Pandangan Waskita Mengenai Kesehatan dan Penyakit

Anjuran yang mengatakan bahwa bila ingin mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan maka orang harus berpengetahuan adalah cocok dengan ajaran Okult. Untuk mendapatkan kesehatan yang sempurna seseorang harus mempunyai pengetahuan tentang dirinya sendiri, tentang alam di sekitarnya yang memberikan andil berupa energi-energi vital dan tentang tujuan hidup yang telah digariskan oleh Rencana Illahi bagi semua makhluk-makhluk hidup di alam semesta ini.
Tentang diri sendiri umat beragama telah memaklumi bahwa apa yang dinamakan manusia ialah makhluk yang mempunyai jiwa dan raga, jasmani dan rohani. Badan jasmani tersusun dari empat anasir yang telah dikenal, sedangkan rohani secara mudahnya adalah berasal dari Tuhan. Bila menginginkan kesehatan yang baik maka antara keduanya harus ada keharmonisan dalam kehidupan. Dengan keharmonisan atau keseimbangan antara keduanya, energi di daerah sekeliling dirinya akan mudah masuk mengalir secara teratur ke dalam tubuh tanpa hambatan.
Sekarang kita harus memahami secara intelektual bahwa kita dan semua makhluk sedang hidup dan bergerak di dalam alam yang penuh dengan gelombang pusaran energi dari berbagai tingkatan getaran. Di antara beratus-ratus energi yang baru dikenal adalah empat energi yang telah dapat diamati oleh para Okultis. Keempat energi itu bermanifestasi di setiap alam-alam yang tujuh. Sedangkan manifestasi keempat energi di alam fisik adalah energi listrik, daya kekuatan hidup, kundalini dan energi vitalitas. Semua energi tersebut berasal dari Tuhan Sang Pemberi Hidup. Daya-daya kekuatan hidup, vitalitas dan kundalini tidak langsung berhubungan dengan kehidupan mental dan emosional manusia melainkan hanya bagi kesejahteraan badan jasmani manusia. Terdapat daya-daya kekuatan lain yang masuk ke dalam diri manusia dan langsung berpengaruh terhadap kesadaran manusia. Daya-daya kekuatan ini berada di dalam setiap alam seolah-olah mengambang di angkasa di setiap tingkatan alam. Setiap jenis pemikiran akan melesat dengan secepat kilat dan mengelompokkan diri di alam mental. Demikian pula dengan sejenis emosi atau perasaan yang bermutu akan mengelompokkan diri di alam Astral. Setiap pemikiran manusia baik jahat maupun baik menambah besarnya kelompok awan pikiran yang sejenis dan memperkuat isi pikiran manusia tersebut. Demikian pula halnya dengan perasaan dan emosi seseorang terhadap kelompok awan perasaan dan emosi di angkasa Astral
Awan-awan kelompok pikiran dan kelompok awan perasaan tersebut masuk dan mempengaruhi kesadaran manusia melalui satu atau lebih chakra-chakra yang berada dalam diri manusia.
Sebagai contoh : seseorang yang sedang ketakutan terhadap sesuatu hal akan memancarkan getaran rasa takut dan sekaligus menarik masuk ke dalam kesadarannya awan Astral di sekitarnya. Hal ini dengan pasti akan menambah rasa takut dan panik yang luar biasa, hingga terkadang karena tak terkontrol lagi membuat satu kejahatan. Ia merasa seram sendiri bila memikirkan hal itu dengan apa yang telah diperbuatnya, setelah ia menjadi sadar kembali (tidak takut lagi)
Demikian pula halnya bila terhadap seseorang yang merasakan kasih sayang dan pengabdian; ia memancarkan getaran rasa kasih sayang dan pengabdian dan sekaligus menarik masuk ke dalam dirinya kelompok awan kasih sayang dan pengabdian yang mana akan menambah tinggi mutu kesadarannya meningkatkan kualitas hidup kerohaniannya. Setiap getaran akan beresonansi dengan getaran sejenis.
Karena hal-hal seperti itulah maka Anda harus menjaga setiap pikiran dan perasaan dengan mengusahakan pemikiran yang luhur dan bermutu, berwawasan jernih, ceria. Demikian pula kita harus mengingat bahwa kita berada dalam naungan hukum-hukum yang perkasa, sehingga setiap gerak dari pikiran maupun perasaan akan memantul kembali, tak a da yang namanya kebetulan, sehingga dengan itu kita akan berhati-hati dalam melangkahkan kaki dalam perjalanan hidup ini.
Dari hasil pengamatan para pakar Okult tersebut ternyatalah bahwa kita manusia khususnya dan makhluk lainnya merupakan himpunan dari energi dari berbagai sumber. Kekuatan yang terhimpun dari luar dan ada pula yang memancar keluar. Kekuatan ini selalu bergerak melalui diri kita dan memancar keluar ke segala penjuru, berwarna indah atau buram tergantung dari motivasi dalam diri kita.
Tiada seorang pun dalam hidup ini sepenuhnya sehat atau sakit, sebab banyak arus energi yang menjadikan badan sehat yang seharusnya masuk dengan mudah terhambat oleh perilaku manusia sendiri. G. Hodson menamakan hambatan ini sebagai palang pintu. Yaitu berupa nafsu-nafsu dalam diri manusia itu sendiri yang berkembang melalui perbuatan, pikiran dan perasaannya. Nafsu-nafsu yang tidak menghendaki manusia untuk pulang ke sumber asalnya dan ingin tetap berdiam di dunia yang fana, atau bahkan mengingkari ke-Illahian Diri Jati manusia. Yang dengan demikian manusia terbawa/ terpengaruh untuk melanggar azas-azas dasar dalam hukum-hukum/sunatullah di alam semesta raya ini,
Nah, pelanggaran inilah merupakan awal-awalan dari sumber penyakit yang diderita manusia. Azas pertama adalah azas Kesatuan hidup/Tauhid. Azas yang kedua adalah “bahwa badan manusia ini adalah Rumah Tuhan/Candi Tuhan, yang harus dipergunakan untuk Sang Diri Jati dalam menumbuh kembangkan potensi dirinya untuk mencapai kesempurnaan.”
