Spiritualitas Menyikapi Emosi : Perlunya Memahami Hukum-hukum Alam

Sang Maha Pencipta menciptakan alam semesta bersama makhluk yang ada di dalamnya punya tujuan untuk membimbing semua makhluk ciptaan-Nya menuju kesempurnaan, yang dilandasi sifat-sifat Maha Kasih, Maha Adil, Maha Bijaksana, dan maha sifat-sifat yang lain agar kebahagiaan nan abadi yang meliputi-Nya juga dirasakan oleh makhluk-makhluk yang lain. Dan untuk bisa melestarikan rencana tersebut perlu adanya hukum-hukum alam sebagai penopangnya.
Keberadaan hukum-hukum alam masih sangat misterius bagi sebagian penghuni planet bumi ini. Bahkan masih banyak yang menentangnya, meskipun ada fakta-fakta yang sangat nyata. Misalnya gangsingan bisa tidak roboh sewaktu dalam keadaan berputar. Benda pipih bulat yang menggelinding tidak roboh. Dari fenomena tersebut diciptakanlah kereta angin yang kemudian terkenal dengan nama sepeda. Karena dalam keadaan dikendarai ternyata tidak roboh, dicari kemungkinannya bagaimana agar gerakannya tidak dengan dikayuh menggunakan kaki. Terciptalah sepeda motor. Pencipta sepeda sendiri mungkin tidak mengetahui di balik fenomena tersebut ada hukum-hukum alam yang bekerja, bahwa gerak memutar menyerap daya dukung terhadap udara di sekitarnya. Terbukti gangsingan yang berputar ditempatkan pada suatu tempat tertutup rapat, kalau udaranya disedot keluar gangsingan tersebut akan roboh. Juga yang terjadi pada pesawat terbang mini, yang bila ditaruh dalam ruang hampa udara meskipun baling-baling berputar, pesawat tidak akan bergerak. Keadaannya seperti perahu motor yang diangkat dari air meskipun baling-balingnya berputar perahu tenang-tenang saja.
Sehingga ternyata atmosfer bumi yang nampaknya kosong sebenarnya penuh dengan keajaiban-keajaiban berupa partikel-partikel dan unsur-unsur halus yang merupakan sari pati dari semua ujud yang nampak namun masih bersifat netral dan sangat peka dalam menanggapi sifat pikiran-pikiran yang menghampirinya. Dan fenomena ini banyak dimanfaatkan oleh para praktisi ilmu mistik. Mereka memanfaatkan rumus yang menyatakan bahwa seseorang akan menjadi seperti apa yang ia selalu pikirkan, sugesti maupun otosugesti bersumber pada rumus tersebut.
Hanya sayangnya sebagian praktisi tersebut lupa bahwa di samping adanya fenomena-fenomena alam masih ada hukum-hukum alam yang perlu diketahui dan juga untuk dipatuhi.
Bagi praktisi-praktisi mistik yang mengetahui hukum-hukum alam tersebut yang merupakan salah satu sarana untuk mendorong agar semua makhluk baik yang tampak maupun yang tidak tampak senantiasa berubah menuju kesempurnaan tidak akan menggunakan ilmunya untuk tujuan-tujuan yang hanya mementingkan dirinya dengan merugikan bahkan mencelakakan sesama hidup.
Kerap kali terjadi praktisi ilmu mistik yang masih terlalu mementingkan keduniawian mau melakukan perintah-perintah dari seseorang yang tidak mampu melakukan persaingan sehat dengan honor setumpuk kertas berharga mau mencelakakan fungsionaris dan aktivis dari pesaingnya, berupa kekacauan dalam keluarganya, membikin ulah di luar kesadarannya yang menyebabkan pudar pamornya, membuatnya menjadi sakit yang sulit disembuhkan baik secara medis maupun non medis dengan tujuan agar perusahaan atau perkumpulan pesaingnya tidak bisa aktif sepenuhnya. Karena banyak fungsionaris maupun para aktivisnya mengalami gangguan fisik maupun mental oleh perasaan was-was terhadap akibat gangguan di luar dugaannya yang kesemuanya ini memang sengaja dibuat oleh pesaing-pesaing yang tidak sportif.
