Sebelum ada isi alam semesta yang ada adalah Zat Mutlak yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Kemudian dari Zat Mutlak yang Maha Kuasa tersebut memancarkan partikel-partikel atau unsur-unsur halus yang lebih halus daripada atom-atom. Partikel-partikel tersebut kesemuanya diresapi dari diliputi oleh zat hidup dari Yang Maha Pencipta. Perbedaannya sebagian mengandung energi positif bagian lain mengandung energi negatif.
Suatu masa terjadi benturan antara kumpulan partikel dengan muatan energi positif dengan kumpulan partikel bermuatan negatif dengan skala ratusan juga kali lebih besar daripada benturan antara kumpulan awan yang bermuatan negatif, dengan sendirinya percikan api akibat dari benturan antara kumpulan partikel bermuatan positif dengan yang bermuatan negatif akan sangat luas yang hampir memenuhi alam semesta ini, dengan ukuran super raksasa maupun ukuran mini.
Semuanya berputar menjauhi pusat ledakan dan bergabung dengan percikan-percikan lain yang sesuai dengan kecepatan putarannya, membentuk galaksi-galaksi. Bagi yang berukuran terlalu mini akan cepat padam dan tersedot oleh percikan yang lebih besar. Makin besar ukurannya makin lama bisa mempertahankan panasnya.
Seperti yang terjadi pada galaksi kita, matahari yang ukurannya paling besar masih bisa mempertahankan panas dan sinarnya yang energinya sangat dibutuhkan bagi seluruh bentuk kehidupan. Bumi panasnya tinggal yang ada di pusat bumi, sehingga bagian luarnya bisa untuk tempat tinggal makhluk hidup. Sedangkan bulan yang ukurannya lebih kecil daripada bumi panasnya sudah lenyap.
Untuk mendinginkan permukaan bumi yang panas menyala agar bisa untuk tempat tinggal yang nyaman di samping dengan cara berputar secara terus menerus untuk mengganti udara di sekitar permukaan yang ikut jadi panas. Di samping berputar juga bergerak mengitari matahari untuk meninggalkan udara sekeliling yang telah panas diganti dengan udara yang sejuk. Karena selalu mendapat udara yang sejuk lama kelamaan permukaan bumi yang panas menyala dan mendidih akhirnya berkurang panasnya dan berhenti mendidih.
Selanjutnya akan turun hujan terus menerus. Karena panas permukaan bumi, masih bisa membuat air hujan yang turun menguap tanpa bekas. Hanya dengan pengguyuran terus menerus akan menjadikan permukaan bumi menjadi bertambah dingin, terutama pada daerah-daerah yang cekung. Penyiraman air hujan juga membuat benda-benda yang semula mendidih jadi mengeras seperti terbentuknya batuan-batuan, batu cadas bahkan batu-batu mulia atau permata yang terbanyak adalah batu cadas sebagai pelindung perut bumi.
Pada tempat-tempat yang kepadatan cadasnya kurang kuat sehingga tidak mampu menahan desakan isi perut bumi akan terjadi bisul-bisul yang membentuk gunung-gunung. Pada bagian-bagian yang agak keras sehingga desakan dari perut bumi tidak mampu menembus keluar hanya bisa mengangkat permukaannya menjadi lebih tinggi akan terbentuk pegunungan atau gundukan tanah yang besar.
Cekungan yang ada di darat akan membentuk danau. Cekungan di bagian lain yang sambung menyambung membentuk lautan yang sangat luas membentuk samudra. Sedangkan rawa-rawa tertentuk oleh aliran-aliran sungai yang pindah jalur karena adanya banjir bandang airnya mencari jalan pintas yang lurus menghindari liku-liku atau belokan-belokan. Rawa-rawa banyak terjadi pada daerah-daerah bertanah grugus, tidak ada tebing-tebing bercadas yang mampu menahan terjangan banjir. Liku-liku atau belokan-belokan sungai yang ditinggalkan aliran sungai yang asli akan membentuk rawa-rawa.
Adanya air maka dimulailah kehidupan di muka bumi ini. Sebab air merupakan unsur hara yang terpenting bagi tumbuh-tumbuhan agar bisa menyerap unsur hara yang lain. Mulai tumbuh lumut-lumutan, dan rumput laut. Sebagai makanan dan perlindungan bagi hewan-hewan lembut yang timbul dengan adanya makanan yang diperlukan.