Dengan demikian perilaku yang tepat di dalam menggunakan energi pikiran, energi perasaan dan aktivitas manusia akan membuahkan badan yang sehat dan kuat.
Perhatikanlah nasehat para pakar ahli Kerohanian. Bahwa dalam segala bentuk, dalam segala wujud hanya terdapat SATU HIDUP (wahdatul wujud). Barang tambang/mineral, tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia dan makhluk supra manusia/sempurna menjalani kehidupan yang sama satu sumber dari yang Maha Hidup itu . Hidup dari sumber yang sama mengalir ke dalam diri semua makhluk/ke dalam diri manusia. Menyesuaikan diri dengan hukum-hukum atau Kehendak Sang Maha Hidup akan membuahkan hidup yang sehat. Menolong membantu terlaksananya Kehendak-Nya berarti menolong diri sendiri. Berbuat kejahatan terhadap yang lain akan memantul ke dalam diri sendiri, sebab hidup adalah Tunggal. Inilah hukum dasar yang belum banyak orang memahami dengan tepat.
Ini sesuai dengan ungkapan yang memperingatkan “Ingatlah bahwa segala perbuatanmu akan dikembalikan padamu, hingga seolah-olah kamu sendirilah yang akan membuat hukuman.” Ini berlaku bukan hanya bagi manusia perorangan tetapi juga kepada masyarakat maupun bangsa-bangsa. Satu bangsa yang menganggap dirinya besar dan kemudian memerangi bangsa lain kemudian menjajahnya membuat menderita bangsa terjajah itu, akan mendapatkan balasan pada suatu saat nanti. Apa yang ditebarkan oleh seseorang, maka ia akan memetik hasilnya nanti. Hukum yang tak mengalami perubahan ini berlaku di Jagad Raya. Ia selalu konsisten. Maka bila ada pelanggaran, hukum bekerja keras memperbaikinya dengan derita atau sakit. Nah energi sakit dan derita inilah bentuk pemulihan kembali pada jalur kebenaran yang harus dijalani, ini sebagai pelajaran agar tidak melakukan pelanggaran. Ini berlaku bagi setiap orang apakah ia seorang raja, orang kaya, orang miskin. Pelanggaran ini mengakibatkan energi kehidupan dalam diri seseorang menjadi terputus atau terhambat.
Saudaraku! Itulah pelanggaran terhadap azas dasar yang pertama; hambatan yang kedua adalah “pelanggaran terhadap penggunaan badan-badan” Penyakit adalah Guru yang memperingatkan manusia bahwa “ada sesuatu yang salah” dalam melangkahkan kaki dalam kehidupan. Sang Roh atau Diri Jati manusia mengetahui, belajar dan mengharapkan agar diri rendah manusia mau bekerja sama (personalitas). Diri itu mengalami dan melihat semua perbuatan dan mengalami akibat-akibatnya dalam kehidupan lampau dan kehidupan sekarang ataupun yang berikutnya, dan semua itu menghasilkan buah pengalaman yang nantinya menjadi kebijaksanaan. Hidup ini tidak mempunyai nilai untuk diperjuangkan bila keadaannya tidak demikian. Inilah satu pelajaran yang tinggi dan telah diajarkan oleh para Guru Agung di berbagai zaman bahwasanya jalan menuju kebahagiaan kekal adalah berada dalam diri sendiri. Dan itu didasarkan kepada pengakuan adanya Tuhan Yang Maha Kuasa yang mempunyai rencana agar manusia naik ke tingkatan yang lebih tinggi dari tingkatan yang ada sekarang.
Adapun jalan menuju kebahagiaan kekal atau kesempurnaan itu berdasarkan akan adanya kesatuan semua kehidupan. Bagi umat Kristen hal itu sudah dianjurkan oleh Sang Kristus ”jadilah kalian sempurna sebagaimana Bapak di Surga sempurna adanya.“. Tetapi bilamana kita mengeksploitasi orang lain dan membuatnya menderita, maka berarti kita telah menyalahgunakan energi yang diberikan-Nya secara salah. Ini berakibat pada penyakit-penyakit dan rasa takut yang menjangkiti kita.
Saudaraku, itulah dua hal mendasar yang harus kita mengerti dengan sungguh-sungguh. Apalagi bagi anak muda yang masih panjang umurnya masih panjang pula riwayat hidupnya. Apakah waktu yang masih panjang itu akan diisi dengan yang berkualitas ataukah tidak terserah Anda saja.

Menjenguk Orang Sakit
Di dalam kita menjenguk seseorang yang sedang menderita sakit seseorang juga harus menggunakan pikiran yang benar. Pikiran adalah energi, nah di sini kita bisa keliru bila kita belum berpengetahuan tentang energi pikiran yang ada di dalam alam di daerah sekitar diri manusia.
Kita harus menghindari pikiran yang menganggap bahwa si sakit menghadapi sakit yang berat dan parah. Tetapi pikirkanlah si sakit sebagai orang yang berpotensi besar untuk berbahagia dan menjadi sehat. Pikirkanlah hal positif yang ada pada diri saudara kita itu. Ini akan mempercepat proses penyembuhan. Janganlah berpikir dan kemudian berkata “alangkah baiknya bila nyonya mampu mengatasi penderitaannya.”