Sehingga kalau ada pihak-pihak yang alergi atau skeptis bahkan mencemooh praktek-praktek pada ranah mistik mereka tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Hanya saja tentu saja ada perkecualiannya meskipun sangat jarang terjadi. Maklum tahap evolusi kesadaran sebagian besar penduduk bumi ini masih berkutat pada kesadaran fisik, masih menggemari sentuhan-sentuhan getaran kasar yang memberikan kenikmatan-kenikmatan sementara pada panca indra. Para perintangnya akan dimusuhi habis-habisan baik secara kasar maupun secara halus. Tidak peduli apa yang dilakukan bisa membuat dirinya babak belur karena tidak mengindahkan rambu-rambu hidup yaitu hukum-hukum alam. Selama masih belum beranjak dari kesadaran fisik, rambu-rambu hidup masih merupakan hal yang gelap gulita. Bahkan menentangnya. Terbukti masih banyaknya penentang terhadap perubahan-perubahan secara berangsur-angsur dari setiap makhluk pada ujud maupun kesadarannya. Hanya saja memang untuk berubah menjadi sempurna dari setiap makhluk dibutuhkan waktu yang relatif lama bisa membutuhkan waktu sampai ratusan bahkan ribuan tahun.
Di antara hukum alam yang ada hukum kasihlah yang paling mampu mengubah dengan cepat suatu keadaan atau suatu makhluk menjadi lebih baik.
Suatu contoh keadaan yang selalu mencekam pada suatu daerah yang sering terjadi tawuran atau bentrok antara dua kelompok yang selalu berseteru akan pulih normal kalau para guru dari siswa yang punya hobi tawuran bisa dikumpulkan juga para pemuka dari para warga yang gemar bentrok dan mendapat pengarahan dengan tema penumbuhan saling pengertian yang dilandasi rasa kasih bahwa kita beruntung bisa punya teman atau tetangga, tidak hidup sendirian sehingga kebutuhan-kebutuhan kita yang tidak bisa kita buat atau masalah-masalah lain yang perlu mendapat pertolongan, bisa teratasi, kehidupan menjadi terasa ringan, untuk itu perlu terpeliharanya kerukunan, perdamaian, saling hormat, karena satu sama lain saling membutuhkan, tidak saling merugikan apalagi saling bermusuhan. Yang hal ini sebenarnya perlu diajarkan pada usia dini pada pelajaran budi pekerti sebagai lahan untuk pendidikan moral, cinta sesama, cinta tanah air, cinta pada tetangga, masyarakat, bangsa dan negara, yang hal ini nyaris hanya tinggal kenangan belaka.
Hanya rasa kasihlah yang akan bisa menolong keadaan tersebut. Karena rasa kasih akan melahirkan hasrat-hasrat luhur keadilan, kepedulian, tidak ingin merugikan sesama hidup apalagi sebagai penyebab penderitaan terhadap sesama makhluk. Karena merasa bahwa kehadirannya sebagai makhluk yang paling sempurna untuk ikut menyempurnakan makhluk lain agar juga menjadi lebih sempurna.
Dengan menumbuhkan rasa kasih yang berada dalam diri seseorang dia akan mempunyai kemampuan untuk meredam emosinya. Karena emosi akan menimbulkan tindakan-tindakan di luar kontrol yang akan merugikan, bahkan menyakitkan penderitaan pada sasaran lahir maupun batin, yang hal ini sangat bertentangan dengan rasa kasih yang sudah dikembangkannya apalagi bisa bersifat universal.
Orang yang paling berbahagia dalam hidupnya adalah orang yang mampu mengembangkan rasa kasihnya. Karena jikalau mereka yang dikasihi dalam keadaan berbahagia dia juga ikut berbahagia. Dan dia akan selalu berusaha agar keadaan selalu aman damai tentram yang bisa menyebabkan adanya kebahagiaan bahkan keindahan. Insan-insan yang demikian sulit melontarkan kemarahan sehingga batinnya bersih dari ketegangan dan ganjalan, dan akan memancarkan aura simpatik.
Memang untuk bisa memahami adanya hukum-hukum alam merupakan hal yang sangat sulit selama kesadaran dengan getaran-getaran yang masih kasar, yang selalu mencari kepuasan-kepuasan materi duniawi, sehingga tidak mau berusaha untuk memahami hal-hal yang lebih halus, karena tidak bisa menghasilkan kepuasan indriawi.
Salah satu cara yang termudah untuk bisa memahami adanya hukum-hukum alam, seseorang perlu untuk memikirkan adanya gejala-gejala pada materi, bahwa semuanya mempunyai tahapan-tahapan pada keberadaannya: lahir - berkembang - mencapai puncak kemudian surut kemudian berakhir riwayatnya. Bagi manusia yang dikenang hanya perbuatannya selama hidup. Sebagai saluran berkah atau menjadi sumber penderitaan atau malapetaka dan sumber konflik bagi para kerabat yang ditinggalkan, sehingga jerih payah selama berusaha mengumpulkan harta yang sebagian besar dilakukan dengan kekerasan, keserakahan, kejahatan bahkan dengan kekejaman karena terdorong untuk melampiaskan nafsu-nafsu rendah tidak punya manfaat sama sekali bahkan hanya menambah tumpukan dosa. Karena jalan yang ditempuh kerap kali selain dengan cara-cara di atas juga dengan akal bulus menipu atau memperdaya dan lain-lain cara tidak terpuji yang berakibat merugikan para korban perilakunya.
