Bagi yang tidak puas berambisi dan punya nyali akan membentuk sekte-sekte tandingan. Sehingga jumlah sekte-sekte pecahan dari suatu induk kepercayaan mencapai ratusan yang belum tercatat secara resmi karena anggotanya terlalu sedikit, atau memang tidak mau mendaftar juga banyak.
Begitulah perkembangan kehidupan di dunia ini dengan segala aspeknya. Aspek-aspek yang terjadi akan merangsang kecerdasan perasaan dan kesadaran menjadi lebih aktif dan meningkat.
Hal tersebut merupakan salah satu cara dari Sang Maha Pencipta guna mendidik ciptaan-Nya, sehingga perkembangan tidak melulu pada bentuknya saja yang makin sempurna tetapi juga pada kecerdasan perasaan dan kesadarannya. Karena semua aspek maupun tindakan ada sebabnya dan akan punya akibat.
Untuk mencapai bentuk kehidupan seperti sekarang ini bisa terlaksana berkat bimbingan Sang Maha Pencipta yang dengan ketekunan kasih keadilan dan kebijaksanaan-Nya pada makhluk-Nya baik yang tampak maupun tidak tampak agar mencapai kesempurnaan. Dan prosesnya telah memerlukan ratusan juta tahun, sejak terciptanya bumi ini.
Kalau untuk membimbing makhluk-makhluk ciptaan-Nya menuju kesempurnaan memerlukan proses dan waktu yang begitu lama dan setelah mendekati kesempurnaan lalu ada yang merusak, menyiksa bahkan merenggut nyawanya hanya demi kepuasan lidah, memompa perutnya agar menjadi lebih buncit, untuk gagah-gagahan, atau nampang bahkan ada yang untuk mendapatkan ganjaran. Tindakan semacam itu jelas tidak bisa ditolelir akal sehat. Apakah tidak ada cara lain yang bisa dilakukan, agar kemauannya terlaksana tetapi tidak menimbulkan penderitaan pada makhluk lain?
Tindakan-tindakan semacam itulah yang bila kerap dilakukan akan menggores sangat dalam dan sulit untuk dihilangkan. Bahkan pengaruh getarannya akan bisa mempengaruhi keturunan-keturunannya, getaran kasar yang akan mengundang bermacam penderitaan.
Sebaiknya bagi mereka yang selalu berusaha untuk mengembangkan sifat-sifat Illahiah yang ada dalam dirinya dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari yang berupa sifat kasih, adil dan bijaksana maka pengaruh getarannya akan meresapi lingkungan keluarganya maupun masyarakat sekelilingnya. Pada lingkungan keluarga keturunannya akan selalu terhindar kecelakaan atau musibah-musibah, mudah dalam mencari nafkah, gampang jodohnya, dan tampang serta posturnya begitu menarik simpati. Karena punya getaran-getaran yang halus lembut maka getaran yang kasar dan jahat tidak akan bisa mendekatinya. Apalagi kalau keturunan-keturunannya meneruskan cara hidup dari leluhurnya.
Oleh karena itu bagi insan-insan yang telah bisa menyadari hal ini akan selalu berhati-hati dan kontrol pada pikirannya, perasaannya, sikap, ucapan maupun tindakannya. Karena semua kegiatan yang merugikan pihak lain akan menghasilkan getaran-getaran kasar, kotor yang akan merupakan timbunan karma buruk dan harus dipertanggungjawabkan dalam waktu dekat maupun waktu yang lama. Sebab semakin besar kejahatan yang dilakukan akibat yang berupa penderitaan akan semakin luas. Bisa melanda seluruh penduduk suatu negara, bahkan bisa lebih luas lagi.
Sebaliknya kebajikan-kebajikan yang sangat berarti bagi kemanusiaan yang dilakukan oleh seseorang juga akan mempengaruhi kehidupan-kehidupan keturunannya berupa keberuntungan dan kebahagiaan.