Atau berpikir kemudian berkata “Sungguh aneh mengapa si tuan Dadap menderita sakit itu“ Itu sikap kurang benar di dalam kita menjenguk orang yang sedang sakit. Tetapi berpikir dan berkatalah “Syukurlah tuan Waru telah menunjukkan tanda-tanda kesembuhan” janganlah kita memiliki kemauan /berpikiran untuk menyembuhkan orang sakit, melainkan hanya hendak menjadi saluran energi kepada si sakit agar mendapatkan energi tambahan atas kehadiran kita dan semoga energi itu mempercepat proses penyembuhan penyakitnya
Satu hal lagi yang perlu diperhatikan bila kita tidak ingin membuat orang lain menderita tanpa kita menyadarinya. “Janganlah berbicara jahat“. Bila Anda telah mengerti hukum-hukum yang bekerja di alam pikiran maka anda menyaksikan betapa mengerikan akibat-akibat dari berbicara jahat. Misalkan seseorang sedang bergosip dengan teman-temannya di warung pojok “betapa mengerikan tuan M telah mabuk dan memukuli istrinya semalam hingga babak belur dan perlu dibawa ke rumah sakit!” para pendengar asyik membayangkan betapa menderitanya sang nyonya dan lucunya tuan M memukuli istrinya. Kemudian acara pertemuan bubar. Tetapi teman-temannya kemudian menceritakan ulang kepada istrinya ataupun kepada teman yang lain. Begitulah mereka tidak mengerti bahwa energi pikiran mereka yang berasal dari satu orang telah membesar sedemikian besar dan menjadikan si tuan M bertambah jahat dan istrinya pun menjadi tidak berdaya mengatasi kesulitannya karena energi jahatnya sudah bertambah besar (akibat kiriman dari si penggosip tadi), maka berbicara buruk/jahat menimbulkan banyak kejahatan secara beruntun dan agaknya ini termasuk akar dari segala penderitaan manusia (karena avidya).
Maka hendaknya bilamana kita bicara mengenai urusan-urusan pribadi seseorang dan mereka tidak bersama kita. kita bersikap berpikir positif dan berkata “bagus sekali tuan X telah mampu mengalahkan nafsu akan minuman keras.“ Dengan berpikir dan berbicara begitu berarti kita telah menolong dia, bila sebaliknya berarti kita telah membawa ke jurang yang lebih dalam.
Bila Anda telah mengerti proses dari kerjanya pikiran, maka marilah kita coba dengan membahas sang penyembuh yang memiliki Daya Penyembuh Yang Mujarab.
Di kalangan umat beragama (Islam) telah diajarkan bahwa “mengingat Allah” atau zikir adalah satu bentuk atau usaha penyembuhan. Mengapa?
Orang yang sedang sakit itu, seringkali berkeluh kesah, tidak sabar dan terkadang berburuk sangka terhadap Sang Pemberi Hidup. Tuhan tidak adil, mendapat takdir buruk dan sebagainya.
Maka langkah awal adalah menetralisir pikiran buruk terse but dengan pikiran positif. Dengan mengingat anjuran dari yang Maha Pengasih Penyayang sebagaimana Hadits
“Aku senantiasa berada di samping seseorang yang berbaik sangka dan tetap bersamanya selama ia tetap mengingat kepada-Ku”. (H.R. Bukhori dan Muslim)
Setelah yakin bahwa Tuhan selalu bersamanya di manapun ia berada, barulah dimulai berzikir mengulang-ulang Asma Allah Zat Mutlak Pemberi kehidupan. Pemberi Kesembuhan. Dalam hal ini juga ada anjurannya yaitu dalam ayat 28 surat Ar Raad :
“ …. hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang dan tenteram.”
Apakah benar demikian….? Ini menjadi hal yang benar bila mana pikiran Anda diberi muatan positif bahwa Beliau Zat Mutlak di alam Ghaib di alam yang sangat Luhur mempunyai Kekuatan yang hebat untuk menyembuhkan penyakit dan kekuatan itu sekarang dipikirkan/dihubungi agar turun untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya.
Dengan mengulang-ulang menyebut nama “Allah” seeorang akan membuat getaran pikiran naik ke alam luhur di mana Zat Mutlak berada. Bila memang terbentuk frekwensi yang sama, maka menurut hukum getaran itu akan turun kembali/karena memantul. Dan kemudian getarannya masuk ke dalam tiap hidup dalam sel-sel tubuh si sakit, diisi oleh hidup Illahiah dan menjadi obat bagi kesembuhan penyakitnya.
Bilamana zikir itu dikerjakan sesuai dengan anjuran yang benar (lebih lama lebih baik) maka kesembuhan akan cepat didapatkan. Karena selama proses zikir itu berlangsung, maka dalam diri si sakit. Setiap sel dalam tubuhnya akan bekerja dengan harmonis dengan yang lain, tanpa hambatan inilah yang juga mempercepat proses penyembuhan.
Demikianlah melalui zikir dan doa-doa yang dipanjatkan, insya Allah, akan terbangkitkan rasa percaya diri dan optimis mendalam diri si sakit.
Zikir dan doa mengandung unsur psikoterapi yang efektif, tidak hanya dipandang dari sudut ilmu kesehatan tetapi juga dari sudut kesehatan jiwa manusia. Bukti-bukti ilmiah telah menunjang pendapat ini.
Sedikit intermezo dari dunia muslim. Dikatakan bahwa kata Allah mempunyai energi atau kekuatan yang hebat, bila diucapkan dengan tepat da benar.
