Emosi merupakan luapan perasaan berlebihan akibat rangsangan dari luar, yang bisa berupa bentuk warna, suara, rasa, keadaan maupun peristiwa. Luapan perasaan yang terjadi bisa menimbulkan kegembiraan, perasaan iba, juga perasaan tidak senang.
Ketiga luapan perasaan tersebut getarannya akan semakin membesar jika disertai perasaan fanatik. Contoh yang sering terjadi kalau kesebelasan sepak bola yang jadi favoritnya menang bertanding kegembirannnya hampir seperti orang tidak waras, bersorak-sorai, ada yang menari-nari di lapangan, melempar-lempar topi atau jaket ke atas, ada yang bersuit-suit dalam mengekspresikan kegembiraannya.
Kebalikannya, kesebelasan favoritnya kalah, tingkahnya menjadi seperti orang yang sedang menahan sakit gigi. Tidak mau mendengar kata-kata bernada mengejek sekelumit pun, karena bisa menjadi bibit tawuran, antara supporter yang kalah dengan yang menang.
Yang semula lemparan topi atau jaket ke atas berubah menjadi saling lempar apa adanya termasuk tempat minum yang kosong maupun masih ada isinya. Membuat rejeki nomplok bagi para pemulung, yang berharap semoga botol yang dilempar tidak pecah.
Kejadian semacam ini akan membuat bagian keamanan yang jumlahnya tidak memadai merasa kesulitan untuk bertindak. Tembakan-tembakan peringatan juga tidak mampu mengendurkan semangat tawur yang masih membara. Sampai datangnya bantuan keamanan yang lebih banyak dengan perlengkapan gas air mata.
Yang memprihatinkan bila emosi yang ada disebabkan oleh frustasi karena harapannya tidak terwujud. Bisa mencari pelampiasan dengan pengrusakan-pengrusakan terhadap berbagai sarana di tempat pertandingan. Tindakan semacam ini jelas akan menimbulkan kerugian. Banyak lagi terjadi emosi tersebut sampai dibawa pulang, sehingga kalau ada anggota keluarga habis nonton pertandingan sepak bola perlu diperhatikan raut wajahnya. Kalau terlihat suram bagaikan langit mendung pengantar hujan, sebaiknya bersikap hati-hati, jangan sampai mendung tersebut menjadi semakin tebal dan menjadi hujan yang mengguyur siapa saja sebagai pelampiasan kekecewaan.
Kejadian-kejadian semacam itu acapkali ditayangkan pada media elektronik sehingga ulah suami yang tidak mampu menahan emosinya melakukan tindakan-tindakan yang sangat tidak diharapkan terhadap istrinya mengakibatkan sang istri harus dipapah-papah dalam perjalanan menuju kendaraan yang akan membawanya ke rumah sakit, atau wajah istrinya tidak bisa dikenali lagi karena kedua belah pipinya menjadi lebih tinggi daripada hidungnya dengan warna biru lebam. Dan lain-lain perilaku suami terhadap istri yang sebenarnya tidak perlu terjadi.
Sering terjadi penyebabnya sangat sepele, misalnya gerakan dari istrinya kurang cepat, sayur agak terlalu asin, lauk bukan kesukaannya, nasi terlalu keras atau terlalu lembek, tetapi karena sudah dilandasi rasa kecewa dan mendongkol yang tidak sempat meledak di luar takut reputasinya merosot, maka diledakkan di rumah meskipun penyebabnya sangat sepele. Karena dia tahu meskipun ulahnya sudah melewati batas kewajaran, tetapi tetap saja merasa keberadaannya masih dibutuhkan oleh anak istrinya.
Dia tidak berpikir bahwa istrinya punya saudara, famili, kerabat atau handai taulan yang akan menyesali terhadap tingkahnya yang akan membuat catatan tersendiri dalam sejarah hidup mereka. Kalau toh keberadaannya masih dibutuhkan hanya karena terpaksa. Karena keakraban dan kemesraan telah menguap terkena panasnya api penyesalan. Kecanggungan hubungan pun tidak bisa dihindarkan.
