Theosofi : Pengetahuan yang Dibutuhkan

Apabila Anda sering mengadakan perjalanan, maka Anda akan benar-benar menyadari bahwa banyak sekali masalah-masalah kemanusiaan, yang nampaknya tidak sama, tapi sesungguhnya sama, masalah- masalah itu adalah kekerasan, kebebasan, kebodohan, kemiskinan. Kemudian masalah bagaimana usaha manusia untuk menciptakan suatu hubungan yang lebih baik antar sesamanya, sehingga manusia dapat hidup lebih tenteram dengan layak dan tidak selalu dalam konflik, yang tidak hanya dalam diri sendiri tetapi juga dengan orang lain.
Selain masalah tersebut maka di Asia terdapat masalah yang sudah lama ada yaitu kelaparan, kemiskinan, dan keputusasaan yang mendalam pada si miskin.
Tetapi ternyata pada negeri yang makmur juga terdapat masalah seperti Amerika Serikat dan Eropa Barat, di sana terdapat kemakmuran tetapi kemakmuran tanpa semangat spiritual yang luhur tanpa kesahajaan kata Krishnamurti sehingga muncullah kekerasan, terdapatlah segala bentuk kemewahan yang tidak layak, tak senonoh, masyarakat yang sama sekali busuk dan tak bermoral/berakhlak.
Terdapat pula masalah dalam keagamaan yang sedang memimpin dunia sekarang yang kurang lebih sedang ditolak oleh dunia dan pertanyaan apakah batin yang saleh itu dan apakah meditasi itu, apakah perlu bagi manusia dan apakah manfaatnya?
Jadi ternyata masalah-masalah kemanusiaan bukan hanya monopoli dari negara miskin, negara kaya pun memiliki masalah yang tidak kurang gawatnya.

Ilmu pengetahuan yang Bermanfaat
Untuk mengentaskan semua masalah-masalah tersebut agaknya diperlukan suatu pengetahuan yang komprehensif. Sebab pengetahuanlah, yang akan menyelamatkan manusia dari berbagai penderitaan dan mengarahkan pada tujuan hakiki dari kehidupannya.
Tetapi pengetahuan yang manakah yang perlu bagi manusia? pengetahuan agama ataukah pengetahuan umum. Agaknya dua pengetahuan itu sama perlunya bagi manusia seperti ayat dalam surat Al Imran ini :
“Allah sudah menyaksikan bahwa tiada sesuatu sesembahan yang patut disembah kecuali Dia sendiri, juga Malaikat dan Orang-Orang yang berilmu pengetahuan menyaksikan hal itu ……”
Demikianlah keutamaan ilmu dalam ajaran agama, demikian penting sehingga Allah sendiri menyaksikan-Nya, diperkuat oleh para Malaikat dan manusia yang berpengetahuan ….
Sehingga karena demikian pentingnya ilmu pengetahuan Allah berfirman :
“Allah mengangkat orang-orang yang beriman dari golonganmu semua dan juga orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat” (Mujadilah ayat 11)
Jadi orang beriman dan berpengetahuan merupakan pribadi-pribadi yang akan dinaikkan kedudukannya beberapa derajat mendekat kepada derajat Nabi-Nabi.
Kita mengetahui bahwasanya evolusi ilmu pengetahuan dan kebudayaan manusia telah sampai pada satu zaman dimana kita harus berpikir holistik, sistemik dan reflektif agar mampu memahami realitas untuk memecahkan problem-problem yang diakibatkannya, seperti krisis ekologis misalnya yang menyentak kesadaran manusia untuk menggugat pandangan kosmologi modern yang atasnya sains modern dikembangkan yang bersifat parsial dan positivistik antroposentrik. Dari krisis yang timbul dapatlah diambil kesimpulan bahwa manusia harus bekerja sama dengan alam bukan mengeksploitasi alam habis habisan, yang dampaknya sudah kita saksikan dan rasakan bersama.
Dampak yang sangat terasa adalah dalam kehidupan manusia itu sendiri.
Manusia modern mengalami kehampaan spiritual, (yang akibatnya seperti telah dijelaskan negara makmur tetapi rakyatnya punya budi pekerti/akhlak yang tidak terpuji. Krishnamurti) krisis makna dan legitimasi hidup serta kehilangan visi dan mengalami keterasingan (alienasi) terhadap dirinya sendiri.
Maka pernyataan di atas yang mengabarkan bahwa di negara miskin orang bermasalah, di negara kaya pun orang-orang bermasalah, maka pengetahuan yang bagaimanakah yang harus dipelajari oleh mereka semua, baik orang kaya maupun orang miskin? Agar mereka terlepas dari segala masalah! Mungkinkah ???
Pada kesempatan yang baik ini penulis rangkumkan pengetahuan yang agaknya sangat diperlukan oleh masyarakat dunia dewasa ini, pengetahuan baik pengetahuan agama, sains maupun filsafat yang dirangkum dalam ajaran Kearifan Illahi Brahma Vidya atau Theosofi oleh Suyatno.