Mungkin ada di antara para pembaca yang berpendapat bahwa masalahnya bagaimana bisa selalu kontrol (pada tindakan-tindakan yang dilaksanakan agar tidak melakukan tindakan yang jahat?). Sip. Nilai seratus untuk Anda yang punya pendapat demikian. Yah, memang suatu akibat pasti punya sebab. Untuk itu mari kita kupas bersama-sama masalah ini.
Sebagian besar dari kita berpendapat bahwa untuk bisa meraih senang dan bahagia hanya bisa dicapai dengan banyaknya harta yang kita timbun agar bisa melampiaskan sebagian besar nafsu lahiriah. Lebih banyak mendapatkan kehormatan, lebih banyak kesempatan untuk melakukan penindasan dan penghisapan, membeli kebenaran maupun keadilan, membeli kedudukan atau jabatan, mempermainkan harga di pasaran, menghancurkan para pesaing, dan masih banyak lagi tindakan untuk lebih memperkaya diri, yang tidak akan bisa dilakukan oleh pihak yang bersaku rata.
Apakah benar anggapan yang demikian? Sebab pada kenyataannya banyak orang berharta yang mengalami penyakit tidak bisa tidur, stress bahkan bunuh diri, gelisah, merasa tidak aman, dihantui rasa khawatir disatroni penjahat, kalah bersaing dalam usahanya. Dan yang paling umum dirasakan oleh para hartawan tidak pernah merasa puas dengan apa yang didapat. Mengakibatkan tidak pernah tenang dan tenteram.
Keadaan demikian bisa menimpa siapapun, selama kesadarannya masih berkutat pada kesadaran lahiriah. Kesadaran fisik, kedagingan, kesadaran pancaindra, yang berbasis pada otak dari mana pikiran dihasilkan dan merupakan panglima dari kegiatan fisik, yang selalu aktif berkeliaran, merencanakan bermacam-macam inisiatif dan kreatif, demi memenuhi keinginan nafsu-nafsu lahiriah.
Karena basis kesadaran fisik adalah pikiran maka untuk meningkatkan ke arah kesadaran yang lebih halus, lebih luhur yang tidak terlalu mementingkan kepentingan fisik yang sering diistilahkan terlalu mementingkan diri sendiri, perlu adanya usaha untuk tidak terlalu memelihara dan menyayangi kesadaran fisik. Harus mau melepaskannya untuk meningkat pada kesadaran yang lebih halus, kesadaran hati nurani. Tidak usah menanti datangnya penyebab yang menyakitkan. Misalnya musibah, kecelakaan, dipermalukan di depan umum, sehingga harga dirinya merosot, dan lain-lain, yang merupakan upah dari tindakan-tindakan sembrono karena terlalu menuruti keinginan-keinginan fisik yang kebanyakan akan menimbulkan penderitaan pada pihak lain.
Salah satu cara untuk bisa meningkatkan kesadaran dari kesadaran panca indra atau kesadaran fisik pada kesadaran yang lebih luhur adalah dengan berlatih meditasi. Memang banyak dari para pembaca merasa khawatir kalau-kalau akan mendapatkan akibat-akibat gangguan kejiwaan, tanpa adanya bimbingan, dari tenaga profesional. Hal yang demikian bisa dimaklumi. Dan untuk menepis kekhawatiran yang demikian, bisa dengan mengingat suatu rumusan bahwa getaran yang sejenis akan tarik menarik sedangkan getaran yang tidak sejenis akan tolak menolak. Karena gangguan merupakan getaran kasar, negatif maka untuk menolaknya perlu adanya getaran halus, positif, yang bisa dihasilkan dengan memancarkan pikiran-pikiran luhur kepada seluruh makhluk di alam semesta ini. Misalnya dengan amalan mewiridkan doa "Semoga semua makhluk hidup di alam semesta ini selalu hidup dalam kesejahteraan, kedamaian, kesatuan, kasih sayang, dan kebahagiaan."