Dari ketiga jenis luapan perasaan tadi yaitu kegembiraan, perasaan iba, dan perasaan tidak senang, bagian kedua dan ketigalah yang perlu diwaspadai. Karena meskipun tindakan keterlaluan terhadap korban merupakan urusan rumah tangga yang tidak boleh dicampuri tetapi kalau sudah melewati ambang kewajaran tetap saja bisa menimbulkan rasa dendam pada para kerabatnya, meskipun dengan cara yang tidak menyolok tetapi sangat merugikan terhadap si pelaku. Misalnya pemblokiran dalam hal-hal tertentu, pemutusan tali silaturahmi, hubungan bisnis, pemberian dana bagi tambahan biaya sekolah anak-anak yang selalu mengalir bisa macet yang efeknya akan terasa oleh seluruh anggota keluarga.
Pada peristiwa yang ketiga berupa luapan rasa tidak senang bisa menimbulkan kemarahan, sehingga terjadi pikiran gelap beradu dengan mata gelap, yang bisa saja berakibat adu fisik. Karena meskipun di siang bolong keduanya mengalami kekecualian yaitu berada dalam keadaan serba gelap sehingga tidak bisa mengingat ruang waktu akibat dan risiko yang akan ditimbulkan pada keduanya maupun terhadap keluarga mereka.
Semuanya terjadi karena luapan perasaan mempengaruhi jantung yang menjadikannya bekerja lebih aktif dalam memompa darah. Dan yang membanjiri bagian kepala terutama otak membuat fungsi akal sehat jadi terganggu, sehingga tidak keburu mengerem tindakan-tindakan akibat luapan perasaan-luapan perasaan memerlukan energi yang besar yang didapat dengan lebih cepat melakukan penarikan dan pengeluaran napas yang bisa mempengaruhi bertambah cepatnya detak jantung. Hal ini bisa dibuktikan bila seseorang emosinya mulai meningkat lalu mengambil napas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan-lahan maka dalam waktu yang relatif singkat perasaannya akan normal kembali.
Pada artikel-artikel selanjutnya akan dijelaskan beberapa cara yang mungkin bisa Anda coba dalam usaha meredam emosi agar tidak meledak. Tinggal pilih mana yang cocok
Ketiga luapan perasaan tersebut getarannya akan semakin membesar jika disertai perasaan fanatik. Contoh yang sering terjadi kalau kesebelasan sepak bola yang jadi favoritnya menang bertanding kegembirannnya hampir seperti orang tidak waras, bersorak-sorai, ada yang menari-nari di lapangan, melempar-lempar topi atau jaket ke atas, ada yang bersuit-suit dalam mengekspresikan kegembiraannya.
Kebalikannya, kesebelasan favoritnya kalah, tingkahnya menjadi seperti orang yang sedang menahan sakit gigi. Tidak mau mendengar kata-kata bernada mengejek sekelumit pun, karena bisa menjadi bibit tawuran, antara supporter yang kalah dengan yang menang.
Yang semula lemparan topi atau jaket ke atas berubah menjadi saling lempar apa adanya termasuk tempat minum yang kosong maupun masih ada isinya. Membuat rejeki nomplok bagi para pemulung, yang berharap semoga botol yang dilempar tidak pecah.
Kejadian semacam ini akan membuat bagian keamanan yang jumlahnya tidak memadai merasa kesulitan untuk bertindak. Tembakan-tembakan peringatan juga tidak mampu mengendurkan semangat tawur yang masih membara. Sampai datangnya bantuan keamanan yang lebih banyak dengan perlengkapan gas air mata.
Yang memprihatinkan bila emosi yang ada disebabkan oleh frustasi karena harapannya tidak terwujud. Bisa mencari pelampiasan dengan pengrusakan-pengrusakan terhadap berbagai sarana di tempat pertandingan. Tindakan semacam ini jelas akan menimbulkan kerugian. Banyak lagi terjadi emosi tersebut sampai dibawa pulang, sehingga kalau ada anggota keluarga habis nonton pertandingan sepak bola perlu diperhatikan raut wajahnya. Kalau terlihat suram bagaikan langit mendung pengantar hujan, sebaiknya bersikap hati-hati, jangan sampai mendung tersebut menjadi semakin tebal dan menjadi hujan yang mengguyur siapa saja sebagai pelampiasan kekecewaan.
