitpun unsur pemberontakan dalam jiwanya. Hiburlah mereka dengan ceramah-ceramah yang mengutamakan hidup miskin, keutamaan menjadi orang miskin dan keutamaan dari kemiskinan itu sendiri.
Memang teologi Asy’ari sangat condong kepada pembenaran terjadinya kemiskinan dan proses pemiskinan itu.
Di sini kita perlu sedikit mengoreksi kelompok Asy’ari itu dengan sabda Nabi sendiri bahwa “Yang paling baik adalah yang sederhana.”. Yang sederhana itu maksudnya berada di tengah-tengah, tidak kaya sekali tetapi juga tidak miskin, jadi tentunya kemiskinan juga tidak dikehendaki oleh Allah juga adanya. Sebab lain adalah bisa membawa seseorang menjadi kufur, bodoh, penyakitan dan akhirnya penderitaan sedangkan manusia dianjurkan oleh Nabi agar mencari ilmu agar mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akherat. Jadi jelas kemiskinan itu satu kondisi yang perlu dirubah menjadi kesejahteraan.
Agaknya itulah sebabnya banyak kaum muda sekarang yang timbul kesadarannya untuk mengoreksi ajaran kelompok Asy’ari. Untuk tampil mengatasi kemiskinan yang ada di negerinya masing-masing.
Dalam surat Al A’raf ayat 157 dijelaskan bahwa ada empat tugas Nabi yang jarang sekali dibicarakan, bahkan tidak disebut orang . Tugas itu adalah :
Pertama, amar ma’ruf nahi munkar;
Kedua, menjelaskan mana yang halal mana yang haram;
Ketiga, membebaskan umat manusia dari beban yang menghimpitnya dari belenggu yang memasung mereka semua; dan
Keempat, adalah menyempurnakan akhlak atau budi pekerti umat manusia seluruhnya.
Dalam pembicaraan masalah teologi ini tampaknya kita harus secara serius dan penuh kesadaran, penuh semangat menghidupkan bagian yang ketiga. Para pembawa risalah harus berusaha maksimal membebaskan umat dari beban yang menghimpit mereka dan berbagai belenggu yang memasung mereka apakah itu kemiskinan, kebodohan, kemalasan, kejumudan dan sebagainya. Tugas ini memang sangat revolusoner karenanya sangat jarang dibicarakan oleh para mubaligh. Abad pemikiran masih berlangsung dan kita masih perlu juga berpikir untuk meninjau kembali pemikiran para pendahulu yang sangat kita hormati.
“Allah tak akan menolong sesuatu kaum bila mereka tak mau berusaha menolong dirinya sendiri.“
Marilah kita tolong diri sendiri, agar nantinya mampu menolong orang lain, kelompok lain dan bangsa lain juga.@
Readmore → Apakah Itu Jabariyah, Qadariyah, Mutazilah dan Asy’ariyah?

Tolonglah Dirimu Sendiri

Tulisan ini diilhami dari buku Iman Al Ghazali yang berjudul “Surat-surat Imam Al Ghazali kepada Para Ulama, Penguasa dan Pejabat” dimana dalam isi suratnya beliau mengulas masalah orang yang sedang menghadapi sakaratul maut. Pada saat itu diperlihatkan kemampuan batin untuk melihat memori sejarah hidupnya sejak lahir hingga saat itu.
Nah dari dialog itulah didapat pelajaran penting bagi yang bersangkutan dalam menilai segala amal-perbuatan yang telah dilakukannya selama kehidupan duniawinya. Jadi tulisan ini terutama ditujukan untuk para manula seperti halnya penulis, sebagai sumbangan pemikiran dan untuk menambah informasi bagi mereka yang memerlukannya. Semoga bermanfaat.
Artikel ini berjudul “Tolonglah dirimu sendiri”. Sebab apa kita harus menolong diri sendiri? Tentu saja kita harus menolong diri kita sendiri, sebab di samping sesuai dengan penalaran sehat, juga sesuai dengan ajaran agama-agama. Dalam Al Quran ada peringatan demikian “Allah tidak akan menolong kaum, yang tidak mau berusaha menolong dirinya sendiri” Ar Raad ayat 11. Itulah alasan penulis.Kalau bukan kita, siapa lagi?