Hikmah Illahi / Theosofi
Dalam dunia Islam orang pasti mengenal kata-kata “tasauf” ataupun “tarekat”. Nah, ajaran Theosofi ini adalah setingkat dengan ajaran Tarekat/Tasauf yang dianut oleh orang yang dinamakan Sufi. Hanya Theosofi ini pada awalnya diturunkan bagi orang Barat, maka dengan itu ajarannya bersifat ilmiah atau dasar keilmuan yang sudah lama berkembang di sana. Oleh itu tujuan yang kedua adalah memajukan pelajaran agama-agama filsafat dan sains.
1. Ajaran ini menangani dan mendalami masalah yang sangat besar seperti halnya ajaran filsafat Jawa yang tinggi ialah Sangkan Paraning Dumadi, asal-usul dan tujuan akhir dari semua kehidupan makhluk-makhluk. Begitu juga mencakup peri-kehidupannya dan materi dalam kaitannya satu dengan yang lain. Tetapi perlu perhatian khusus bahwa ajarannya tidak bersifat transendental atau mengatasi daya jangkau berpikir manusia sehingga hanya mampu difahami oleh orang tertentu orang yang cerdas dapat menyentuhnya.
Karena sifat ajarannya yang universal itulah ajaran ini sangat vital bagi setiap orang apalagi bagi orang yang ingin sungguh-sungguh mencari kehidupan yang bermakna, satu pengetahuan yang dapat membawanya ke tingkat pengertian yang lebih luhur daripada pengetahuan biasa. Itulah mengapa ada yang berkata bahwa mempelajari Theosofi sepenuhnya adalah berusaha mendekati Yang Tak Terbatas dengan akal budi manusia yang terbatas. Tetapi sesungguhnya ajaran pokok dasarnya masih dapat tetap diserap oleh orang secara serius mempelajarinya. Sehingga semua ajarannya dapat diserap dan difahami oleh mereka yang kecerdasannya masih minim, tetapi sekaligus juga dapat dimengerti oleh mereka yang Jenius atau Filosof sekalipun.
Oleh karena itulah Perhimpunan Theosofi mensyaratkan dalam anggaran dasarnya bahwa bila Anda setuju 100 persen dengan tujuan pertama dari anggaran dasarnya maka Anda dapat diterima sebagai anggota Perhimpunan
2. Dengan itu hikmah Illahi ini banyak sekali mengandung ajaran yang komprehensif dikarenakan acapkali dianggap sebagai satu agama, satu ajaran filsafat dan sekaligus juga ajaran pengetahuan keruhanian yang luhur dan mulia.
Untuk lebih jelasnya Hikmah Illahi bukanlah satu agama, namun mengajarkan satu ajaran yang melandasi ajaran dasar semua agama. Mengungkapkan makna-makna tersembuyi dalam ajaran agama-agama. yaitu ajaran esoteris dalam agama-agama seperti alam dunia alam akherat, surga dan neraka, kiamat, hukum-hukum yang ada di alam dst.
Ia juga bukan filsafat yang berspekulasi tentang hubungan kehidupan dengan peristiwa atau gejala-gejalanya. Begitu juga hikmah illahi bukanlah hanya satu pengetahuan tentang hidup dan kehidupan dan berusaha menemukan satu sebab-sebab dengan malacak kepada akibat-akibatnya yang kejadiannya selalu terdapat di alam dalam keadaan be rubah-rubah terus menerus. Nah, hikmah Illahi adalah gabungan dari ketiganya.
3. Maka dari segi etiknya hikmah illahi adalah satu Persaudaraan Universal Kemanusiaan dengan memproklamirkan bahwa semua kehidupan adalah bersumber pada Satu-Satunya sumber dari Yang Mutlak / Absolut maka semua kehidupan adalah Tunggal / Esa.
Dari segi ilmiah adalah bahwa hikmah Illahi merang kum pengetahuan fisik dan non fisik / metafisika / spiritual dengan mempertimbangkan juga fakta-fakta dan fenomena azas-azas dasar dan hukum-hukum di balik alam yang nyata / tersembunyi dan juga yang lahir.
4. Maka dalam menelaah masalah pokok tentang hubungan manusia sebagai microcosmos dengan alam semesta / macrocosmos. Hikmah Illahi mempertimbangkan semua masalah, buka saja dari segi yang hanya dijangkau oleh panca indera saja tetapi juga memberikan perhatian pada segi spiritual atau kekuatan tersembunyi dalam diri manusia.