“….. pada suatu saat seorang musuh Nabi Muhammad yang berusaha akan membunuhnya menemukan sang Nabi sedang tertidur kelelahan di bawah pohon yang rindang ….. Dengan perlahan diambilnya pedang sang Nabi… lalu berteriak membangunkan sang Nabi ….. wahai Muhammad! sekarang siapa yang akan melindungimu dari pedang ini?? Sang Nabi dengan penuh keyakinan dan suara yang mantap berseru “Allah” dan … gemetarlah tangan pembawa pedang dan jatuhlah pedang itu……”
Itulah satu diantara kekuatan tersembunyi yang terdapat dalam kata “Allah”.
Dalam dunia muslim Allah mempunyai 99 nama-nama yang indah (Asmaul husna). Setiap nama mencerminkan sifat-sifat tertentu dan mempunyai kekuatan tertentu pula yang digunakan sebagai mantra guna menghubungkan antara makhluk dengan Khaliknya. Ini sesuai dengan anjuran dalam ayatnya. “Bagi Allah ada nama-nama yang indah, maka serulah ia dengan menyebut nama-nama itu.” Al Araaf ayat 180.
“Allah itu mempunyai 99 nama. Barangsiapa yang mengenal, memahami dan mengingat-Nya selalu maka ia akan masuk dalam kebahagiaan.” Hadits
Demikianlah dengan menyebut/mengulang-ulang nama-nama sesuai dengan keinginan, nama-nama Allah menjadi mantra yang digunakan untuk memohon sesuatu kepada-Nya.
Contoh tersebut adalah dengan zikir mohon ketenteraman dan ketenangan jiwa. Tetapi ada juga yang meminta kekuatan/kesaktian ataupun kekayaan. Apakah yang dimaksud dengan mantra? Mantra adalah satu di antara tiga kelompok/metode guna pengembangan jiwa manusia yaitu suara, warna dan energi mental. Dan tiap kelompok terdapat banyak teknik-tekniknya pula. Dalam artian umum maka yang dimaksud “mantra” adalah “setiap getaran suara yang dikeluarkan oleh mulut manusia agar mendapat tanggapan (dari alam luhur).
Sejak dahulu memang suara memegang peranan penting dalam metode pengembangan jiwa manusia. Suara geledeg atau guntur sangat menakutkan, tetapi suara musik membuat senang hati manusia. Bila suara-suara diucapkan dengan kombinasi kata-kata tertentu maka didapatkan pengaruh tertentu pula pada jiwa manusia. Demikian pula suara tertentu mengakibatkan efek tertentu yang lebih kuat pada pusat-pusat tertentu dari pusat lainnya dalam jiwa manusia.
Demikianlah semua ajaran agama mengajarkan mantra-mantra demi pengembangan jiwa manusia. Maksudnya ialah agar manusia tak terfokus pada kehidupan lahiriah semata tetapi sangat perlu juga pengembangan jiwa/batinnya.
Mantra yang sangat kuat adalah kata yang berbunyi OM atau AUM dalam Hinduisme. AMIIN dalam Islam dan AMIN (dengan satu ‘i’) dalam dunia Kristen. Atau kalimat : “Aum mani padme hum“ itu merupakan mantra-mantra yang sangat terkenal dalam dunia keagamaan. Masing-masing mempunyai keistimewaan sendiri-sendiri. Para pakar kerohanian sejak zaman dahulu telah mengetahui adanya pengaruh terhadap fisik manusia tetapi juga batin.
Di sinilah perlunya kita mengetahui akan adanya tujuh kekuatan batin/jiwa dalam diri manusia. Tiga kekuatan yang suci atau tingkatan luhur dan tiga lagi tingkatan rendah. Satu kekuatan berada di tengah-tengah kedua kelompok itu. Yang bertingkatan rendah itu terpusat di perut, organ sex dan di dasar tulang punggung. Tiga daerah. Inilah tiga kekuatan jiwa tingkatan rendah manusia yang dikenal sebagai nafsu-nafsu dalam diri manusia dan merekalah yang terbanyak mendapatkan perhatian dalam kehidupan manusia sekarang. Kebanyakan problem-problem dalam dunia sekarang bersumber pada ketiga kekuatan jiwa tingkatan rendah yang terlalu aktif, dan merekalah kekuatan jiwa yang paling berkembang dalam evolusi dunia sekarang, sebagai energi terkuat yang dipunyai manusia di saat ini yang kita miliki. Mereka dengan rakusnya menarik semua energi (luhur) agar tunduk kepadanya, hampir 90%. Oleh karena itu agar terjadi keseimbangan perlu manusia membuat kerja kekuatan yang luhur bekerja secara lebih efisien. Dan inilah memang yang dikehendaki oleh ajaran agama-agama dunia, menjadi manusia seutuhnya yang berkualitas tinggi.
Karena kerja dari kekuatan jiwa tingkatan rendah ini, yang mendominasi banyak umat manusia, maka akibatnya penderitaan, karena mereka hanya membuang-buang energi yang begitu berharga.
Hukum utama yang harus diperhatikan oleh orang yang menginginkan hidup sehat sejahtera adalah hukum dasar dari Alam Semesta ialah bahwa energi yang keluar akan mengikuti pikiran anda. Secara otomatis dan tanpa kemauan. Oleh karena itu dapat dikatakan: pikiran adalah energi terbesar yang dimiliki manusia. Sejarah telah menunjukkan berkali-kali bagaimana dunia berkembang maju dikarenakan hasil pemikiran para manusia yang genius.