Maka pertanyaan selanjutnya adalah “pertolongan apakah yang harus dikerjakan oleh seorang lanjut usia bagi dirinya sendiri”? Itu adalah agar seorang lanjut usia atau siapapun berusaha mencari ilmu pengetahuan yang akan menyelamatkan kehidupannya di dunia ataupun di hari kemudian nanti dan di akherat.
Jadi yang terutama harus diusahakan selama masih hidup di dunia ini adalah berusaha mencari ilmu pengetahuan walaupun sampai ke Negeri China. Seperti peringatan Nabi Muhammad “Barangsiapa yang menginginkan keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia, dia harus berilmu. Barangsiapa yang menginginkan keselamatan dan kebahagiaan hidup di akherat, dia pun harus berilmu. Barangsiapa menginginkan keselamatan hidup di dunia dan kehidupan akherat maka dia pun tetap harus berilmu.“
Jadi jelasnya bila kita ingin selamat dimana pun kita berada kita harus berilmu. Dengan ilmulah kita akan mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan kemudian kebebasan. Ilmulah yang akan menolong kita agar tidak terjerumus ke dalam lembah derita.
Para manusia lanjut usia (lansia) yang telah melampaui usia enampuluhan tentulah karena berilmu, tetapi apakah juga akan selamat dan bahagia di kehidupan mendatang? Mudah-mudahan juga akan mendapatkan itu.
Bila ada lansia yang meragukan hal itu, inilah informasi bagi mereka-mereka yang mencari informasi atau ilmu semacam itu. Sebab ilmu juga merupakan cahaya yang menerangi jalan ke surga.
 
Sakaratul Maut
Bagi umat Islam, banyaklah peringatan-peringatan yang diberikan Nabinya, agar selalu mengingat akan mati, dengan itu akan selalu menyadari bahwa hidup bersifat sementara. Dan dalam kesementaraan itulah kita harus bersiap-siap menghadapinya, karena ternyata ada lanjutan dari kehidupan sekarang dan harus dihadapi juga. Masuk ke alam barzah dan kemudian ke alam akherat.
Oleh karena itulah informasi kehidupan di seberang sana itu perlu dan penting untuk diketahui dan dipelajari, sehingga persiapan untuk masuk ke daerah sana tidak akan sia-sia. Dalam hal ini Al Quran telah memperingatkan “Barang siapa yang tak berpengetahuan di dunia ini (buta mata hatinya), maka di akheratpun demikian pula halnya dan bisa tersesat dari jalan yang benar.” Al Isra ayat 72.
Tetapi karena Tuhan Maha Bijaksana, maka beliau mengajarkan agar seseorang mendapatkan pertolongan pada saat menghadapi sakaratul maut yang menakutkan bagi sebagian orang.
“Wahai Tuhanku masukanlah daku dari pintu yang indah. Dan keluarkanlah pula daku dari pintu nan indah. Berilah dari sisimu satu kekuatan untuk menolongku…..” Al Isra ayat 78
Penafsiran dari ayat itu adalah masukanlah dari pintu nan indah, adalah agar jiwa dapat keluar dari badan jasmani dalam keadaan baik/selamat masuk ke alam barzah/astral, melalui kepala.
Keluarkanlah dari pintu nan indah pula. Penafsirannya adalah ketika jiwa sudah lama ditahan di alam barzah agar dilepas/dibangkitkan ke muka bumi dalam keadaan baik dan selamat pula, melalui Rahim Ibu-Ibu (lihat pula Al Hajj ayat 5)
Perlu diketahui juga bahwa menurut ajaran Tarekat/Tasauf, jiwa-jiwa orang yang sudah meninggal itu dapat dibagi tiga:
1. Kembali pada haknya Adam
2. Kembali pada haknya Muhammad dan
3. Kembali pada haknya Allah.
Tujuan yang utama adalah kembali kepada haknya Allah (Inna illaihi rajiun) karena itu yang belum mampu dia harus kembali pada haknya adam dan dia harus balik ke muka bumi lagi, karena belum mampu menyucikan dirinya, belum mampu mengalahkan nafsu-nafsu duniawinya bahkan masih dikuasai olehnya. Dalam pandangan Okult, inilah ajaran keharusan sang jiwa untuk kembali ke dunia agar mengulangi pelajaran-pelajaran menyucikan diri lagi se hingga mencapai kesucian tertentu yang telah digariskan.