Organisasi dan Tujuan-tujuannya
Perhimpunan Theosofi merupakan satu organisasi, satu himpunan dari orang-orang yang sama-sama tertarik pada masalah ketiga tujuan yang digariskan dalam anggaran dasarnya sebagai tiga tujuan utama
Dari ketiga tujuan itu kita.
Dari ketiga tujuan itu kita dapat sedikit memahami apakah Theosofi itu 
a. Untuk membentuk satu Inti Persaudaraan Universil antara sesama manusia, dengan tidak memandang agama, warna kulit, kebangsaan, jenis kelamin dan kasta.
b. Memajukan pelajaran dengan mencari persamaan ajaran agama-agama, filsafat dan ilmu pengetahuan.
c. Menyelidiki hukum-hukum alam yang masih tersembunyi yang belum terjelaskan dan daya kekuatan yang terpendam dalam diri manusia.
Tujuan pertama jelas merupakan nafas, semangat kebebasan dalam rangka mengamalkan “habluminannas” yang juga sekaligus “habluminallah” (bukankah Tuhan itu meliputi semua makhluk makhluk-Nya?) dan inilah ciri khas dalam Perhimpunan Theosofi.
Tujuan kedua adalah praktek dalam pengamalan tujuan pertama ialah berkumpulnya para anggota untuk mendiskusikan semua hasil renungan atau mempelajari ajaran agama-agama filsafat dan sains di dunia ini.
Sedangkan tujuan ketiga adalah disediakan bagi mereka yang sudah mendalam dalam pencarian Diri Jatinya satu medan yang masih sangat luas untuk dijelajahi dan diteliti dengan penuh ketekunan dan ketelitian.