Begitulah perkembangan kehidupan di dunia ini dengan segala aspeknya. Aspek-aspek yang terjadi akan merangsang kecerdasan perasaan dan kesadaran menjadi lebih aktif dan meningkat.
Hal tersebut merupakan salah satu cara dari Sang Maha Pencipta guna mendidik ciptaan-Nya, sehingga perkembangan tidak melulu pada bentuknya saja yang makin sempurna tetapi juga pada kecerdasan perasaan dan kesadarannya. Karena semua aspek maupun tindakan ada sebabnya dan akan punya akibat.
Untuk mencapai bentuk kehidupan seperti sekarang ini bisa terlaksana berkat bimbingan Sang Maha Pencipta yang dengan ketekunan kasih keadilan dan kebijaksanaan-Nya pada makhluk-Nya baik yang tampak maupun tidak tampak agar mencapai kesempurnaan. Dan prosesnya telah memerlukan ratusan juta tahun, sejak terciptanya bumi ini.
Kalau untuk membimbing makhluk-makhluk ciptaan-Nya menuju kesempurnaan memerlukan proses dan waktu yang begitu lama dan setelah mendekati kesempurnaan lalu ada yang merusak, menyiksa bahkan merenggut nyawanya hanya demi kepuasan lidah, memompa perutnya agar menjadi lebih buncit, untuk gagah-gagahan, atau nampang bahkan ada yang untuk mendapatkan ganjaran. Tindakan semacam itu jelas tidak bisa ditolelir akal sehat. Apakah tidak ada cara lain yang bisa dilakukan, agar kemauannya terlaksana tetapi tidak menimbulkan penderitaan pada makhluk lain?
Tindakan-tindakan semacam itulah yang bila kerap dilakukan akan menggores sangat dalam dan sulit untuk dihilangkan. Bahkan pengaruh getarannya akan bisa mempengaruhi keturunan-keturunannya, getaran kasar yang akan mengundang bermacam penderitaan.
Sebaiknya bagi mereka yang selalu berusaha untuk mengembangkan sifat-sifat Illahiah yang ada dalam dirinya dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari yang berupa sifat kasih, adil dan bijaksana maka pengaruh getarannya akan meresapi lingkungan keluarganya maupun masyarakat sekelilingnya. Pada lingkungan keluarga keturunannya akan selalu terhindar kecelakaan atau musibah-musibah, mudah dalam mencari nafkah, gampang jodohnya, dan tampang serta posturnya begitu menarik simpati. Karena punya getaran-getaran yang halus lembut maka getaran yang kasar dan jahat tidak akan bisa mendekatinya. Apalagi kalau keturunan-keturunannya meneruskan cara hidup dari leluhurnya.
Oleh karena itu bagi insan-insan yang telah bisa menyadari hal ini akan selalu berhati-hati dan kontrol pada pikirannya, perasaannya, sikap, ucapan maupun tindakannya. Karena semua kegiatan yang merugikan pihak lain akan menghasilkan getaran-getaran kasar, kotor yang akan merupakan timbunan karma buruk dan harus dipertanggungjawabkan dalam waktu dekat maupun waktu yang lama. Sebab semakin besar kejahatan yang dilakukan akibat yang berupa penderitaan akan semakin luas. Bisa melanda seluruh penduduk suatu negara, bahkan bisa lebih luas lagi.
Sebaliknya kebajikan-kebajikan yang sangat berarti bagi kemanusiaan yang dilakukan oleh seseorang juga akan mempengaruhi kehidupan-kehidupan keturunannya berupa keberuntungan dan kebahagiaan.
Mungkin ada di antara para pembaca yang berpendapat bahwa masalahnya bagaimana bisa selalu kontrol (pada tindakan-tindakan yang dilaksanakan agar tidak melakukan tindakan yang jahat?). Sip. Nilai seratus untuk Anda yang punya pendapat demikian. Yah, memang suatu akibat pasti punya sebab. Untuk itu mari kita kupas bersama-sama masalah ini.