Kejadian-kejadian semacam itu acapkali ditayangkan pada media elektronik sehingga ulah suami yang tidak mampu menahan emosinya melakukan tindakan-tindakan yang sangat tidak diharapkan terhadap istrinya mengakibatkan sang istri harus dipapah-papah dalam perjalanan menuju kendaraan yang akan membawanya ke rumah sakit, atau wajah istrinya tidak bisa dikenali lagi karena kedua belah pipinya menjadi lebih tinggi daripada hidungnya dengan warna biru lebam. Dan lain-lain perilaku suami terhadap istri yang sebenarnya tidak perlu terjadi.
Sering terjadi penyebabnya sangat sepele, misalnya gerakan dari istrinya kurang cepat, sayur agak terlalu asin, lauk bukan kesukaannya, nasi terlalu keras atau terlalu lembek, tetapi karena sudah dilandasi rasa kecewa dan mendongkol yang tidak sempat meledak di luar takut reputasinya merosot, maka diledakkan di rumah meskipun penyebabnya sangat sepele. Karena dia tahu meskipun ulahnya sudah melewati batas kewajaran, tetapi tetap saja merasa keberadaannya masih dibutuhkan oleh anak istrinya.
Dia tidak berpikir bahwa istrinya punya saudara, famili, kerabat atau handai taulan yang akan menyesali terhadap tingkahnya yang akan membuat catatan tersendiri dalam sejarah hidup mereka. Kalau toh keberadaannya masih dibutuhkan hanya karena terpaksa. Karena keakraban dan kemesraan telah menguap terkena panasnya api penyesalan. Kecanggungan hubungan pun tidak bisa dihindarkan.
Dari ketiga jenis luapan perasaan tadi yaitu kegembiraan, perasaan iba, dan perasaan tidak senang, bagian kedua dan ketigalah yang perlu diwaspadai. Karena meskipun tindakan keterlaluan terhadap korban merupakan urusan rumah tangga yang tidak boleh dicampuri tetapi kalau sudah melewati ambang kewajaran tetap saja bisa menimbulkan rasa dendam pada para kerabatnya, meskipun dengan cara yang tidak menyolok tetapi sangat merugikan terhadap si pelaku. Misalnya pemblokiran dalam hal-hal tertentu, pemutusan tali silaturahmi, hubungan bisnis, pemberian dana bagi tambahan biaya sekolah anak-anak yang selalu mengalir bisa macet yang efeknya akan terasa oleh seluruh anggota keluarga.
Pada peristiwa yang ketiga berupa luapan rasa tidak senang bisa menimbulkan kemarahan, sehingga terjadi pikiran gelap beradu dengan mata gelap, yang bisa saja berakibat adu fisik. Karena meskipun di siang bolong keduanya mengalami kekecualian yaitu berada dalam keadaan serba gelap sehingga tidak bisa mengingat ruang waktu akibat dan risiko yang akan ditimbulkan pada keduanya maupun terhadap keluarga mereka.
Semuanya terjadi karena luapan perasaan mempengaruhi jantung yang menjadikannya bekerja lebih aktif dalam memompa darah. Dan yang membanjiri bagian kepala terutama otak membuat fungsi akal sehat jadi terganggu, sehingga tidak keburu mengerem tindakan-tindakan akibat luapan perasaan-luapan perasaan memerlukan energi yang besar yang didapat dengan lebih cepat melakukan penarikan dan pengeluaran napas yang bisa mempengaruhi bertambah cepatnya detak jantung. Hal ini bisa dibuktikan bila seseorang emosinya mulai meningkat lalu mengambil napas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan-lahan maka dalam waktu yang relatif singkat perasaannya akan normal kembali.
Pada artikel-artikel selanjutnya akan dijelaskan beberapa cara yang mungkin bisa Anda coba dalam usaha meredam emosi agar tidak meledak. Tinggal pilih mana yang cocok
0 komentar:
Posting Komentar