Persesuaian Theosofi Dengan Ilmu Pengetahuan
Adalah prinsip dasar dari filsafat hikmah ini adalah bahwa sumber dari berbagai agama di bumi adalah sama dari Satu-Satunya sumber Yang Mutlak, Yang Absolut, Tuhan Yang Maha Esa.
Bahwa agama-agama yang ada di dunia ini datang pada zaman yang berbeda, bangsa yang berbeda, bahasa yang berbeda dan juga pokok ajaran yang ditampilkan berbeda. Tetapi semua disesuaikan dengan taraf kemajuan moral dari orang-orang di zaman itu. Ajaran hikmah ini juga dalam keadaan yang selaras dan seimbang sepenuhnya dengan pokok dasar dari ajaran semua agama-agama dunia yaitu hubungan antar sesama manusia / hablum minannas dan dengan Tuhan hablumminallah. Juga dengan ilmu pengetahuan pun saling mendukung dan saling mengisi apalagi dalam Islam ada kewajiban agar umat mempelajari ayat-ayat Kauniyah / ayat di alam semesta, berupa hukum-hukum alam yang dijabarkan sebagai sains. Dan ayat Kauniyah yang berupa ayat-ayat suci yang terdapat dalam kitab suci agama-agama Selanjutnya ajaran hikmah mengatakan bilamana seseorang memahami ilmu pengetahuan dan agama dengan benar-benar maka sesungguhnya tak ada pertentangan diantara keduanya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari akal manusia dan agama adalah berasal dari wahyu atau ilham yang juga berasal dari mental luhur/intuisi manusia, jadi masing-masing menangani dua sisi dari satu kebulatan.
Ilmu pengetahuan telah memberikan suatu hal yang berhubungan dengan materi yang dapat ditangkap dengan indera manusia sedang kan agama memberikan sesuatu yang bersifat abstrak atau spiritual.
Di sinilah keistimewaan dari ajaran hikmah, yang menyajikan dua hal itu dalam satu paket pelajaran. Mencurahkan minat dan perhatian pada keduanya. Dengan menempatkan diri pada satu posisi bahwa tak ada marga lain yang berusaha membuka rahasia proses keberadaan bangsa manusia dalam perkembangannya di muka bumi ini.

Tuhan Yang Ada Dalam Batin Setiap Insan
Terdapat konsep yang indah dalam ajaran hikmah Illahi ini. Konsep yang sangat perlu difahami benar, hingga seorang manusia akan menyadari akan keberadaannya di muka bumi. Itu adalah satu Kesunyataan besar bahwa Tuhan itu juga berada dalam jantung/kalbunya manusia sebagaimana seorang muslim mengatakan “Qolabul Insan Baiturrahim”. Jantung kalbu manusia adalah Rumah Tuhan, yang agaknya sama dengan ajaran agama yang lain. Dengan itu semua, maka sifat yang terdapat pada manusia hanyalah satu percikan dari sifat Tuhan sehingga tepat pula bila manusia harus berusaha menumbuhkan sifat-sifat Tuhan yang ada dalam dirinya (Al Hadits). Maka Tuhan bukanlah satu Makhluk yang terpisah dari hidup dan materi. Namun sesungguhnya segala yang ada, seluruh alam semesta dengan segala isinya adalah merupakan pembabaran-Nya. Bahwa setiap insan merupakan percikan kecil dari hidup-Nya. Setiap kecerdasan manusia merupakan satu pancaran yang dicurahkan oleh-Nya dari sumber intinya Atau secara singkatnya bahwa ke sadaran Tuhan itu menembusi setiap atomnya materi maka secara harfiah dikatakan bahwa “Kita semua hidup dan bergerak menghayati kehidupan kita” di dalam Tuhan.

Kesatuan Semua yang Hidup (Wahdatul Wujud)