Sebagian besar dari kita berpendapat bahwa untuk bisa meraih senang dan bahagia hanya bisa dicapai dengan banyaknya harta yang kita timbun agar bisa melampiaskan sebagian besar nafsu lahiriah. Lebih banyak mendapatkan kehormatan, lebih banyak kesempatan untuk melakukan penindasan dan penghisapan, membeli kebenaran maupun keadilan, membeli kedudukan atau jabatan, mempermainkan harga di pasaran, menghancurkan para pesaing, dan masih banyak lagi tindakan untuk lebih memperkaya diri, yang tidak akan bisa dilakukan oleh pihak yang bersaku rata.
Apakah benar anggapan yang demikian? Sebab pada kenyataannya banyak orang berharta yang mengalami penyakit tidak bisa tidur, stress bahkan bunuh diri, gelisah, merasa tidak aman, dihantui rasa khawatir disatroni penjahat, kalah bersaing dalam usahanya. Dan yang paling umum dirasakan oleh para hartawan tidak pernah merasa puas dengan apa yang didapat. Mengakibatkan tidak pernah tenang dan tenteram.
Keadaan demikian bisa menimpa siapapun, selama kesadarannya masih berkutat pada kesadaran lahiriah. Kesadaran fisik, kedagingan, kesadaran pancaindra, yang berbasis pada otak dari mana pikiran dihasilkan dan merupakan panglima dari kegiatan fisik, yang selalu aktif berkeliaran, merencanakan bermacam-macam inisiatif dan kreatif, demi memenuhi keinginan nafsu-nafsu lahiriah.
Karena basis kesadaran fisik adalah pikiran maka untuk meningkatkan ke arah kesadaran yang lebih halus, lebih luhur yang tidak terlalu mementingkan kepentingan fisik yang sering diistilahkan terlalu mementingkan diri sendiri, perlu adanya usaha untuk tidak terlalu memelihara dan menyayangi kesadaran fisik. Harus mau melepaskannya untuk meningkat pada kesadaran yang lebih halus, kesadaran hati nurani. Tidak usah menanti datangnya penyebab yang menyakitkan. Misalnya musibah, kecelakaan, dipermalukan di depan umum, sehingga harga dirinya merosot, dan lain-lain, yang merupakan upah dari tindakan-tindakan sembrono karena terlalu menuruti keinginan-keinginan fisik yang kebanyakan akan menimbulkan penderitaan pada pihak lain.
Salah satu cara untuk bisa meningkatkan kesadaran dari kesadaran panca indra atau kesadaran fisik pada kesadaran yang lebih luhur adalah dengan berlatih meditasi. Memang banyak dari para pembaca merasa khawatir kalau-kalau akan mendapatkan akibat-akibat gangguan kejiwaan, tanpa adanya bimbingan, dari tenaga profesional. Hal yang demikian bisa dimaklumi. Dan untuk menepis kekhawatiran yang demikian, bisa dengan mengingat suatu rumusan bahwa getaran yang sejenis akan tarik menarik sedangkan getaran yang tidak sejenis akan tolak menolak. Karena gangguan merupakan getaran kasar, negatif maka untuk menolaknya perlu adanya getaran halus, positif, yang bisa dihasilkan dengan memancarkan pikiran-pikiran luhur kepada seluruh makhluk di alam semesta ini. Misalnya dengan amalan mewiridkan doa "Semoga semua makhluk hidup di alam semesta ini selalu hidup dalam kesejahteraan, kedamaian, kesatuan, kasih sayang, dan kebahagiaan."