Pembaca yang budiman. Betapa lengkap Al Quran memberikan pelajaran pada manusia agar berdoa mohon bimbingan agar nanti dalam menghadapi sakaratul maut diberi kemudahan/keselamatan. Agar nanti diberi kemudahan dan keselamatan pula pada waktu dibangkitkan ke dunia melalui Rahim Ibu-Ibu, yaitu dengan pertolongan para makhluk halus/para Malaikat.
Pembaca yang budiman, memang doa tersebut adalah pengajaran agar umat Islam nantinya dibangkitkan di kampung akherat di satu tempat yang terpuji (bukan tempat yang kumuh), setelah mereka mengerjakan sembahyang sunah di malam hari jam dua malam. Lihat ayat Al Israa ayat 78-80 dan An Nahl ayat 30.
Agar benar-benar memahami maksud dan tujuan doa tersebut, maka perlu sekali memahami dan kemudian membedakan antara alam barzah, alam akherat, tujuh tingkatan alam, tujuh bumi, dan seterusnya.
 
Tujuh tingkatan alam
Adanya tujuh tingkatan alam dijelaskan dalam berbagai ayat Al Quran diantaranya ialah dalam surat An Naba, Nuh, Al Mulk, Al Muminun, Al Qaf, Fushilat, Ath Thalaq . Tetapi dalam Al Quran disebut sebagai tujuh tingkatan langit. Yang berada di alam semesta raya ini. Katakanlah alam pertama adalah daerah dimana Matahari kita berada, satu daerah yang menjadi sumber kehidupan di muka bumi, tetapi mempunyai derajat kepanasan yang luar biasa, juga getaran yang sangat tinggi luar biasa dan memancarkan gelombang getarannya ke daerah sekelilingnya. Ketika gelombang getaran yang panas itu tiba di bumi, maka getarannya sudah sangat lemah sehingga menjadikan bumi mampu menjadi tempat proses bertumbuhkembangnya makhluk-makhluk yang beraneka ragam.
Nama alam-alam dalam ajaran Tasauf adalah:
Alam Ahadiyah
Alam Wahidiyah
Alam Wahdaniyah
Alam Lahut / Arwah
Alam Malakut / Ajsam
Alam Jabarut / Mitsal
Alam Nasut / Insan Kamil
Alam-alam tersebut mempunyai getaran, warna-warna, kehalusan dan juga sifat-sifat yang berbeda-beda. Alam-alam itu dapat dibagi menjadi dua. Yang kekal dan yang tidak kekal, batasnya adalah di antara/di tengah alam Malakut. Jadi ada alam Malakut yang tinggi /luhur dan ada alam Malakut yang rendah. Dari alam malakut rendah ke alam jabarut inilah disebut alam barzah, alam penantian atau alam kubur dimana para arwah-arwah manusia yang sudah meninggal menunggu dibangkitkan kembali ke muka bumi. Yang dimaksudkan adalah kebangkitan melalui Rahim Ibu-Ibu, sebagaimana dimaksudkan dengan ayat 5 surat Al Hajj, yaitu kiamat sugra. Di kalangan kaum Okult, alam ini dinamakan Triloka.
Adapun sifat dari alam Triloka ini adalah menarik manusia agar tetap menjadi penghuni bumi, sedangkan sifat alam Malakut luhur adalah menarik jiwa-jiwa manusia agar pulang ke sumber asal nya. Inna illaihi rajiun. Jadi ada dua kekuatan: gravitasi matahari menarik jiwa-jiwa manusia ke atas dan gravitasi bumi menarik jiwa-jiwa manusia agar tetap mencintai bumi. Sebelum jiwa manusia mampu membebaskan diri dari triloka maka dia harus bolak-balik datang ke bumi untuk belajar… belajar ... dan … belajar lagi,
 
Tantangan bagi Jin dan Manusia
Tuhan berbicara melalui Ar Rahman ayat 33, menantang jamaah jin dan manusia :
“Hai jamaah Jin dan Manusia jika kamu sanggup menembus batas penjuru bumi dan langit, maka tembuslah. Kamu tak akan mampu menembusnya kecuali kamu mempunyai kekuatan.” Ini adalah ulangan kata-kata dari Bhagavad Gita:
“Wahai yang terbaik di antara manusia, hanya ada dua jenis manusia yang mampu menembus langit untuk menuju Brahman. Mereka adalah para Saniasin yang menjalani yoga dan para Ksatriya yang gugur di medan perang.”