Kesunyataan besar yang lain dan memerlukan renungan yang dalam pula ialah Adanya Kesatuan semua yang hidup. Karena kita semua berasal dari-Nya dan akan kembali pada-Nya. Kenyataan yang kita temui bahwa masing-masing kita terpisah dengan yang lain hanyalah dikarenakan zat yang digunakan oleh kesadaran kita. Sedangkan pada sumber kehidupan kita adalah tunggal bila boleh kita ibaratkan sebagai jari-jari tangan yang memakai sarung tangan namun pada pangkal lengannya adalah satu. Dengan konsepsi wujud tunggal ini, kita mendapatkan Persaudaraan antar sesama manusia dan antara sesama makhluk. Bukannya persaudaraan yang berdasarkan teori, tetapi ia fenomena dalam kehidupan dimana semua umat manusia betul-betul merupakan kesatuan dimana ada ayat Quran yang antara lain mengatakan bahwa manusia berasal dari satu DIRI sehingga dari pengertian ini terungkaplah bahwa bila Anda melukai seseorang berarti melukai yang lain pula, bila Anda berbuat jahat, atau baik terhadap sesama mak itu akan kembali pada Anda sendiri pada suatu saat nantinya. Keadaan ini diumpamakan bila seorang dilukai orang lain maka dalam kesadaran masing-masing akan merasakan sakitnya.

Kesinambungan Kesadaran
Kesunyataan lain yang juga penting sekali adalah bahwa adanya kesinambungan hidup (kesadaran) Menurut pandangan ajaran Hikmah pada hakekatnya tak ada apa itu yang dinamakan kematian. Itu dikarenakan Pribadi Luhur manusia atau Insun Sejati yang bersemayam dalam qolbu manusia itu kehidupannya bersifat kekal. Bahwa kesadaran rendah yang kita kenali sebagai diri kita adalah percikkan kecil saja dari Ingsun sejati kita. Oleh karena kekal itu maka ia tak kenal kematian. Sehingga dalam pencapaian tidak-kenal-kematian itu akan didapat bila perluasan kesadaran dari ikatan materi atau zat dipenuhi. Sehingga akhirnya kodrat sejati Diri Jatinya akan dilihat dan dimengerti.

Para Makhluk Spiritual Cerdas dan Agung

Konsep penting lain yang akan mempertemukan adanya persamaan dalam agama-agama adalah konsep tentang adalah pra makhluk spiritual yang agung dan cerdas di alam-alam luhur / tinggi di alam semesta ini Karena hidup di alam luhur yang tinggi tentu saja tidak memakai badan fisik seperti manusia. Hikmah Illahi mengajarkan bahwa para mahluk itu adalah hasil atau produk alamiah atau evolusi dari kehidupan kosmik, yaitu bahwa semua kehidupan adalah tunggal dan semua kehidupan dalam tahapan-tahapan yang lebih luhur adalah akan semakin meninggi derajat kesadaran dan daya kekuatan spiritualnya.