Dengan bimbingan Sang Maha Pencipta melalui hidup yang meresapi dan meliputi partikel-partikel yang sangat halus terbentuklah makhluk bersel satu. Yang perkembangannya dengan membelah diri atau dengan bergabung dengan sel-sel jenis yang cocok. Dengan adanya tetumbuhan laut yang merupakan makanan dan sekaligus menjadi pelindungnya makhluk-makhluk tersebut merasa terjamin dan aman dalam melakukan pertumbuhannya. Adanya kebebasan untuk memiliki bermacam-macam jenis unsur yang cocok bagi perkembangannya maka terbentuklah bermacam-macam jenis kehidupan di laut. Salah satu jenisnya merupakan hewan ampibi. Kalau hewan ampibi tersebut sewaktu berada di darat banyak menyerap atau menyantap makanan unsur-unsur darat akan bisa menjadi hewan darat.
Sedangkan tetumbuhan sebangsa lumut hidup di darat akan berangsur-angsur menjadi tumbuhan monokotil seperti rumput-rumput halus rumput kasar, mendong, gelagah tebu, bambu dan berjenis-jenis Palmae termasuk kelapa sawit dan kepala kopra. Proses tersebut bisa memakan waktu puluhan bahkan ratusan juta tahun.
Rumput-rumput halus sebagai makanan dari hewan-hewan ampibi yang berubah menjadi hewan darat atau hewan-hewan kecil lain seperti jangkrik atau bangsa ulat, siput, dan lain-lain. Jadi keberadaan jenis satwa disesuaikan dengan adanya persediaan makanannya. Sehingga tak akan mungkin terjadi dengan adanya persediaan makanannya, sehingga tak akan mungkin terjadi dengan adanya makanan hanya bagi hewan-hewan kecil akan ada hewan-hewan besar seperti kambing, kerbau, sapi, kuda, gajah. Kalau toh ada berapa hari bisa hidup? Dan ada hukum hidup yang mengatakan : Kehidupan yang lebih sempurna bisa ada karena dukungan/pengorbanan dari makhluk yang belum sempurna.
Lalu bagaimana dengan sabda Tuhan : Qun fayaqun? Suatu firman perlu dihubungkan dengan firman yang lain yang menjelaskannya. Sebab ada firman yang mengatakan : Sesungguhnya dalam menciptakan sesuatu Tuhan selalu melalui proses (sababiah). Ada lagi firman yang menyatakan : Keberadaan Tuhan tidak bisa dibayangkan (tan kena kinaya ngapa). Ada lagi bahwa agama diperuntukkan bagi orang-orang yang berakal.
Hal tersebut untuk menghindari sikap bersikukuh pada suatu ajaran, tetapi kalau ditanya alasan apa yang membuatnya begitu bersikukuh, pada pengertian yang tersurat saja tidak mendalami yang tersirat? Jawabannya pasti : Dalam kitab suci sudah tertulis begitu. Siapa yang berani merubah akan mendapat laknat.?
Masalah tersebut telah menjadi sumber konflik yang berkepanjangan.
Suatu masa terjadi benturan antara kumpulan partikel dengan muatan energi positif dengan kumpulan partikel bermuatan negatif dengan skala ratusan juga kali lebih besar daripada benturan antara kumpulan awan yang bermuatan negatif, dengan sendirinya percikan api akibat dari benturan antara kumpulan partikel bermuatan positif dengan yang bermuatan negatif akan sangat luas yang hampir memenuhi alam semesta ini, dengan ukuran super raksasa maupun ukuran mini.
Semuanya berputar menjauhi pusat ledakan dan bergabung dengan percikan-percikan lain yang sesuai dengan kecepatan putarannya, membentuk galaksi-galaksi. Bagi yang berukuran terlalu mini akan cepat padam dan tersedot oleh percikan yang lebih besar. Makin besar ukurannya makin lama bisa mempertahankan panasnya.
Seperti yang terjadi pada galaksi kita, matahari yang ukurannya paling besar masih bisa mempertahankan panas dan sinarnya yang energinya sangat dibutuhkan bagi seluruh bentuk kehidupan. Bumi panasnya tinggal yang ada di pusat bumi, sehingga bagian luarnya bisa untuk tempat tinggal makhluk hidup. Sedangkan bulan yang ukurannya lebih kecil daripada bumi panasnya sudah lenyap.
Untuk mendinginkan permukaan bumi yang panas menyala agar bisa untuk tempat tinggal yang nyaman di samping dengan cara berputar secara terus menerus untuk mengganti udara di sekitar permukaan yang ikut jadi panas. Di samping berputar juga bergerak mengitari matahari untuk meninggalkan udara sekeliling yang telah panas diganti dengan udara yang sejuk. Karena selalu mendapat udara yang sejuk lama kelamaan permukaan bumi yang panas menyala dan mendidih akhirnya berkurang panasnya dan berhenti mendidih.
Selanjutnya akan turun hujan terus menerus. Karena panas permukaan bumi, masih bisa membuat air hujan yang turun menguap tanpa bekas. Hanya dengan pengguyuran terus menerus akan menjadikan permukaan bumi menjadi bertambah dingin, terutama pada daerah-daerah yang cekung. Penyiraman air hujan juga membuat benda-benda yang semula mendidih jadi mengeras seperti terbentuknya batuan-batuan, batu cadas bahkan batu-batu mulia atau permata yang terbanyak adalah batu cadas sebagai pelindung perut bumi.
