Bagi sebagian besar penduduk bumi ini masih belum yakin adanya sifat Maha Pengasih dan Penyayang dari Sang Maha Pencipta. Hal tersebut terbukti masih merajalelanya bentuk-bentuk kejahatan yang semakin lama semakin mengkhawatirkan terutama bagi para penduduk yang tidak sampai hati atau kurang punya nyali untuk melakukan kejahatan, sehingga justru menjadi korban kejahatan.
Tindak kejahatan biasanya diawali dengan rasa khawatir kepentingan dirinya terganggu, sehingga kelangsungan hidupnya akan terganggu pula, sehingga selalu berusaha untuk menimbun segala bentuk keperluan untuk menjaga kelangsungan hidupnya, dengan cara apapun. Kalau dengan cara wajar tidak berhasil maka akan ditempuh dengan cara yang tidak wajar. Dan sebagai pilihan terdekat adalah tindak kejahatan. Meskipun tindakannya jelas mengandung risiko.
Penyebab lain adanya tindak kejahatan, karena terlalu serakah. Tidak mau mensyukuri nikmat atau keadaan yang sudah ada. Kalau mau berpikir jernih artinya tidak tercemar keserakahan pasti ada rasa terima kasih kepada Sang Maha Pencipta karena bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari meskipun dalam tingkat yang paling sederhana, sudah tergolong beruntung. Bayangkan saja untuk membuat sebutir nasi atau setetes air, kita jelas tidak mampu. Meskipun mungkin punya pengertian molekul air terdiri dari H2O, dua bagian unsur hidrogen satu bagian unsur oksigen. Tetapi untuk membuat kedua unsur tersebut dan mengatur perbandingannya agar menjadi molekul air harus punya perbandingan 2 dibanding 1 siapa yang bisa? Dan yang jumlahnya tidak terbayangkan oleh otak manusia. Dengan adanya air laut di samudra raya dan yang ada dalam kandungan bumi. Untuk membayangkan saja sudah sulit. Apalagi menciptakannya.
Belum lagi adanya materi-materi lain seperti udara yang meliputi seluruh atmosfir bumi dan mengandung zat-zat dan unsur-unsur untuk memenuhi kebutuhan seluruh makhluk bagi kelangsungan hidupnya. Karena umat manusia, para satwa, berjenis-jenis tetumbuhan sangat membutuhkannya. Sehingga seandainya Sang Maha Pencipta menarik seluruh udara yang ada di atmosfir bumi ini untuk dipindah ke planet lain, tidak usah terlalu lama sehari semalam saja maka bumi ini akan menjadi ladang gersang yang di atasnya berserakan bangkai manusia dan para satwa, disaksikan oleh tetumbuhan gundul karena daunnya berguguran yang sebagian untuk menutupi bangkai-bangkai dari sengatan sinar matahari yang semakin membara karena oksigen sebagai penyejuk sedang hijrah untuk keperluan planet lain. Bagi Sang Maha Pencipta untuk melakukan hal yang demikian bukanlah hal yang sulit. Karena kalau bisa mencipta pasti akan bisa memindahkan ciptaan-Nya. Meskipun dengan cara-cara khusus yang untuk membayangkannya saja kita akan menemui kesulitan.
Tetapi karena memiliki sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Sang Maha Pencipta tidak mau melakukan hal itu. Bahkan agar makhluk ciptaan-Nya terutama manusia tetap mau melakukan pengisian perutnya dengan makan, disediakan berjenis-jenis makanan yang bisa memenuhi selera, agar tubuh tidak kekurangan vitamin-vitamin atau zat-zat yang diperlukan, sehingga metabolisme tubuh tetap lancar dan mampu menanggulangi gangguan-gangguan pada kesehatan.