Nah karena itu seharusnya kita tidak menggunakan energi pikir ini dengan sia-sia. Menghamburkan energi karena kita tak mengerti pada hukum-hukum yang ada, tetapi secara mudahnya adalah dikarenakan manusia menuruti kemauan nafsu-nafsu rendahnya serta keinginan yang berdasarkan egois yang besar. Cemas, benci, takut, dengki, iri hati, was-was juga termasuk penghamburan energi. Itulah penyakit jiwa yang harus disembuhkan segera,

Jiwa yang Gelisah dan yang Amarah
Amarah dan gelisah adalah nafsu-nafsu dalam diri manusia yang harus dikendalikan, karena bila tidak ia termasuk unsur-unsur dalam diri manusia yang akan membawa bencana. Agar kita khususnya generasi muda mengenal dan mengerti bahwa banyak sifat-sifat dalam diri manusia yang harus dirubah kwalitas nya agar tidak menghambur-hamburkan tenaga berikut penulis rinci menjadi 31 sifat-sifat yang tidak terpuji :
1. kelemahan jiwa
2. putus asa
3. putus harapan
4. sombong/angkuh
5. gembira yang berlebihan
6. ujub/heran pada dirinya
7. merasa megah/gagah
8. penganiaya
9. curang
10. ingkar pada kebenaran
11. tak tahu terima kasih
12. tergesa-gesa/gugup
13. sempit dada
14. picik/pemikiran pendek
15. berat berbuat baik
16. bakhil/tamak pada harta
17. loba
18. pembantah
19. senang pamer/ria
20. ragu pada petunjuk baik
21. bodoh/pemalas
22. tak pernah introspeksi
23. keras kepala/suka debat
24. munafik/berpura-pura
25. gelisah dan keluh-kesah
26. segan membantu orang
27. lari dari kebenaran
28. menentang kuasa Illahi
29. durhaka
30. melampaui batas
31. cinta duniawi/harta

Itulah sifat-sifat yang tidak terpuji yang masih melekat pada sebagian besar jiwa umat manusia dan harus diperjuangkan agar ada perubahan. Karena sifat-sifat itu berarti satu pembuangan energi yang sia-sia dan menjadikan tubuh fisik lemah dan mudah mendapat serangan penyakit.
Itu juga suatu cela pada diri manusia dikarenakan kurang “pengetahuan” tentang adanya rencana illahi atau minimal mengetahui sabda nabi Muhammad ‘agar manusia menjadi sempurna akhlaknya”
Mengapa menjadi sempurna, ialah agar manusia dapat merasakan kebahagiaan yang hakiki membantu rencana illahi.
Oleh itulah diantara sifat negatif yang ada seperti, rasa takut, bingung, sedih dan yang lainnya dapat menimbulkan penyakit parah. Para dokter telah menyatakan bahwa keadaan tertekan dan sedih akan mengakibatkan penyakit darah tinggi, dimana kemudian membawa efek kepada merusak jaringan otak, ginjal dan yang lain akhirnya membahayakan kelangsungan hidup kita manusia bisa-bisa masuk ke dalam neraka dunia. Satu pengamatan telah dilakukan oleh seseorang kepada mereka yang masih dilekati sifat-sifat tercela adalah cerita sebagai berikut :

Kejahatan-Kejahatan yang Tersembunyi
Alangkah jahatnya seorang istri yang menginginkan suaminya yang kaya raya segera meninggal dunia, agar dengan demikian ia mendapatkan warisan yang banyak dan dengan warisan itu ia bisa bersenang-senang dengan pria lain bekas pacar yang dicintainya. Seorang pria pun ada yang demikian. Memang ia belum sampai kepada masalah warisan tetapi yang diinginkan adalah ia bisa ganti istri. Pernahkah Anda memperhatikan ada sejumlah orang yang bersorak-sorai ketika ada orang lain ditimpa musibah? harus mengeluarkan banyak uang untuk menanggulaginya? Melihat temannya tidak lulus ujian, temannya dikhianati kekasihnya? Temannya jatuh sakit, tidak punya prestasi apa-apa. Gembira melihat toko tak ada pembelinya, melihat temannya habis-habisan dirampok atau kebakaran atau uang habis guna berobat? Ia tersenyum melihat itu semua.
Tetapi sebaliknya bila ada temannya yang sukses dalam keuangan, terkenal, mendapat rezeki berlimpah, ia merasa panik setengah mati.. dalam hati ia mencaci maki mereka mengapa temannya bisa begitu? Diam-diam ia menginginkan agar teman-temannya yang sukses itu mendapat musibah, kebakaranlah, kematian anggota keluarganyalah, tabrakan dan seterusnya.
Mereka memang tidak memfitnah secara langsung tidak terang-terangan menghina, tidak berbuat sewenang-wenang atau melakukan tindak kriminalitas seperti mencuri, merampok dan semacamnya. Mereka memang tidak memeras, tetapi secara diam-diam merasa senang jika kita diperas penjahat Mereka memang tidak melakukan sabotase agar kita gagal meraih sukses atau selamat, tetapi diam-diam mereka selalu panas hatinya melihat kesuksesan orang lain dan menunggu dengan sabar atas kegagalan usaha kita.