Para makhluk yang menerima getaran amalan tersebut akan memantulkan getaran-getaran positif yang diterimanya kepada di pengamal. Si pengamal akan mendapat pantulan getaran positif yang melimpah ruah. Di samping akan membuang getaran-getaran negatif yang ada pada dirinya. Getaran tersebut juga akan memancar membuang getaran-getaran negatif, menggantikannya dengan getaran-getaran positif yang ada di sekelilingnya. Makhluk-makhluk yang menerima getaran luhur akan menjadi keberadaan keselamatan, kesehatan dan kebutuhan dari si pemancar. Apabila hal tersebut dilakukan dalam kurun waktu yang lama si pemancar akan bisa menjadi orang keramat. Yang dalam bahasa Jawa dikatakan sebagai orang yang punya kemampuan Sasedya teka sacipta dadi artinya sebagian besar kemauannya akan terwujud.
Bilamana suatu perhimpunan punya banyak anggota yang berkualitas setinggi itu maka perhimpunan tersebut juga akan menjadi perhimpunan yang keramat. Bagi anggota yang serius akan mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam hidupnya dan perhimpunannya akan mengalami perkembangan. Tetapi bagi yang anggota-anggotanya kurang serius bahkan banyak bertingkah yang sifatnya merugikan perhimpunan akan pudar auranya. Bukan mustahil akhirnya akan gulung tikar meskipun tampil dengan menyandang nama yang cukup mentereng. Sebab keberadaannya kurang bermanfaat bagi makhluk-makhluk lain baik yang tampak maupun yang tidak tampak, sehingga keberadaannya kurang bermakna terhadap maha karya dari Sang Maha Pencipta yang dengan kasih, keadilan dan kebijaksanaan-Nya membimbing semua makhluk-Nya agar mencapai kesempurnaan.
Untuk bisa berpendapat sejauh itu memang perlu ada sarananya, yaitu mau berlatih meditasi. Untuk lebih menghaluskan getaran-getaran tubuh bersama lapisan-lapisannya, bisa dengan melakukan puasa ngasrep. Artinya sahur dan buka puasanya dengan nasi ditambah lauk dikukus (ditumpangkan di atas nasi yang dimasak) tanpa diberi bumbu apapun, seperti tempe, sayuran, kacang, agar mudah dicerna. Kalau bisa bertahan sampai sembilan hari atau lebih gangguan-gangguan kesehatan seperti rematik, asam urat, sariawan, gatal-gatal, sering pusing, batuk, flu menahun, darah tinggi, kurang nafsu makan, akan rontok semua. Apalagi kalau dibarengi laku pranayama (pernapasan berirama) sambil mengakses cahaya.
Dalam tiga hari akan merupakan tahap yang sangat berat. Karena bisa terkena kram, sakit-sakit pada persendian, merasa loyo. Semuanya merupakan reaksi dari tubuh yang terkejut dengan perubahan pola makan yang begitu drastis dalam mengurangi kebutuhan akan vitamin maupun zat-zat yang dibutuhkan tubuh.
Pembersihan tubuh memang perlu. Karena hakekat meditasi adalah untuk kontak dengan Zat Sang Maha Kuasa, Yang Maha Suci dan Maha Adil. Artinya siapapun yang ingin mendapat hasil harus melakukan usaha-usaha sesuai dengan prosedur yang berlaku. Untuk bisa kontak dengan Zat Yang Maha Kuasa tidak ada sikap khusus dimanapun sedang melakukan kegiatan apapun dengan syarat sudah punya kesucian lahir dan batin dan punya ketenangan pikiran.
Untuk mensucikan lahir dan batin dilakukan melalui laku vegetarian, puasa vegetarian, memancarkan pikiran luhur. Dengan selalu memancarkan pikiran-pikiran luhur pada seluruh makhluk akan terkikis sifat-sifat kejam, serakah, tidak mau merugikan, menyakiti, apalagi mengakhiri hidup para satwa. Rasa kepeduliannya meningkat. Kepedulian yang tulus, bukan basa basi atau sekedar pemoles bibir. Laku vegetariannya juga akan mantap.