Yang tersebut di atas baru masalah kebutuhan makanan dan minuman. Bagaimana dengan kebutuhan yang lain sebagai penunjang kelangsungan hidup? Yang sebagian besar diberikan secara gratis tetapi berubah menjadi barang dagangan oleh umat manusia dan harganya selalu dipermainkan demi untuk memuaskan nafsu serakahnya, tetapi berakibat kesengsaraan terutama pada golongan ekonomi lemah dengan penghasilan pas-pasan, dengan kenaikan harga yang tak terkendali maka semakin lama semakin banyak kebutuhan yang tidak terbeli. Karena kalau sudah naik tidak mau turun. Berbeda dengan penghasilan turun sangat gampang tetapi untuk meningkat sangat sulit.
Yang hal ini merupakan PR bagi kita terutama yang punya teori-teori berjibun, untuk belajar mempraktekkan teorinya apakah teori-teorinya bermanfaat bagi kehidupan umat ataukah hanya sebagai sarana agar dianggap orang yang mumpuni. Kasihan para pendengarnya karena teori-teori yang ada kurang membumi sehingga setelah mendengarkannya tidak tahu apa yang harus dilakukan. Mau minta penjelasan pada siapa sebab si pembicara juga belum bisa mempraktekkan apa yang kerap dibicarakannya.
Kenyataan ini memang sangat pahit. Tetapi lebih baik menelan pil pahit dari pada menerus-neruskan kebiasaan yang membingungkan. Hanya membuang buang waktu, dana dan energi. Bahkan kadang-kadang perangai kesehariannya kerap berlainan dengan pembicaraannya, yang hal ini bisa mengurangi simpati para pendengarnya.
Untuk menjadi seorang pembicara yang arif memang perlu banyak belajar. Belajar untuk mempelajari berbagai masalah dengan membaca, mendengarkan pembicaraan, nonton TV dan yang paling diperlukan mempelajari tentang keadaan diri sendiri. Karena meskipun tingkat kesadaran seseorang berbeda-beda tetapi dalam hal-hal tertentu banyak yang punya kesamaan. Seperti keinginan untuk diperhatikan, disayang, dipuji, diakui keberadaannya, tampil beda, dihormati, lebih meningkat lagi ingin berpengaruh berkuasa, ingin yang serba enak. Tinggal pilih mana yang akan dipilih sebagai tema suatu pembicaraan. Tergantung pendengarnya sebagian besar dari kelompok apa. Dan yang perlu diperhatikan adanya daya tarik atau simpati dari para pendengarnya.
Yang sering terjadi kekeliruan pada seseorang pembicara untuk menarik simpati para pendengarnya dengan cara busana yang serba glamour dan acting yang terlalu over. Sedang para pendengarnya sebagian berpakaian sederhana, yang akan merasa minder atau terkalahkan dalam penampilan. Dan jelas merupakan benih-benih antipati. Penghormatan maupun simpati bukan karena penampilan luar tetapi dari kepribadian yang penuh dedikasi, kemampuan untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik, atau kemampuan untuk memberikan jalan keluar pada kesulitan-kesulitan hidup.
Apalagi kalau si pembicara punya power yang bisa mengisi setiap kata yang diucapkannya. Maka meskipun penampilannya sederhana tetapi mampu memukau para pendengarnya. Karena begitu kuatnya daya tarik dari si pembicara ada yang matanya lupa untuk dikedipkan dan mulutya menganga seperti mau memasukkan suatu bentuk makanan yang besar.
Bagi seorang pembicara tipe ini memang harus hati-hati sebab kata-kata yang mengandung power sangat mudah untuk mengarahkan pada hal-hal menurut apa kehendak si pembicara jangan sampai dijuruskan pada masalah-masalah yang merugikan diri sendiri maupun kepentingan umum. Sehingga perlu persiapan-persiapan yang matang dengan tema-tema yang bermanfaat untuk para pendengarnya.