Alam-Alam Halus atau Dunia yang Tidak Terlihat
Kemajuan sains telah demikian pesatnya sehingga mereka para pakar sains telah memajukan gagasan tentang materi yang dalam hikmah dikatakan adanya dunia-dunia yang halus tak nampak oleh indera manusia yang mereka katakan sebagai hal yang tidak masuk akal. Ajaran hikmah mengatakan bahwa ada dunia-dunia yang ghaib yang menempati ruang yang sama, di sini di sekitar kita tidak jauh di awang-awang sana.
Ruang dalam satu gelas dapat diisi dengan air, begitu juga oleh udara yang dapat menembus air itu, karena udara mempunyai getaran yang lebih halus dari air itu memiliki tingkat materi yang dapat menembus air. Begitu juga halnya alam ghaib ia mempunyai frekuensi getaran yang lebih tinggi dan berada di dalam dunia di sekitar kita, menembusi dunia kita yang tampak, karena zatnya jauh lebih halus, sehingga tak terpengaruh oleh zat yang kelihatan. Seperti halnya air yang dapat menembus saringan sehingga dapat mengalir terus.
Adalah ilmu pengetahuan sejauh ini baru mampu mengetahui adanya dua tingkat materi yang nampak. Namun mereka kini tahu dan membenarkan adanya dunia yang tak nampak dan hidup di dalam dan di sekitar dunia fisik kita sekarang ini.
Adalah apa yang dinamakan surga dan neraka. Juga merupakan tingkat kesadaran yang timbul dari akibat dari amal-amal perbuatan yang baik dan buruk Perbuatan jahat mempunyai frekuensi getaran yang lebih kasar dari frekuensi getaran perbuatan baik. Dengan adanya hukum sebab akibat dan bukan karena kutukan Tuhan seseorang akan mendapatkan “tempat” nya masing-masing di surga atau di neraka.
Adalah kehidupan kejam dan kasar tentunya mempunyai latar belakang kehidupan yang kasar dan kejam pula juga keinginan yang kejam dan kasar pula. Bahkan dalam kehidupan seharian kita sudah terlihat tercatat pada raut muka seseorang apakah terlihat muka yang mulia/ramah tamah atau kejam atau rusak moralnya.
Adalah perlu difahami bahwa pengaruh yang lebih besar akan terjadi di alam ghaib yang tak terlihat itu di alam astral atau alam barzah.
Demikianlah agama-agama mengajarkan agar seseorang dalam hidup keseharian menjaga tingkah lakunya agar menjadi suci sehingga getaran yang muncul adalah getaran yang halus tinggi frekuensinya, akibatnya adalah akan masuk surga yang halus getarannya. Surga dan neraka berada dalam dirimu sendiri kata Omar Khayam. Anda sendiri yang membuatnya. Maka surga dan neraka adalah bukan tempat melainkan keadaan tingkat kesadaran atau lebih tepat sebagai keadaan dimana seseorang sedang berada dalam “tempat” api pensucian dimana semua sifat-sifat buruk pada jiwa manusia dihilangkan / dibersihkan sehingga nantinya pada kehidupan mendatang (karena ada hukum ulangan hidup, agar lebih banyak perbuatan baik yang akan dilakukan hingga Rencana Illahi tercapai semua orang akan menjadi sempurna sebagai Bapaknya yang sempurna di surga sempurna adanya. Nah itulah satu diantara alam ghaib yang tidak nampak yang diajarkan Hikmah Illahi, alam astral atau alam barzah dalam ajaran agama Islam, dimana seseorang menerima siksa kubur / neraka atau nikmat kubur/surga. Surga dan neraka yang lain adalah setelah seseorang dibangkitkan kembali ke muka bumi. Sebagai hidup yang bahagia atau derita yang menyertainya.