(Yoga adalah pengetahuan untuk bersatu dengan Brahman)
Tetapi dalam Al Quran ada lagi ayat yaitu pada surat Shaad ayat 10:
“Atau bagi mereka Kerajaan yang ada di langit dan bumi, maka cobalah mereka berlomba-lomba naik melalui tangga menuju kerajaan langit itu.”
Itulah satu tantangan yang menarik bagi jamaah jin dan Manusia, agar manusia mengerti ada tujuan tertinggi dalam kehidupan ini sebagaimana panggilan-Nya:
“Hai jiwa-jiwa yang tenang kembalilah kepada Tuhanmu dalam keadaan ridho dan diridhoi Nya ….” Al Fajr ayat 28-30.
Nah, itulah satu tantangan dan juga satu pelajaran, agar manusia mengetahui tujuan hidup akhir dan harus berusaha untuk mencapainya. Pulang ke Hadlirat-Nya, dengan menghimpun segala kekuatan dan kemampuan menembus penjuru langit dan bumi.
Untuk mendapatkan kekuatan, tentunya manusia harus banyak pengetahuan, agar banyak pengetahuan harus banyak belajar, banyak membaca. Itulah agaknya ayat pertama yang turun adalah iqra… iqra… iqra… bacalah… bacalah….bacalah.
Dengan membaca dan merenung maka akan disadari bahwa hanya seseorang yang berpengetahuan, keimanan, kesucian dan berjiwa tenang yang akan cepat untuk mencapai tujuan akhir.
Lalu bagaimanakah dengan mereka yang belum berminat, untuk pulang ke Hadlirat-Nya, untuk menembus penjuru langit dan bumi? Keluar dari siklus alam barzah/alam triloka? Inilah satu hal yang belum banyak direnungkan oleh umat Islam, mereka lebih suka berkunjung ke Tanah Suci/ber-Haji yang jaminannya adalah surga
Maka inilah satu tantangan pula bagi umat Islam khususnya. Karena dia sudah diberi perangkat kehidupan berupa, badan jasmani, akal, hati, jiwa dan roh yang seharusnya digunakan untuk memahami hubungan alam-alam dan manusia/makhluk yang hidup di dalamnya secara maksimal, kemudian melaksanakan dalam kehidupan agar cepat tercapai tujuan hidup yang hakiki.
 
Siklus Jiwa-Jiwa
Agar kita mendapatkan wawasan yang lebih luas lagi, kita harus berani menegakkan ajaran agama yang sesuai dan maksud yang hakiki dalam Al Quran dan Al Hadits. Tanpa keberanian berfikir kritis kita tak akan mendapatkan pengetahuan yang berguna dalam hidup ini.
Sesungguhnya Al Quran telah mengetengahkan ajaran yang terang dan jelas, tetapi karena begitu jelasnya, malahan pandangan mata menjadi kabur sehingga tak mampu memahami apa-apa yang tersirat di dalamnya.
Ayat berikut ini adalah satu hukum di daerah tiga alam/triloka dimana jiwa-jiwa orang yang sudah meninggal berdiam, menunggu dibangkitkan kembali/kiamat sugra. Dibangkitkan melalui Rahim para Ibu. Ia dinamakan hukum Siklus jiwa-jiwa. Jiwa-jiwa manusia yang belum mencapai kesucian tertentu, karena masih lebih mencintai dunia, belum ada kecenderungan untuk naik ke tingkatan yang lebih tinggi :
Allah berfirman “Di bumi ini kamu hidup dan di bumi ini kamu mati dan dari muka bumi pula kamu akan dibangkitkan.” Al Araaf ayat 25.
Bila Anda ragu-ragu tentang arti kebangkitan maka kebangkitan adalah ……. ”Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi ………” Al Hajj ayat 5.
Jadi bila kita mendengar di bumi ini setiap hari ada 300.000 bayi-bayi dilahirkan maka itulah yang dinamakan hari kiamat ….