Umat manusia memang sudah dikaruniai daya energi dengan istilah lain sebagai power untuk menunjang kelangsungan hidupnya seperti energi dari matahari, diserap melalui pori-pori kulit. Dari bumi yang diserap melalui cakra dasar dari makanan dan minuman yang diserap melalui usus halus. Kesemuanya merupakan energi alamiah tanpa turut campurnya kecerdasan maupun kesadaran. Sehingga volumenya tetap kecuali kalau sedang ada gangguan kesehatan.
Bagi yang berada dalam kondisi normal tetapi berusaha mendapatkan energi lebih banyak dengan cara makan sebanyak-banyaknya akan mengakibatkan kekenyangan, yang biasanya segera berbaring dengan posisi miring, karena dengan lelentang sulit untuk bernafas apalagi dengan posisi tengkurap. Untuk mengurangi rasa tersiksanya yang sering dilakukan si penderita disuruh buka baju lalu dikipasi atau disuruh menelan butiran-butiran kecil dari es batu. Bila kipas dan es batu tidak ada, pilihannya dengan ngeroki perut si penderita dengan centong (alat pengambil nasi) atau irus (alat pengambil sayur) dengan gerakan menjurus ke bawah pusar.
Bagi yang bermaksud mengambil energi dari air lebih dari cukup dan minum terlalu banyak sehingga kembung, solusinya lebih mudah dengan cara si penderita disuruh mandi air dari kolam yang sudah menginap sehingga akan dingin,. Maka beberapa saat kemudian akan terjadi BAK yang akan lumayan volumenya sehingga penderitaannya banyak berkurang.
Energi alamiah yang lain adalah adanya kegiatan melakukan pernafasan, untuk mengambil unsur-unsur halus yang dibutuhkan oleh tubuh. Dari berbagai macam sumber energi untuk kebutuhan umat manusia pernafasan merupakan jenis yang terpenting. Karena mengandung vitalitas-vitalitas yang tidak terdapat pada sumber lain. Dan merupakan sumber energi yang bisa direkayasa tanpa menimbulkan efek samping yang merugikan. Sumber-sumber energi lain yang bisa direkayasa tanpa menimbulkan efek samping yang merugikan akan dibahas pada artikel-artikel berikut.
Tindak kejahatan biasanya diawali dengan rasa khawatir kepentingan dirinya terganggu, sehingga kelangsungan hidupnya akan terganggu pula, sehingga selalu berusaha untuk menimbun segala bentuk keperluan untuk menjaga kelangsungan hidupnya, dengan cara apapun. Kalau dengan cara wajar tidak berhasil maka akan ditempuh dengan cara yang tidak wajar. Dan sebagai pilihan terdekat adalah tindak kejahatan. Meskipun tindakannya jelas mengandung risiko.
Penyebab lain adanya tindak kejahatan, karena terlalu serakah. Tidak mau mensyukuri nikmat atau keadaan yang sudah ada. Kalau mau berpikir jernih artinya tidak tercemar keserakahan pasti ada rasa terima kasih kepada Sang Maha Pencipta karena bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari meskipun dalam tingkat yang paling sederhana, sudah tergolong beruntung. Bayangkan saja untuk membuat sebutir nasi atau setetes air, kita jelas tidak mampu. Meskipun mungkin punya pengertian molekul air terdiri dari H2O, dua bagian unsur hidrogen satu bagian unsur oksigen. Tetapi untuk membuat kedua unsur tersebut dan mengatur perbandingannya agar menjadi molekul air harus punya perbandingan 2 dibanding 1 siapa yang bisa? Dan yang jumlahnya tidak terbayangkan oleh otak manusia. Dengan adanya air laut di samudra raya dan yang ada dalam kandungan bumi. Untuk membayangkan saja sudah sulit. Apalagi menciptakannya.