Pertanyaan yang bisa dilakukan atas kejadian di atas : apakah semua itu dapat dikatakan perbuatan yang benar? Jawabnya adalah tidak! tidak benar. Hati mereka dikuasai oleh nafsu syetan nafsu kejahatan, buruk tercela betul. Tetapi karena disimpan dalam hati, belum dikeluarkan, tidak diekspos maka tinggallah kejahatan itu sebagai kejahatan terselubung. Kejahatan tersembunyi itu mengambil bentuk; keinginan jelek, senang melihat orang lain menderita, tetapi menjadi panik dan panas hati bila melihat orang lain gembira dan sukses dalam usahanya. Padahal orang-orang itu sama sekali tidak mengganggunya dan kenal pun tidak dan mereka pun hidupnya baik bukan orang jahat. Persoalannya tentu lain bila yang tertimpa musibah itu seorang yang pernah membuat diri dan keluarganya menderita, yaitu para penjahat, para koruptor yang membuat derita jutaan rakyat, dan orang yang meraih sukses dengan penuh kelicikan. Dan agaknya inipun tidak boleh sebab setiap orang akan menanggung segala akibat dari perbuatannya. Kita serahkan mereka pada kekuasaan hukum yang perkasa. Jadi hakekatnya kita tidak boleh menyimpan dalam diri kita satu keinginan yang jahat terhadap orang lain. Walaupun itu orang jahat.
Seorang sahabat hidup sukses kaya raya dan istrinya cantik mengapa kita harus iri? Seorang pejabat yang baik dan tiba-tiba mendapat musibah, mengapa kita bersuka cita mendengarnya? Bagaimana mungkin seorang istri gembira melihat suaminya meninggal, ataupun suami gembira melihat istrinya meninggal? Anak pun ada yang gembira tertawa-tawa melihat bapaknya meninggal pulang ke rahmat Allah. Menghitung-hitung warisan yang akan diterimanya nanti. Bagaimana itu mungkin sangat aneh bukan? Mengapa hal itu terjadi? Jawabnya: adalah dikarenakan hati/jiwa yang kotor minim dari pengetahuan agama/spiritual. Kelewat kotor penuh duri-duri kedengkian, ulat-ulat kebencian, iri hati yang keterlaluan. Alangkah jauh bedanya dengan seseorang yang pemaaf, memaafkan semua perbuatan yang pernah mencelakakan diri nya, tak ada dendam, pengasih.
Adalah satu hal yang manusiawi bila duri dengki yang sadis memang acapkali mengunjungi hati manusia dan hanya mereka yang benar-benar hidup sucilah yang terbebas dari sifat-sifat tak terpuji itu. Mereka itu memang tak bertindak sadis, tidak melakukan kejahatan langsung. Tetapi jangan lupa pikiran manusia adalah pencipta, itu bisa berkembang. Kita prihatin atas hal ini. Bagaimanakah bila Anda mendapatkan musibah dan mereka “mensyukuri” atas derita Anda itu. Atau Anda mendapatkan kenaikan pangkat dan mereka menjadi sinis terhadap Anda.
Kedengkian adalah racun yang berbahaya, suatu saat akan memantul kembali pada diri yang bersangkutan. Maka jauhilah!
Saudaraku. Kombinasi antara sifat-sifat tercela yang 31 itu meramaikan kehidupan manusia di dunia kita ini. Menurut pakar Okult mereka adalah jiwa-jiwa muda yang harus banyak belajar, harus banyak turun ke bumi. Untuk belajar sebanyak-banyaknya. Bukan tak ada sangsi kita mempunyai sifat-sifat demikian, karena menghamburkan energi yang seharusnya untuk belajar tetapi digunakan secara sia-sia menuruti keinginan nafsu-nafsu amarah dan lawammah.
Nah saudaraku itulah sumber penyakit dalam diri manusia yang di suatu waktu akan muncul tanpa kita mengerti sebab-musababnya. Tetapi dengan ke mauan untuk belajar akhirnya kita akan menguasai nafsu-nafsu yang menghalangi kita un tuk mendapatkan kemajuan. Mencapai kesempurnaan sebagaimana dikehendaki semua ajaran agama-agama dunia. Modal awal adalah badan yang sehat wal afiat.

Apa Yang Harus Kita Lakukan Sekarang?
Semua yang ditulis dan telah Anda baca di atas adalah agar Anda mendapatkan pandangan baru bahwa ada sesuatu yang harus dikerjakan dalam kita hidup dan bergerak di alam semesta ini. Ada satu ayat yang mengatakan: makhluk manusia itu tidak diciptakan sembarangan, tetapi diciptakan dengan tujuan dan maksud tertentu. Seorang pakar Okult mengatakan bahwa: ”sesungguhnya diri jati manusia adalah makhluk ruhani/spiritual yang berasal dari Tuhan dan akan kembali pada Tuhan.” Nah disini kita harus bersyukur sedalam-dalamnya pada Illahi yang telah menjadikan kita manusia sebagai makhluk yang mempunyai masa depan yang penuh dengan keluhuran dan keindahan.
Jadi usaha kita sekarang adalah tinggal berusaha menyesuaikan diri dengan rencana Illahi yang telah berjalan sejak adanya makhluk-makhluk di alam. Bila Anda sekarang berada dalam kondisi sakit, maka itulah satu pelajaran atau Guru yang paling baik yang menjadi pengalaman pahit bagi Anda agar tidak berbuat salah lagi dalam kehidupan.
Anda harus memulai menerapkan pengetahuan yang telah dibaca. Khususnya mengenai Kesatuan hidup Anda harus memulai dengan tidak makan daging. Menurut ajaran para guru kerohanian, selain mereka adalah makhluk yang juga sedang diberi hidup agar maju dan berkembang. Tetapi juga getaran-getaran dari kemarahan, dendam dan kebencian (karena sedang enak-enak hidup kok dibunuh) akan menjadi/masuk ke dalam diri si pemakan daging tersebut. Getaran-getaran inilah yang nantinya berproses menumbuhkan nafsu-nafsu rendah dan akhir nya menjadikan penyakit.
Seorang sahabat penulis, seorang pensiunan kepala sekolah setelah satu bulan menjadi vegetarian, tubuhnya menjadi sehat kembali dimana sebelumnya rupa-rupa penyakit yang susah disembuhkan oleh dokter-dokter di rumah sakit. Tentunya merokok, kopi atau minuman-minuman keras lainnya sudah ditinggalkan.