Apa yang tersirat dalam ayat 5 Al Hajj itu sangat jelas, bahwa setiap saat setiap detik hari ini ada bayi yang dilahirkan, agar nanti jiwanya bangkit maju tumbuh berkembang naik ke atas.
Dari manakah datangnya jiwa-jiwa bayi yang baru lahir itu? Ayat berikut ini memberi penjelasan:
“Allah menerima jiwa-jiwa orang mati dan tidak mati dalam tidurnya di alam barzah. Dan menahan yang Ia hukumkan mati atasnya. Kemudian melepaskan yang lain, untuk suatu masa yang ditentukan. “ Az Zumar ayat 42.
Menurut penjelasan ayat tersebut, maka ada jiwa-jiwa yang ditahan Allah di alam barzah, ada pula jiwa-jiwa yang dilepaskan dari alam barzah dibangkitkan ke muka bumi melalui rahim para Ibu untuk suatu masa yang ditentukan (umurnya selama hidup di muka bumi).
Jadi jiwa-jiwa yang berada di alam barzah, ditahan menurut ketetapan Allah, sampai hari kebangkitan setelah ada masa penahanan kemudian dilepaskan (lihat ayat 56 Ar Ruum)
Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan (esoteris) dan keimanan “Sesungguhnya kamu telah lama berdiam di alam barzah/alam kubur menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit. Maka sekarang inilah hari kebangkitan itu, yang kamu tidak meyakininya.”
Jelas sekali jiwa-jiwa berdiam/ditahan di alam Barzah menurut ketetapan Allah sampai waktunya dia dilepas harus berbangkit, maka sekarang inilah (ketika jiwa-jiwa sudah masuk ke rahim para Ibu menjadi bayi-bayi) harus dilahirkan berbangkit. Dengan demikian dimana ada bayi dilahirkan itulah dinamakan hari kebangkitan jiwa-jiwa manusia/atau yang dinamakan kiamat sugra. Kita harus bisa membedakan antara kiamat bumi/kubra dan kiamatnya manusia/kiamat sugra. Masing-masing harus diletakkan pada tempat dan saat yang tepat dan benar. Kiamat kubra satu paket dan kiamat sugra satu paket.
Kiamat kubra adalah hari pengadilan besar dimana umat manusia nantinya di seleksi besar-besaran, sehingga nantinya ada yang masuk ke golongan kanan dan ada pula yang masuk ke golongan kiri. Nah agar kita tidak termasuk ke golongan kiri kita harus bekerja keras membantu Rencana Illahi, harus banyak belajar hingga sebelum datangnya hari kiamat itu kita sudah mampu naik ke tingkatan manusia suci atau masuk ke golongan kanan.
Sedangkan golongan kiri akan dihisab di alam barzah untuk masa yang sangat lama, kemudian dibangkitkan di bumi mendatang dikumpulkan dengan makhluk-makhluk yang baru menjadi manusia. Ini juga satu hukuman, karena harus membimbing mereka, berkumpul dengan mereka orang-orang primitif, sementara saudara-saudaranya yang masuk golongan Kanan sudah berada di dalam surga, atau tugas-tugas lain membantu Rencana Illahi.
Apakah Anda sudah memahaminya, bahwa tujuan akhir kehidupan adalah menjadi manusia sempurna sebagaimana tujuan yang digariskan Nabi Muhammad “Tidak dibangkitkan daku ke muka bumi kecuali untuk menyempurnakan akhlak/budi pekerti umat manusia.” Sekarang bilamana sejak kematian seseorang dan jiwanya berada di alam barzah menunggu datangnya kiamatnya bumi, untuk dibangkitkan, dan langsung masuk pengadilan besar, untuk divonis masuk surga atau neraka. Maka kapankah jiwa-jiwa itu akan belajar mempelajari syariat Muhammad, agar juga mencapai kesempurnaan seperti anjuran Nabinya? Menjadi Insan kamil.
Bukankah ayat yang jelas adalah bahwa dalam siklus jiwa-jiwa dikatakan….. Dia melepas yang lain untuk satu masa yang ditentukan…. Az Zumar ayat 42 dan tidak dikatakan…. menunggu sampai datangnya kiamat besar…..?
Bukankah menurut para ahli Astronomi bumi ini masih akan bisa bertahan hingga lima milyard tahun lagi, lalu apakah yang diperbuat oleh jiwa-jiwa manusia yang berada di alam barzah itu? Sedangkan tujuan kehidupan adalah menyempurnakan diri.