Belum lagi adanya materi-materi lain seperti udara yang meliputi seluruh atmosfir bumi dan mengandung zat-zat dan unsur-unsur untuk memenuhi kebutuhan seluruh makhluk bagi kelangsungan hidupnya. Karena umat manusia, para satwa, berjenis-jenis tetumbuhan sangat membutuhkannya. Sehingga seandainya Sang Maha Pencipta menarik seluruh udara yang ada di atmosfir bumi ini untuk dipindah ke planet lain, tidak usah terlalu lama sehari semalam saja maka bumi ini akan menjadi ladang gersang yang di atasnya berserakan bangkai manusia dan para satwa, disaksikan oleh tetumbuhan gundul karena daunnya berguguran yang sebagian untuk menutupi bangkai-bangkai dari sengatan sinar matahari yang semakin membara karena oksigen sebagai penyejuk sedang hijrah untuk keperluan planet lain. Bagi Sang Maha Pencipta untuk melakukan hal yang demikian bukanlah hal yang sulit. Karena kalau bisa mencipta pasti akan bisa memindahkan ciptaan-Nya. Meskipun dengan cara-cara khusus yang untuk membayangkannya saja kita akan menemui kesulitan.
Tetapi karena memiliki sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Sang Maha Pencipta tidak mau melakukan hal itu. Bahkan agar makhluk ciptaan-Nya terutama manusia tetap mau melakukan pengisian perutnya dengan makan, disediakan berjenis-jenis makanan yang bisa memenuhi selera, agar tubuh tidak kekurangan vitamin-vitamin atau zat-zat yang diperlukan, sehingga metabolisme tubuh tetap lancar dan mampu menanggulangi gangguan-gangguan pada kesehatan.
Yang tersebut di atas baru masalah kebutuhan makanan dan minuman. Bagaimana dengan kebutuhan yang lain sebagai penunjang kelangsungan hidup? Yang sebagian besar diberikan secara gratis tetapi berubah menjadi barang dagangan oleh umat manusia dan harganya selalu dipermainkan demi untuk memuaskan nafsu serakahnya, tetapi berakibat kesengsaraan terutama pada golongan ekonomi lemah dengan penghasilan pas-pasan, dengan kenaikan harga yang tak terkendali maka semakin lama semakin banyak kebutuhan yang tidak terbeli. Karena kalau sudah naik tidak mau turun. Berbeda dengan penghasilan turun sangat gampang tetapi untuk meningkat sangat sulit.
Yang hal ini merupakan PR bagi kita terutama yang punya teori-teori berjibun, untuk belajar mempraktekkan teorinya apakah teori-teorinya bermanfaat bagi kehidupan umat ataukah hanya sebagai sarana agar dianggap orang yang mumpuni. Kasihan para pendengarnya karena teori-teori yang ada kurang membumi sehingga setelah mendengarkannya tidak tahu apa yang harus dilakukan. Mau minta penjelasan pada siapa sebab si pembicara juga belum bisa mempraktekkan apa yang kerap dibicarakannya.
Kenyataan ini memang sangat pahit. Tetapi lebih baik menelan pil pahit dari pada menerus-neruskan kebiasaan yang membingungkan. Hanya membuang buang waktu, dana dan energi. Bahkan kadang-kadang perangai kesehariannya kerap berlainan dengan pembicaraannya, yang hal ini bisa mengurangi simpati para pendengarnya.
Untuk menjadi seorang pembicara yang arif memang perlu banyak belajar. Belajar untuk mempelajari berbagai masalah dengan membaca, mendengarkan pembicaraan, nonton TV dan yang paling diperlukan mempelajari tentang keadaan diri sendiri. Karena meskipun tingkat kesadaran seseorang berbeda-beda tetapi dalam hal-hal tertentu banyak yang punya kesamaan. Seperti keinginan untuk diperhatikan, disayang, dipuji, diakui keberadaannya, tampil beda, dihormati, lebih meningkat lagi ingin berpengaruh berkuasa, ingin yang serba enak. Tinggal pilih mana yang akan dipilih sebagai tema suatu pembicaraan. Tergantung pendengarnya sebagian besar dari kelompok apa. Dan yang perlu diperhatikan adanya daya tarik atau simpati dari para pendengarnya.