Tindakan selanjutnya adalah apakah kita sudah mampu mengendalikan pikiran kita, agar pikiran tidak mengambang ke sana-kemari. Ingatlah dalil bahwa “energi mengikuti pikiran” jadi nasib Anda baik-buruknya tergantung pada apa yang anda pikirkan. Biasanya kita berfikir terfokus pada apa-apa yang terdapat di sekeliling kita apa itu barang, orang, diri kita sendiri. Bila demikian kita berpikir pada hal-hal yang rendahan dan terpusat ke situ maka mengalirlah energi kita ke sana dan kita kehabisan energi yang bermanfaat bagi kesehatan.
Kita akan mengalami kehilangan energi bilamana perhati an pikiran kita terfokus pada orang-orang, barang, benda-benda atau keadaan-keadaan yang mempunyai getaran-getaran yang lebih rendah dari yang kita miliki. Disini kita harus mengerti ada hukum “pengaliran energi ke bawah” seperti sifat air. Namun bila pikiran kita tujukan pada “Yang di Atas”. Tuhan atau Makhluk Agung yang mempunyai kecepatan getaran yang sangat tinggi, kita a kan mendapatkan energi. Oleh karena itu kita mengetahui ada beberapa aliran kebatinan yang mengajarkan agar setiap saat/detik dalam bernafas dilatih agar waktu menarik nafas kita mengucap dalam batin kata “Hu” kemudian ketika menghembuskan nafas menyebut “Allah”. Dengan menyebut nama-nama Allah yang berarti berzikir maka berarti kita menghubungkan diri pada oknum yang mempunyai getaran yang lebih tinggi. Berarti pemikiran konsentrasi hidup kita terarah, menjadikan hubungan atau saluran bagi pancaran energi yang di atas mengalir pada kita. Maka sebaiknya dimulai kebiasaan yang membawa kita pada kesehatan tubuh dengan berpikir pada hal-hal yang suci. Karena dari zikir tersebut akan terjalin hubungan dengan yang Maha Kuasa dan kita menerima energi tingkat tinggi yang akan merangsang dan memperkuat kita dalam segala hal, apakah fisik, mental, dan rohaniah. Perlu kita tahu bahwa semakin tinggi alam dimana berada para Makhluk-Agung semakin halus dan semakin cepat getaran yang ada di sana. Demikianlah kita berusaha agar kita tidak membuang waktu yang sangat berharga.
Dari ajaran para Guru Kerohanian tersebut kita menjadi mengerti mengapa kepada umat Islam diwajibkan shalat 5 waktu dalam sehari semalam sehingga tidak ada waktu yang lowong terbuang sia-sia.
Apalagi di dalam shalat itu ada doa yang disampaikan “semoga kepada para Nabi, kepada orang yang baik-baik selalu mendapat berkah dan keselamatan……” Satu doa bukan untuk kepentingan diri sendiri
Ternyata metode itu telah membawa bangsa Arab keluar dari krisis moral yang luar bi asa, di zaman Jahiliyah / kebodohan dan membangun peradaban Islam yang besar.
Upaya selanjutnya adalah mengenal lebih baik tentang tuju an hidup dari Ruh atu jiwa kita yang telah diberi perangkat be rupa badan jasmani, perasaan dan pikiran. Dimana kadang-kadang terjadi pertentangan antara satu dengan yang lain.
Ruh itu oleh kalangan ahli kerohanian identik dengan energi batin yang sangat halus. Dan telah kita mengerti bahwa itulah yang disebut sebagai makhluk spiritual yang datang dari-Nya. Atau Ruh itu datang dari Sumber Energi yang sangat halus dan mempunyai gelombang getaran yang sangat tinggi di alam yang tinggi dimana kemudian pancarannya turun ke bawah / semakin menjauh hingga kecepatan getarannya menjadi berkurang. Seperti hal nya air hujan yang jatuh ke bumi akan mengisi tempat yang paling rendah dulu. Bila kita ingin menahannya kita harus mempunyai cara untuk menahannya agar tidak jatuh ke bumi.
Ruh atau jiwa kita mengerti betul tentang energi pada diri nya dan menggunakannya untuk peningkatan kesadaran. Oleh itu sedikit demi sedikit energi batin itu disiramkan kepada kita / manusia agar meningkat derajat kemanusiannya .
Tetapi dalam perjalanan hidup manusia tidak selalu dapat menampung energi yang datang dari atas itu bahkan menghambur-hamburkan energi itu, sehingga menimbulkan derita atau penyakit-penyakit.
Disinilah perlunya ada usaha penambahan energi agar kesehatan tetap terjaga atau pulih kembali setelah sembuh dari sesuatu penyakit. Nah, metode penambahan energi yang paling mudah dan lazim adalah melalui pernafasan (pranayama)
Energi itu dihimpun dengan menahan nafas dalam paru-paru untuk jangka waktu tertentu. Ketika udara dihembuskan ke luar biarkan menggetarkan/menyentuh langit-langit mulut dari hidung sedangkan mulut tertutup.