Sedangkan untuk menenangkan pikiran bisa dilakukan dengan meditasi. Bagi orang yang telah menjalani laku hidup seperti di atas akan lebih cepat keberhasilan meditasinya. Seperti telah diuraikan pada bagian sebelumnya makhluk-makhluk yang menerima getaran pikiran-pikiran luhur akan selalu membantu apa yang dilakukan oleh para pemancar getaran luhur termasuk dalam berlatih meditasi.
Bagi pemula memang perlu adanya sikap atau ketentuan lain yang perlu diikuti. Misalnya sikap duduk dianjurkan untuk bersila, kaki jangan sampai saling tindih, punggung lurus dengan leher, tidak boleh bersandar. Sebaiknya jangan di tempat tidur, tetapi di lantai dengan alas kaki yang dilipat agar menjadi lebih tebal. Tidak ada wewangian atau bebauan lain. Aman dari gangguan. Sebaiknya tidak memakai lampu penerang. Dalam keadaan perut kosong, pakaian longgar, waktu sebaik sesudah matahari terbenam dan menjelang matahari terbit. Tengah hari juga bagus, untuk menghindari saat-sat CO2 paling padat di atmosfer.
Semua sikap tersebut sebagai upaya untuk memudahkan penyerapan dan penyimpanan dan pemerataan energi yang diserap oleh cakra-cakra, kundalini dan permukaan kulit. Jadi selain penyerapan energi melalui pernapasan masih ada lagi penyerapan yang dilakukan oleh organ atau pos-pos lain. Semua bisa dilatih keefektifannya kecuali yang dilakukan oleh kulit. Paling-paling hanya bisa dengan membersihkan pori-porinya agar masuk atau keluarnya energi bisa lancar. Banyak buku-buku yang memaparkan metode-metode untuk mengoptimalkan penyerapan dan pengeluaran energi yang ada pada buku-buku maupun brosur-brosur. Salah satu sistem yang aman dan gratis adalah meditasi. Bagi yang sudah menjadi anggota suatu paguyuban atau suatu perguruan dan sudah diberi kunci untuk memasuki wilayah supranatural kata kunci tersebut bisa dipakai. Untuk yang belum tinggal meminta bantuan bimbingan dan perlindungan kepada para penguasa gaib nan suci dan agung, atau para pembimbing spiritual, mau berlatih meditasi dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran.
Bilamana suatu perhimpunan punya banyak anggota yang berkualitas setinggi itu maka perhimpunan tersebut juga akan menjadi perhimpunan yang keramat. Bagi anggota yang serius akan mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam hidupnya dan perhimpunannya akan mengalami perkembangan. Tetapi bagi yang anggota-anggotanya kurang serius bahkan banyak bertingkah yang sifatnya merugikan perhimpunan akan pudar auranya. Bukan mustahil akhirnya akan gulung tikar meskipun tampil dengan menyandang nama yang cukup mentereng. Sebab keberadaannya kurang bermanfaat bagi makhluk-makhluk lain baik yang tampak maupun yang tidak tampak, sehingga keberadaannya kurang bermakna terhadap maha karya dari Sang Maha Pencipta yang dengan kasih, keadilan dan kebijaksanaan-Nya membimbing semua makhluk-Nya agar mencapai kesempurnaan.
Untuk bisa berpendapat sejauh itu memang perlu ada sarananya, yaitu mau berlatih meditasi. Untuk lebih menghaluskan getaran-getaran tubuh bersama lapisan-lapisannya, bisa dengan melakukan puasa ngasrep. Artinya sahur dan buka puasanya dengan nasi ditambah lauk dikukus (ditumpangkan di atas nasi yang dimasak) tanpa diberi bumbu apapun, seperti tempe, sayuran, kacang, agar mudah dicerna. Kalau bisa bertahan sampai sembilan hari atau lebih gangguan-gangguan kesehatan seperti rematik, asam urat, sariawan, gatal-gatal, sering pusing, batuk, flu menahun, darah tinggi, kurang nafsu makan, akan rontok semua. Apalagi kalau dibarengi laku pranayama (pernapasan berirama) sambil mengakses cahaya.