Proses Evolusi Jiwa
Ajaran Hikmah mengatakan adanya proses evolusi kesadaran dan materi atau hidup dan bentuk. Apakah yang disebut evolusi itu. Apakah jiwa itu dan bagaimana ia berevolusi? Cara bagaimanakah atau metode apakah agar manusia bisa menjadi sempurna menjadi manusia Illahiah? dimana dengan itu pencerahan spiritual dan keadaan tanpa kematian dapat dicapai?
Mengenai evolusi ini Hikmah illahi mengatakan adanya persesuaian dengan ilmu pengetahuan. Kehidupan makhluk tertinggi menembusi setiap atom di alam semesta. Kemudian hidup mana sebagian telah terungkap dalam mineral / benda tambang, tumbuh-tumbuhan hewan dan wujud manusia yang mengisi bumi kita nan indah ini. Mereka secara perlahan tumbuh berkembang naik ke tingkatan yang lebih tinggi, ke arah kesadaran yang semakin tinggi. Secara bertahap meningkatkan kerumitan ujud dan bentuk.
Jiwa adalah percikan hidup Illahiah yang terselubung dalam materi. Jiwa manusia adalah telah mandiri dalam kesadaran universal melalui proses individualisasi. Yang sebelumnya telah melalui perjalanan panjang sebelum mencapai kemandirian jiwa itu.
Kesadaran juga terlihat dalam materi dan berkembang maju melalui sentuhan atau perkaitan dengan materi. Sebagai mitra yang tak terpisahkan keduanya yaitu kesadaran dan materi / zat, hanyalah dua kutub dari hal yang satu, realitas tunggal satu pusat kesadaran yang bekerja dalam materi membentuk satu wujud di sekeliling dirinya sendiri. Pada awal-awalan evolusi bentuk-bentuk ini sederhana dan dalam perjalanan waktu bentuk-bentuk atau wujud ini bertambah komplek. Namun perlu perhatian bahwa materi yang disebut disini tidaklah selalu berupa materi yang kelihatan seperti dikenal oleh indera manusia. Bahkan dalam materi fisik kita mengenal adanya tingkat-tingkat zat yang dapat diraba tetapi tak terlihat, seperti halnya udara dan ether dan ada tingkat-tingkat yang lebih halus lagi di alam-alam yang lebih tinggi alam halus yang melampaui pengertian pikiran manusia.
Terdapat satu titik dalam perjalanan evolusi dimana kesadaran jadi sadar sendiri, kemudian nantinya tahapan sadar sendiri itu menjadi kesadaran menyeluruh, tapi tanpa kehilangan identitasnya. Pada tahapan seperti sekarang yang telah dicapai manusia, secara kasar berada dalam titik tengah dalam perjalanan evolusi seluruhnya, maka kesadaran individual berfungsi sebagian waktunya dalam materi dan sebagian waktu yang lain dalam non materi. Bila manusia mencapai saat perubahan itu yang kita kenal sebagai kematian itu maka kesadaran meninggalkan badan fisik dan ia memakai badan halus (astral) dan meneruskan hidup di alam halus dengan memakai badan yang sesuai dengan materi alam halus tersebut. Perjalanan di dunia halus ini berlangsung terus sehingga jiwa manusia menjadi agak bersih karena sudah melalui alam astral alam neraka dan siap untuk kembali menjalankan kewajiban turun kembali kemuka bumi ke dunia fisik berjuang lagi merasakan duka dan suka mencari pengalaman intisari hakekat kehidupan hingga pada kematian berikut.
Dalam pergantian atau perpindahan dari yang tampak hingga yang tak nampak dari yang kasar sampai yang halus dari yang di luar hingga yang di dalam, dari yang obyektif hingga yang subyektif, jiwa berkemungkinan berevolusi dari kesadaran tingkatan rendah hingga tingkatan yang lebih tinggi.
Setiap siklus kehidupan akan membawa serta satu point kemajuan ketimbang sebelumnya. Dengan metode mana seseorang akan mendapatkan kemajuan, tumbuh mendapatkan pengalaman dalam kehidupan fisik, serta menyerap pengalaman ini menjadi pengetahuan yang akhirnya jadi kecakapan atau daya kekuatan selama kehidupannya dalam dunia halus. Keadaan ini di misalkan dengan proses pertumbuhan anak balita mengambil makanan pada jam pertama di hari itu kemudian mencernakan makanan itu selama jam-jam berikutnya dan kemudian mengambil makanan dan makan lagi demi pertumbuhan badannya.
Rangkaian pergantian turun kembali pada kehidupan fisik dinamakan juga penjelmaan kembali jiwa. Jiwa-jiwa dalam pertumbuhannya mempunyai banyak persamaannya dengan anak-anak sekolah, yaitu adanya berbagai tingkat kecerdasan pada anak-anak dan dalam daya kreatifnya. Puluhan juta dalam sekolah dasar, jutaan di sekolah menengah, ribuan di sekolah menengah atas dan ratusan di universitas dan lebih sedikit adalah yang telah menyelesaikan pendidikannya.
Mereka yang telah menyelesaikan pendidikannya banyak yang dengan sukarela tetap berdiam di bumi menjadi staf pengajar bagi orang-orang yang di bawahnya. Kelompok ini masih sangat sedikit dan masih sangat mengharap kehadiran Anda sekalian guna membantunya. Mereka yang disebut oleh Theosofi sebagai para Guru Kearifan atau para Mahatma.