Bila kita berlatih menambah energi melalui pernafasan, berarti juga kita melatih kemauan siapa-siapa yang mampu menguasai nafasnya dia akan mampu juga menguasai kemauannya. Manfaat lain yang diperoleh adalah kemauan akan lebih berhasil melawan kegelisahan rohani. Dengan menguasai pernafasan kita akan tetap bersikap tenang bila mendapat kan hal-hal yang genting/gawat,
Pada umumnya diantara kita mengira bahwa cara kita bernafas sehari-hari sudah cukup baik adanya. Akan tetapi menurut para ahli kesehatan, cara bernafas yang biasa kita kerjakan, paru-paru kita tidak mendapatkan udara seluruhnya, belum penuh seluruhnya terisi udara segar. Menurut mereka bila kita bernafas dalam-dalam maka sebanyak 75 juta pipa-pipa udara mendapatkan sentuhan udara dan bergerak. Tetapi karena pernafasan kurang dalam bagian ujung dari paru-paru tidak tersentuh. Sehingga di tempat-tempat itu tidak terjadi pertukaran hawa udara yang segar. Darah yang sudah beredar mengelilingi tubuh perlu mendapatkan penyegaran, tetapi bila kurang mendapat cukup udara kemurnian darah menjadi berkurang dan akan men jadikan kurangnya energi baru. Akibatnya yang seharusnya tenaga manusia menjadi bertambah kuat badan menjadi sehat tidak terjadi. Menjadi lemah dan mudah terserang penyakit.
Dalam hal pentingnya pernafasan yang panjang dan dalam penulis mempunyai pengalaman yang perlu disampaikan. Di suatu hari seorang paman datang dari luar kota dan membawa pisang ambon yang begitu menerbitkan selera bagi yang melihat. Maka penulis pun mengambil sebuah dan memakannya. Ini terjadi di siang hari. Tidak diduga-duga sekitar pukul tujuh malam, mendadak penulis mendapat serangan nafas sesak yang luar biasa. Seolah-olah pipa udara yang dari paru-paru mengerut mengecil sekali hingga nafas susah sekali masuk ataupun keluar. Alangkah nikmatnya mempertahankan kehidupan. Dengan perjuangan mati-matian agar mendapatkan nafas, keluarlah keringat membasahi seluruh tubuh. Mandi keringat.
Pengalaman derita yang tak akan terlupakan. Usaha yang penulis lakukan di saat itu adalah menarik nafas sekuat-kuatnya dan kemudian menahannya, juga sekuat-kuatnya. Untungnya penulis pernah menjadi pengikut dari seorang guru rohani yang mengajarkan pernafasan dalam-dalam yaitu menarik nafas 11x, ditahan dalam paru-paru 21x dan dihembuskan dalam waktu 10x hitungan. Perjuangan mempertahankan hidup ini berhasil sedikit demi sedikit ada hasil (seolah-olah ada pelebaran pipa-pipa udara) yang berlangsung sekitar satu jam dengan badan basah kuyup dengan air keringat. Alhamdulillah, satu pengalaman yang takkan terlupakan. Betapa kesehatan itu sangat indah. Betapa perjuangan mempertahankan kesehatan juga sangat perlu diusahakan. Perjuangan itu antara lain dengan mempelajari ilmu-ilmu tentang kesehatan manusia dan sebagainya.
Maka tepatlah anjuran para guru kerohanian agar kita manusia mengetahui tentang keadaan diri sendiri. Apakah kita membuang-buang energi, tanpa kita menyadarinya?
Hingga saat ini penulis masih melakukan pernafasan seperti di atas. Menarik nafas sedalam-dalamnya, ditahan sekuatnya. Dan dihembuskan secara perlahan-lahan. Selama menahan nafas pikiran diarahkan pada Zat Mulak dengan zikir, ….. Ya Allah Ya Rohman, Ya Allah Ya Rahiem, Ya Salam, Ya Salam, Ya Salam……100-200 X.
Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang Pemberi Keselamatan dan Kedamaian. Latihan berlangsung sehingga badan merasa hangat. Atau 10 hingga 15 kali. Penarikan dan penghembusan zikir dalam menahan nafas tergantung niat anda jadi boleh juga dengan Allah.. Allah…
Agar manusia mampu menjadi manusia yang dikehendaki oleh sang Pencipta (menjadi Khalifah fil Ard) maka dia harus mengetahui bahwa jasmaninya adalah Candi atau Rumah Tuhan.
Manusia yang tidak tahu apa yang dikehendaki Tuhan bekerja hanya untuk memperoleh harta dan kekuasaan, yang paling-paling hanya memuaskan dalam kehidupan duniawi sekarang ini.
Maka di dunia ini hanya ada dua jenis manusia: yang tahu dan yang belum tahu. Nah, pengetahuan inilah yang sangat penting untuk dipelajari. Yaitu pengetahuan tentang adanya Rencana Illahi bagi umat manusia (Al A’raf ayat 183 / At Tharik ayat 16).
Rencana itu pertumbuhan kemajuan umat manusia. Sekali Anda memahaminya maka tak bisa lain Anda akan berniat bekerja membantu Dia (Tuhan).
Mereka yang tahu dan membantu rencana-Nya akan tahu dan mengerti mengapa dia berada di sini di muka bumi ini dan yang belum mengerti akan bertindak keliru dan mencoba bertindak sendiri untuk menemukan jalan yang dikira memberi kesenangan, belum menyadari bahwa semua adalah Tunggal dan karenanya hanya yang dikehendaki Yang Tunggal yang bisa memberikan kebahagiaan sejati, kepada siapapun.
Nah saudaraku, tulisan ini disudahi sampai di sini dulu. Ingatlah ayat yang mengatakan bahwa “Tuhan itu tidak zalim, tetapi manusialah yang menzalimi dirinya sendiri” Yunus ayat 44.
Ingatlah bahwa segala amal perbuatanmu akan kembali padamu hingga seolah-olah kamu sendirilah pencipta hukuman, ganjaranmu sendiri. Al Hadits.
Ingatlah barang siapa yang ingin mendapat keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat harus berpengetahuan. Inilah ilmu itu.@

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.