Agaknya inilah satu PR bagi para ulama dan memang umat Islam sudah lama terbelenggu oleh pemikiran, yang sudah tidak sesuai dengan zaman dan agaknya memang terkena pengaruh dari ajaran lain sehingga karena pengaruh itu penafsiran tidak sesuai dengan Hukum-hukum Illahiah yang diajarkan Al Quran sendiri.
Hukum Siklus jiwa-jiwa telah jelas bahwa ada jiwa orang mati yang ditahan di alam barzah dan ada jiwa-jiwa yang dilepas kembali (setelah menetapi masa yang ditentukan Allah, Ar Ruum ayat 56) Jadi siklus itu akan berjalan terus selama seseorang belum mampu menghentikannya, yaitu ketika seseorang sudah mencapai tingkatan kesucian tertentu. Ini akan berlangsung sampai hari kiamatnya bumi. Makanya kita harus menggunakan waktu yang ada sekarang untuk belajar sebanyak-banyaknya agar mampu mencapai kesucian yang dimaksudkan dan nantinya masuk golongan Kanan.
Hukum siklus jiwa-jiwa telah dijabarkan dalam surat Al Baqarah ayat 28 : “Mengapa kamu tidak beriman kepada Allah, padahal dulunya kamu mati (berada di alam barzah), lalu Ia hidupkan kamu (dibangkitkan kembali melalui rahim ibu ke muka bumi), kemudian matikan kamu (dan berada di alam barzah) dan menghidupkan kamu lagi (melepaskan kembali ke muka bumi melalui rahim ibu” (Al Hajj ayat 5), kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan“
Jadi sangat jelas adanya siklus hidup dan mati yang berulang itu tujuan akhirnya adalah mencapai kesempurnaan/kembali pada-Nya/Inna illaihi rajiun.
Contoh siklus hidup manusia… periode kegiatan sejak pukul 6 pagi hingga 6 sore, dilanjut dengan periode istirahat dari pukul 6 sore hingga pukul 6 pagi hari…. Siklus ini berjalan terus hingga seseorang mencapai usia tua…. Masa kegiatan adalah untuk belajar mengembangkan potensi diri agar tumbuh maju.
Contoh siklus Jiwa manusia adalah … hidup dari bayi hingga masa tua. Dari masa kanak-kanak dia belajar membentangkan potensi dirinya hingga sampai masa tua. Setelah masa tua diberi istirahat/ditahan di alam barzah menurut ketetapan Allah dan untuk menyucikan diri seraya menghimpun tenaga/kekuatan lagi. Setelah itu sang jiwa dilepas kembali melalui rahim ibu untuk bangkit lagi di muka bumi di kampung atau negeri akherat. Dia mendapatkan jasmani baru, sehingga mempunyai potensi yang segar dan baru guna membentangkan potensi dirinya seraya melanjutkan pelajaran yang belum dikuasainya di muka bumi. Demikian terus-menerus.
Ayat 28 Al Baqarah adalah pelajaran dasar mengenai adanya ulangan hidup dan tujuan akhirnya, kembali pada-Nya dan berlangsung di muka bumi ini juga, sebab manusia adalah makhluk bumi (Al Araaf 25) jadi tidak ada jiwa-jiwa yang harus menunggu hingga datangnya kiamat bumi untuk dihizab. Sebab apa? sebab Allah itu akan menghizab atau memperhitungkan segala amal perbuatan manusia itu secara cepat, tidak menunggu hingga kiamatnya bumi …. Dialah pemegang Hukum Yang Adil dan membuat perhitungan dengan cepat….” Al An’aam ayat 62.
Jadi yang dinamakan negeri atau kampung akherat itu adalah di muka bumi ini juga dunia masa depan sebagaimana H. Agoes Salim dan filosof Ibnu Arabi mengatakan “ ….. manusia dalam kehidupan akherat senantiasa berpindah-pindah dari satu keadaan ke keadaan yang lain seperti keadaan mereka di dunia juga ….” Artinya proses belajar bagi manusia tetap berlangsung dan pembukaan hijab-hijab berlangsung terus tak kunjung henti hingga mencapai titik kesempurnaan.