Yang sering terjadi kekeliruan pada seseorang pembicara untuk menarik simpati para pendengarnya dengan cara busana yang serba glamour dan acting yang terlalu over. Sedang para pendengarnya sebagian berpakaian sederhana, yang akan merasa minder atau terkalahkan dalam penampilan. Dan jelas merupakan benih-benih antipati. Penghormatan maupun simpati bukan karena penampilan luar tetapi dari kepribadian yang penuh dedikasi, kemampuan untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik, atau kemampuan untuk memberikan jalan keluar pada kesulitan-kesulitan hidup.
Apalagi kalau si pembicara punya power yang bisa mengisi setiap kata yang diucapkannya. Maka meskipun penampilannya sederhana tetapi mampu memukau para pendengarnya. Karena begitu kuatnya daya tarik dari si pembicara ada yang matanya lupa untuk dikedipkan dan mulutya menganga seperti mau memasukkan suatu bentuk makanan yang besar.
Bagi seorang pembicara tipe ini memang harus hati-hati sebab kata-kata yang mengandung power sangat mudah untuk mengarahkan pada hal-hal menurut apa kehendak si pembicara jangan sampai dijuruskan pada masalah-masalah yang merugikan diri sendiri maupun kepentingan umum. Sehingga perlu persiapan-persiapan yang matang dengan tema-tema yang bermanfaat untuk para pendengarnya.
Umat manusia memang sudah dikaruniai daya energi dengan istilah lain sebagai power untuk menunjang kelangsungan hidupnya seperti energi dari matahari, diserap melalui pori-pori kulit. Dari bumi yang diserap melalui cakra dasar dari makanan dan minuman yang diserap melalui usus halus. Kesemuanya merupakan energi alamiah tanpa turut campurnya kecerdasan maupun kesadaran. Sehingga volumenya tetap kecuali kalau sedang ada gangguan kesehatan.
Bagi yang berada dalam kondisi normal tetapi berusaha mendapatkan energi lebih banyak dengan cara makan sebanyak-banyaknya akan mengakibatkan kekenyangan, yang biasanya segera berbaring dengan posisi miring, karena dengan lelentang sulit untuk bernafas apalagi dengan posisi tengkurap. Untuk mengurangi rasa tersiksanya yang sering dilakukan si penderita disuruh buka baju lalu dikipasi atau disuruh menelan butiran-butiran kecil dari es batu. Bila kipas dan es batu tidak ada, pilihannya dengan ngeroki perut si penderita dengan centong (alat pengambil nasi) atau irus (alat pengambil sayur) dengan gerakan menjurus ke bawah pusar.
Bagi yang bermaksud mengambil energi dari air lebih dari cukup dan minum terlalu banyak sehingga kembung, solusinya lebih mudah dengan cara si penderita disuruh mandi air dari kolam yang sudah menginap sehingga akan dingin,. Maka beberapa saat kemudian akan terjadi BAK yang akan lumayan volumenya sehingga penderitaannya banyak berkurang.
Energi alamiah yang lain adalah adanya kegiatan melakukan pernafasan, untuk mengambil unsur-unsur halus yang dibutuhkan oleh tubuh. Dari berbagai macam sumber energi untuk kebutuhan umat manusia pernafasan merupakan jenis yang terpenting. Karena mengandung vitalitas-vitalitas yang tidak terdapat pada sumber lain. Dan merupakan sumber energi yang bisa direkayasa tanpa menimbulkan efek samping yang merugikan. Sumber-sumber energi lain yang bisa direkayasa tanpa menimbulkan efek samping yang merugikan akan dibahas pada artikel-artikel berikut.
0 komentar:
Posting Komentar