Nilai Praktis Ajaran Hikmah Illahi
Tentu saja para jiwa berkembang maju melalui hidup yang berulang, ia tunduk pada hukum-hukum kehidupan dan materi. Dengan mengerti kerjanya hukum-hukum yang diajarkan Hikmah Illahi, seorang manusia akan dapat bekerja sama untuk mempercepat perjalanan evolusi jiwanya dalam rangka menyelesaikan evolusinya dengan demikian ia akan menyelesaikan perjalanan kehidupannya hanya dengan beberapa kali ulangan hidup saja yang seharusnya ditempuh puluhan kali lagi.
Sumber utama dari penderitaan manusia adalah dalam masalah pengetahuan, Ia tidak berpengetahuan tentang kodrat yang dihinggabataskan bagi dirinya sebagai manusia makhluk yang mulia lagi sempurna.
Ia belum tahu akan kesatuan hidupnya dengan semua yang ada, Semua hidup adalah tunggal. Bahwa segala perasaan, pikiran dan perbuatannya yang berkait dengan hidup di sekitarnya akan bereaksi menanggapi kembali pada dirinya dalam bentuk menyenangkan atau tidak. Inilah satu tanda bahwa hidup tunggal adanya.
Sinar yang dipancarkan pada perjalanan evolusi dan pengalaman dalam penderitaan, dengan itu memungkinkan orang untuk menghindarinya adalah satu diantara yang membuat ajaran hikmah Illahi merupakan satu ajaran bermutu. Hikmah Illahi mengetengahkan satu sistem yang akurat bagi pengembangan dan pembangunan watak manusia. Tentunya juga disertai metode pemurnian diri dan penerangan batin. Penerangan batin akan dapat dicapai bila telah menginsyafi adanya perbatasan materi dan sifat yang tak mengenal kematian.
Ajaran ini bukanlah satu syahadat yang harus dipercayai tetapi satu metode kehidupan yang harus dikerjakan setiap saat mereka yang menghayatinya akan secara berangsur memandang ada sesuatu yang baru dalam kehidupan. Karena kesunyataan yang diajarkannya menjadi realitas-realitas dalam kesadaran maka seorang manusia mulai melihat dan merasakan adanya kekuatan dalam diri nya untuk mengatasi keadaan di sekitarnya, sehingga dengan jelas mengerti bahwa nasibnya terletak pada dirinya sendiri. Ia belajar mengenal sebab-sebab suatu penderitaannya dan bagaimana memanfaatkan energi dirinya agar tidak sia-sia.
Ia tak takut lagi pada masalah kematian, karena kini ia mengerti bahwa mati hanyalah satu peristiwa yang selalu berulang dan itupun adalah satu rencana illahi agar tiap orang mendapatkan kemajuan dalam kehidupannya. Kematian hanyalah meninggalkan badan fisik yang sudah usang dan nantinya akan mendapatkan ganti yang baru. Maka kematian hanyalah perpindahan kesadaran ke alam yang lebih halus. Karenanya ia belajar untuk menjadi sadar di kedua alam selagi ia masih hidup di dunia dalam tubuh fisiknya. Dan selanjutnya ia pun ia merasakan bahwa ia telah berubah, yaitu pandangannya yang masih samar tentang keadaan yang kekal menjadi pengetahuan pribadi yang bernilai positif tentang kedaan itu.
Perlu diketahui bersama bahwa Organisasi Theosofi terdiri dari para peminat yang sangat serius bukan karena ikatan kesatuannya bukanlah menekankan pada kepercayaan yang sama, melainkan penelitian bersama serta aspirasi pada ajaran kesejatian yang luhur.
Mereka percaya bahwa ajaran sejati seyogyanya didapatkan melalui studi mendalam, perenungan, pemurnian hidup diskusi dan disertai kebaktian pada cita-cita yang luhur dan mulia. Kebebasan penuh dan toleransi yang disampaikan kepada semuanya saja! @

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.