Sedangkan kebiasaan mengumbar nafsu rendah untuk mendapatkan kepuasan-kepuasan perasaan tersebut akan ikut bersama jiwanya sewaktu meninggalkan dunia. Dan pada alam seberang kematian keaktifan perasaan tersebut meningkat berkali-kali dibanding keaktifannya sewaktu di alam dunia karena tidak ada zat fisik yang menghalanginya. Sedangkan sebagai sarana untuk melampiaskan serta obyek sebagai sasarannya sudah tidak ada. Hal tersebut merupakan suatu siksaan berat. Masalah ini bisa diketahui oleh beliau-beliau yang berbakat karena sudah mengalami ulangan hidup ratusan kali. Ada yang sampai tujuh ratus tujuh puluh kali ada yang sampai lima ratus lima puluh kali sehingga tafakur atau meditasinya mencapai tahap kesadaran roh. Seperti yang bisa dicapai Jalaluddin Rumi, Sidharta Gautama dan para pendiri Perhimpunan Theosofie.
Hanya sayangnya beliau-beliau ini karena yang diketahui masalah-masalah yang sangat tinggi maka yang diajarkan juga pelajaran-pelajaran yang sangat tinggi yang perlu penguraian mendetail oleh para siswa atau pembantu-pembantunya. Kalau beliau-beliau ini harus menguraikan detailnya seluruh hidupnya tidak akan cukup untuk melaksanakannya.
Bagi pengurai-pengurai ajaran yang punya ambisi rendah artinya bukan untuk berusaha mengkualitaskan pengikut tetapi untuk mencari banyak pengikut maka banyak ajaran yang dipelintir yang dapat menarik sebanyak-banyaknya pengikut meskipun melalui pembodohan yang sangat menyesatkan. Terutama dengan mempeti-eskan adanya hukum-hukum alam, yang dianggapnya merupakan penghalang untuk mencari dan mendapatkan kepuasan jasmaniah, sehingga sering terjadi seorang pengikut suatu kepercayaan perilakunya lebih sadis daripada seorang yang netral atau tidak pernah melakukan ritual apapun.
Proses usaha untuk mencapai kesadaran roh yang menjadikan seseorang mengetahui banyak hal ternyata waktunya tidak seragam. Penyebab yang utama mampu atau tidaknya seseorang untuk melepaskan sifat mementingkan diri sendiri. Seperti Sang Siddhartha Gautama waktu pencapaiannya relatif lebih pendek karena beliau mampu mengembangkan rasa kasihnya yang universal sehingga sudah tidak mau lagi menyakiti apalagi membunuh makhluk lain. Pencetus dari amalan yang terkenal "Semoga semua makhluk berbahagia", dan cara hidup vegetarian yang kumandangnya mencapai berbagai pelosok dunia. Dan getaran-getaran luhurnya bisa sampai kepada para penguasa agung para guru suci maupun roh suci di alam yang lebih luhur dan akan memantulkannya kembali ke dunia berupa berkah yang bisa mempercepat proses evolusi, termasuk bagi para penentangnya.
Dengan memahami hukum-hukum alam seseorang akan selalu berhati-hati dalam setiap tindakannya, sebab semua perbuatan akan berakibat dalam waktu dekat atau waktu yang lama.
Hubungannya dengan masalah emosi juga tidak akan terjadi ledakan-ledakan yang keras, karena kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh seseorang akibat dari masa evolusinya masih belum cukup lama. Bahkan merasa beruntung karena dirinya sudah melalui tahap yang demikian.
Dan juga selalu optimis karena semuanya akan menuju keadaan yang lebih baik. Meskipun semua perbuatan akan berakibat tetapi akibat yang berupa penderitaan tidak akan diberikan sampai di luar daya tampung.
Keuntungan yang lain bisa memanfaatkan hidup ini untuk melunasi hutang-hutang di masa lalu sehingga proses evolusinya bisa lebih dipercepat. Karena di samping melunasi hutang-hutang juga memanfaatkan hidup ini untuk menabur benih-benih kebajikan. Karena hidup ini merupakan saat-saat memetik benih-benih yang ditabur di masa lalu.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.