Jadi dengan itu hukum Siklus mengharuskan manusia dibangkitkan kembali ke bumi, mengulangi kehidupan sebagai manusia agar belajar dan terus belajar hingga mencapai titik finis, mencapai kesucian tertentu hingga menjadi sempurna. Mampu menembus penjuru langit dan bumi.
Allah menjadikan Matahari sebagai sumber kehidupan makhluk-makhluk di planet-planet anggotanya, di bumi-bumi yang tujuh, di langit-langit yang juga, tujuh, sehingga makhluk-makhluk di dalamnya dapat berkembang membentangkan potensi dirinya.
Dijadikan Bumi berputar pada porosnya, seraya mengedari Matahari sehingga terjadilah musim dan periode siang dan malam. Malam hari untuk sebagian besar makhluk adalah untuk beristirahat dan siang hari untuk bekerja mengadakan kegiatan.
Di antara tujuh bumi yang disediakan Allah, maka manusia sedang menggunakan Bumi yang keempat. Yang tiga sudah kiamat dan yang tiga lagi sedang dipersiapkan.
Pada waktu bumi ini menggantikan bumi yang lain, karena bumi yang lain itu sudah tak mengandung zat-zat kehidupan lagi. Al Qur’an Ibrahim ayat 48. Menurut pakar Astronomi, bumi kita masih berupa kabut gas yang menyala-nyala hingga berproses beberapa ratus juta tahun. Barulah setelah permukaannya agak mendingin dan membentuk daratan yang memungkinkan kehidupan makhluk-makhluk, barulah dibentuk atau dalam istilah agama dibangkitkan kembali makhluk-makhluk dari jenis mineral, tetumbuhan, hewan dan manusia berdasarkan apa-apa yang telah dihasilkan oleh bumi yang sudah kiamat itu. Dalam ajaran agama dikatakan bahwa adam itu diturunkan dari surga, maka maksud yang sebenarnya adalah dari bumi-bumi yang sudah kiamat itu/bumi-bumi yang zat-zat kehidupannya sudah habis digunakan oleh para makhluk pada saat itu. Maka karena makhluk-makhluk itu ditakdirkan agar dapat kembali pada penciptanya, mereka dibangkitkan kembali di bumi kita ini, agar melanjutkan pelajaran dan membentangkan potensi Illahi yang ada dalam dirinya. Sebagaimana anjuran Nabi Muhammad “Tumbuhkanlah sifat-sifat Tuhan dalam dirimu.”
Sedangkan bila bumi kita ini kiamat, maka para makhluk dipindahkan ke bumi yang akan datang termasuk manusia yang belum mencapai titik finish dalam kehidupan sekarang ini.
Nah itulah tujuan Allah menciptakan tujuh bumi di dalam tujuh tingkatan langit/alam agar nantinya di bumi yang ketujuh semua makhluk sudah mencapai tingkatan kesucian tertentu atau sudah mencapai kesempurnaan seperti yang telah digariskan. Bilamana semua makhluk telah mencapai tingkatan yang digariskan maka selesailah satu Manvantara dan kiamat besar pun terjadilah. Ayat dalam Al Quran adalah An Najm ayat 42 “...Akhirnya kepada-Nyalah semua akan kembali segala sesuatu…”
Pembaca yang budiman. Demikianlah agaknya pengetahuan mengenai alam barzah alam akherat dan bumi-bumi kita yang tujuh di langit yang tujuh di alam semesta ini. Sebagai bekal nanti bagi seorang lansia yang akan menemui dialog pada saatnya sakaratul maut, berdialog dengan dirinya sendiri, setelah melihat memori kehidupan yang melintas di hadapannya. Dari dialog yang sangat singkat itu tentunya akan dihasilkan satu keputusan atau kesimpulan yang bermanfaat digunakan di alam barzah.
Pengetahuan yang penting
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa keselamatan dan kebahagiaan akan diraih bila kita berilmu. Maka dengan ilmu pula kita akan mampu mengatasi rasa takut, karena kita telah mengetahui semua proses yang telah dan akan terjadi. Dan semua berdasarkan hukum sebab akibat. Dengan tidak membuat satu sebab yang akan membuat menderita, maka tak ada akibat yang harus ditanggungnya. Itulah ilmu atau pengetahuan yang penting, di samping ada ilmu pengetahuan lain yang juga penting ialah pengetahuan tentang adanya kehidupan di seberang sana, suatu pengetahuan yang harus dimengerti sungguh-sungguh, kehidupan di alam barzah alam kubur atau alam penantian.