Pada tempat-tempat yang kepadatan cadasnya kurang kuat sehingga tidak mampu menahan desakan isi perut bumi akan terjadi bisul-bisul yang membentuk gunung-gunung. Pada bagian-bagian yang agak keras sehingga desakan dari perut bumi tidak mampu menembus keluar hanya bisa mengangkat permukaannya menjadi lebih tinggi akan terbentuk pegunungan atau gundukan tanah yang besar.
Cekungan yang ada di darat akan membentuk danau. Cekungan di bagian lain yang sambung menyambung membentuk lautan yang sangat luas membentuk samudra. Sedangkan rawa-rawa tertentuk oleh aliran-aliran sungai yang pindah jalur karena adanya banjir bandang airnya mencari jalan pintas yang lurus menghindari liku-liku atau belokan-belokan. Rawa-rawa banyak terjadi pada daerah-daerah bertanah grugus, tidak ada tebing-tebing bercadas yang mampu menahan terjangan banjir. Liku-liku atau belokan-belokan sungai yang ditinggalkan aliran sungai yang asli akan membentuk rawa-rawa.
Adanya air maka dimulailah kehidupan di muka bumi ini. Sebab air merupakan unsur hara yang terpenting bagi tumbuh-tumbuhan agar bisa menyerap unsur hara yang lain. Mulai tumbuh lumut-lumutan, dan rumput laut. Sebagai makanan dan perlindungan bagi hewan-hewan lembut yang timbul dengan adanya makanan yang diperlukan.
Dengan bimbingan Sang Maha Pencipta melalui hidup yang meresapi dan meliputi partikel-partikel yang sangat halus terbentuklah makhluk bersel satu. Yang perkembangannya dengan membelah diri atau dengan bergabung dengan sel-sel jenis yang cocok. Dengan adanya tetumbuhan laut yang merupakan makanan dan sekaligus menjadi pelindungnya makhluk-makhluk tersebut merasa terjamin dan aman dalam melakukan pertumbuhannya. Adanya kebebasan untuk memiliki bermacam-macam jenis unsur yang cocok bagi perkembangannya maka terbentuklah bermacam-macam jenis kehidupan di laut. Salah satu jenisnya merupakan hewan ampibi. Kalau hewan ampibi tersebut sewaktu berada di darat banyak menyerap atau menyantap makanan unsur-unsur darat akan bisa menjadi hewan darat.
Sedangkan tetumbuhan sebangsa lumut hidup di darat akan berangsur-angsur menjadi tumbuhan monokotil seperti rumput-rumput halus rumput kasar, mendong, gelagah tebu, bambu dan berjenis-jenis Palmae termasuk kelapa sawit dan kepala kopra. Proses tersebut bisa memakan waktu puluhan bahkan ratusan juta tahun.
Rumput-rumput halus sebagai makanan dari hewan-hewan ampibi yang berubah menjadi hewan darat atau hewan-hewan kecil lain seperti jangkrik atau bangsa ulat, siput, dan lain-lain. Jadi keberadaan jenis satwa disesuaikan dengan adanya persediaan makanannya. Sehingga tak akan mungkin terjadi dengan adanya persediaan makanannya, sehingga tak akan mungkin terjadi dengan adanya makanan hanya bagi hewan-hewan kecil akan ada hewan-hewan besar seperti kambing, kerbau, sapi, kuda, gajah. Kalau toh ada berapa hari bisa hidup? Dan ada hukum hidup yang mengatakan : Kehidupan yang lebih sempurna bisa ada karena dukungan/pengorbanan dari makhluk yang belum sempurna.
Lalu bagaimana dengan sabda Tuhan : Qun fayaqun? Suatu firman perlu dihubungkan dengan firman yang lain yang menjelaskannya. Sebab ada firman yang mengatakan : Sesungguhnya dalam menciptakan sesuatu Tuhan selalu melalui proses (sababiah). Ada lagi firman yang menyatakan : Keberadaan Tuhan tidak bisa dibayangkan (tan kena kinaya ngapa). Ada lagi bahwa agama diperuntukkan bagi orang-orang yang berakal.
Hal tersebut untuk menghindari sikap bersikukuh pada suatu ajaran, tetapi kalau ditanya alasan apa yang membuatnya begitu bersikukuh, pada pengertian yang tersurat saja tidak mendalami yang tersirat? Jawabannya pasti : Dalam kitab suci sudah tertulis begitu. Siapa yang berani merubah akan mendapat laknat.?
Masalah tersebut telah menjadi sumber konflik yang berkepanjangan.
0 komentar:
Posting Komentar