Dalam tiga hari akan merupakan tahap yang sangat berat. Karena bisa terkena kram, sakit-sakit pada persendian, merasa loyo. Semuanya merupakan reaksi dari tubuh yang terkejut dengan perubahan pola makan yang begitu drastis dalam mengurangi kebutuhan akan vitamin maupun zat-zat yang dibutuhkan tubuh.
Pembersihan tubuh memang perlu. Karena hakekat meditasi adalah untuk kontak dengan Zat Sang Maha Kuasa, Yang Maha Suci dan Maha Adil. Artinya siapapun yang ingin mendapat hasil harus melakukan usaha-usaha sesuai dengan prosedur yang berlaku. Untuk bisa kontak dengan Zat Yang Maha Kuasa tidak ada sikap khusus dimanapun sedang melakukan kegiatan apapun dengan syarat sudah punya kesucian lahir dan batin dan punya ketenangan pikiran.
Untuk mensucikan lahir dan batin dilakukan melalui laku vegetarian, puasa vegetarian, memancarkan pikiran luhur. Dengan selalu memancarkan pikiran-pikiran luhur pada seluruh makhluk akan terkikis sifat-sifat kejam, serakah, tidak mau merugikan, menyakiti, apalagi mengakhiri hidup para satwa. Rasa kepeduliannya meningkat. Kepedulian yang tulus, bukan basa basi atau sekedar pemoles bibir. Laku vegetariannya juga akan mantap.
Sedangkan untuk menenangkan pikiran bisa dilakukan dengan meditasi. Bagi orang yang telah menjalani laku hidup seperti di atas akan lebih cepat keberhasilan meditasinya. Seperti telah diuraikan pada bagian sebelumnya makhluk-makhluk yang menerima getaran pikiran-pikiran luhur akan selalu membantu apa yang dilakukan oleh para pemancar getaran luhur termasuk dalam berlatih meditasi.
Bagi pemula memang perlu adanya sikap atau ketentuan lain yang perlu diikuti. Misalnya sikap duduk dianjurkan untuk bersila, kaki jangan sampai saling tindih, punggung lurus dengan leher, tidak boleh bersandar. Sebaiknya jangan di tempat tidur, tetapi di lantai dengan alas kaki yang dilipat agar menjadi lebih tebal. Tidak ada wewangian atau bebauan lain. Aman dari gangguan. Sebaiknya tidak memakai lampu penerang. Dalam keadaan perut kosong, pakaian longgar, waktu sebaik sesudah matahari terbenam dan menjelang matahari terbit. Tengah hari juga bagus, untuk menghindari saat-sat CO2 paling padat di atmosfer.
Semua sikap tersebut sebagai upaya untuk memudahkan penyerapan dan penyimpanan dan pemerataan energi yang diserap oleh cakra-cakra, kundalini dan permukaan kulit. Jadi selain penyerapan energi melalui pernapasan masih ada lagi penyerapan yang dilakukan oleh organ atau pos-pos lain. Semua bisa dilatih keefektifannya kecuali yang dilakukan oleh kulit. Paling-paling hanya bisa dengan membersihkan pori-porinya agar masuk atau keluarnya energi bisa lancar. Banyak buku-buku yang memaparkan metode-metode untuk mengoptimalkan penyerapan dan pengeluaran energi yang ada pada buku-buku maupun brosur-brosur. Salah satu sistem yang aman dan gratis adalah meditasi. Bagi yang sudah menjadi anggota suatu paguyuban atau suatu perguruan dan sudah diberi kunci untuk memasuki wilayah supranatural kata kunci tersebut bisa dipakai. Untuk yang belum tinggal meminta bantuan bimbingan dan perlindungan kepada para penguasa gaib nan suci dan agung, atau para pembimbing spiritual, mau berlatih meditasi dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran.
0 komentar:
Posting Komentar