Seorang okultis besar Dr. Annie Besant mengatakan bahwa yang ia temukan di seberang sana ialah bahwa baik orang laki-laki atau wanita yang telah melalui pintu gerbang sakaratul/kematian orang itu tak berubah tetapi masih sama, berwujud seperti pada waktu ketika berjasmani. Adanya peralihan itu tak membawa perubahan besar (seperti sering dijumpai dalam mimpi)
Di seberang sana di alam kubur, kita akan sama halnya dengan di sini. Kematian tidak membuat satu keajaiban. Bila seseorang meninggal dan masih membawa segala keinginan-keinginan duniawi yang masih kuat dalam dirinya, maka ia akan bangun di seberang sana dengan segala keinginan-keinginan yang kuat itu pula. Segala keinginan, perasaan dan kebutuhan akan sama.
Bila demikian halnya kita dapat menganalisa keadaan di sana. Apakah Anda akan berbahagia atau menderita adalah tergantung analisa Anda sendiri.
Pernahkah Anda mendengar satu ayat dalam Al Quran “…. Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah satu permainan dan sesuatu yang melalaikan …” Al Hadid Ayat 20.
“Kekayaan dan putera adalah perhiasan dunia dan amal baik yang tetap kebaqaannya di sisi Tuhanmu adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhan dan baik menjadi harapan …” Al Kahfi ayat 46.
Maka agaknya berdasarkan ayat-ayat tersebut umat beragama dilatih, diberitahu agar tidak terlalu cinta dunia, cinta kepada kehidupan dunia yang akan membawa derita di alam sana, agar berlatih menahan diri dari makan minum yang berelebihan, sex, emosi, pikiran buruk dan semua sifat negatif, sehingga dengan adanya latihan itu nantinya akan dengan mudah ditinggalkan bila waktunya naik ke alam sana.
Sekarang kita bayangkan bila kita mempunyai hobby yang rendah dan kasar, maka di alam sana kita tak akan dapat melampiaskan hobi tersebut karena kita tidak mempunyai badan jasmani lagi.
Seorang pemabuk/perokok atau seorang yang mempunyai hobi makan enak, akan menderita karena di sana tidak ada barang-barang tersebut. Seorang yang dalam kehidupan dunia selalu menyerah kepada keinginan nafsu-nafsu badan wadagnya, yang kasar dan bersifat kebendaan, tak diragukan lagi bahwa orang tersebut akan banyak mengalami derita di alam sana.
Di sini kita perlu peringatan Tuhan “Bahwa Tuhan tak menganiaya manusia, tetapi manusia itu sendiri yang menzalimi dirinya ….”
Juga peringatan sang Nabi “Ingatlah bahwa segala perbuatanmu itu akan dikembalikan kepadamu sendiri, sehingga seolah-olah kamu sendirilah yang menciptakan hukumanmu….”
Jadi jelaslah bahwa segala derita atau bahagia yang ditemukan di alam sana adalah akibat dari dalam diri manusia itu sendiri, maka diri Anda sendirilah yang menjadi pelindung yang aman.
Penderitaan atau kebahagiaan di sana adalah akibat mutlak dari watak yang telah dikembangkan semasa kehidupan dunia. Maka bilamana mereka mampu menundukkan kecenderungan-kecenderungan yang negatif ini, mereka seketika akan bebas. Nah disinilah kita bertemu lagi tentang perlunya satu ilmu pengetahuan.
Sebagai kata penutup perlu diketahui bahwa manusia adalah makhluk istimewa yang “diciptakan” berproses melalui 7 tingkatan alam, sehingga mempunyai 7 badan pula. Badan jasmani adalah yang terpadat. Bila jasmani mati, masih ada 6 badan lagi, badan perasaan, pikiran, intuisi dan seterusnya. Di antara 7 badan itu kita baru menggunakan tiga per tujuhnya, maka tugas sekarang adalah berusaha mengaktifkan yang empat per tujuhnya agar mencapai tingkatan manusia sempurna, mampu menembus penjuru langit dan bumi. @
Readmore → Tolonglah Dirimu Sendiri

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.