Sumbe-sumber Power (Selalu Berusaha Berbuat Baik)

SELALU BERUSAHA UNTUK BERBUAT BAIK

    Sebagian besar umat manusia pada saat ini masih berada dalam masa peralihan dari masa kegelapan menuju masa pencerahan. Masa kegelapan semasa hampir semua makhluk dihadapkan pada perjuangan berat untuk mempertahankan keberadaannya, dari gangguan-gangguan musim sering tidak pasti. Kadang kala diguyur hujan terus-menerus, sebaliknya sering terjadi kekeringan sangat lama sehingga sering kali terjadi kebakaran hutan. Yang menyebabkan menyempitnya ladang perburuan dan berantakannya pohon-pohon besar sebagai tempat hunian. Belum lagi gangguan dari hewan-hewan besar buas yang bisa memangsa manusia.
    Untuk mengantisipasi keadaan tersebut bisanya para penduduk memelihara anjing-anjing yang diambil dari anak-anak serigala untuk dijinakkan atau anak-anak babi. Memang untuk memberi makan hewan piaraan ini cukup berat juga. Tetapi karena keadaan biasanya yang jadi santapan pemeliharaanya juga hewan-hewan tersebut mau melahapnya. Terutama pada jenis ubi-ubian.
    Pengalaman memelihara hewan-hewan ini dimulai ketika ada seorang penduduk yang dililit oleh seekor ular yang kelaparan memangsa penduduk tersebut. Tetapi demi mendengar gonggongan anjing yang menyalak-nyalak perhatian si ular berubah kepada anjing tersebut. Dan lilitannya dilepaskan untuk mencaplok anjing yang menyalak-nyalak.
    Yang kerap terjadi setiap ular yang baru melahap mangsa yang cukup besar gerakannya tidak segesit waktu kelaparan atau sewaktu dikejar para pemburu. Kesempatan tersebut digunakan penduduk yang ada untuk ganti menyerang si ular. Kelemahan ular terletak pada kepalanya. Terkena pukulan yang agak berat sudah tak berdaya tetapi luka besar pada bagian lain gerakannya masih tetap stabil.
    Meskipun daging ular seperti halnya daging buaya tidak segurih daging hasil perburuan lain tetapi para penduduk tetap antusias dalam menanganinya. Setelah para penduduk masing-masing mendapat bagian yang cukup sisanya diserahkan pada bagian penjemuran. Bagian ini diserahkan pada kelompok yang sudah tidak mampu ikut dalam regu berburu. Anjing yang sudah terlanjur masuk perut ular juga diserahkan pada bagian penjemuran. Kalau baru sebentar masuk perut ular keadaannya masih utuh. Paling-paling ada sedikit bagian yang lecet-lecet terkena enzim pencernaan.
    Saudara yang baru saja lepas dari lilitan ular masih duduk-duduk tidak mendapat tugas apapun. Raut wajahnya pucat pasi membayangkan kejadian yang baru dialaminya. Karena yang kerap terjadi seseorang yang dililit ular meskipun tidak jadi dimangsa tidak akan bisa hidup lama. Karena lilitannya sangat kuat sehingga mampu membuat tulang-tulang jadi remuk apalagi organ dalamnya.
    Bapak ketua adat yang merawatnya meraba-raba tulang rusuknya sebagai pelindung organ dalam yang penting-penting. Selesai meraba-raba bapak ketua adat mengacungkan jempol yang diarahkan kepada korban yang hanya bisa mengangguk-anggukkan kepalanya. Hebat. ?Gumam bapak kepala adat masih muda punya kekuatan begitu luar biasa?. Karena penasarannya dia bertanya : ?Apa kamu punya pegangan yang bertuah? ?Si korban tersenyum untuk menghapus kecurigaan bapak kepala adat dia menjawab : ?Kan bapak ketua sendiri yang memberikan ilmunya?. Waktu berburu bersama dan mendengar lengkingan berulang-ulang dari seekor babi hutan. Setelah didekati secara hati-hati dari arah angin yang berlawanan ternyata babi hutan tersebut sedang dimangsa seekor ular, mungkin karena gugup yang dicaplok bagian belakangnya. Dan bapak ketua memberi ilmu kalau dililit ular garuk-garuklah bagian perutnya. Karena gelinya tidak sadar ular tersebut akan mengendurkan lilitannya. Mengingat hal itu sang ketua adat tertawa ngakak.
    Di tempat manapun kehidupan sangat keras dan sulit pasti akan melahirkan sosok-sosok kasar yang terlalu mementingkan diri. Watak tersebut akan membekas dalam waktu yang lama. Bahkan bisa mempengaruhi keturunan-keturunannya. Kecuali kalau ada yang bisa merantau dan bergaul dengan lingkungan yang lebih baik atau menikah dengan anggota keluarga baik-baik, pengaruh-pengaruh dari nenek moyangnya bisa berangsur-angsur terkikis.
    Hal tersebut memang merupakan cara termudah untuk bisa menjadi orang yang baik. Sebab getaran-getaran luhur dari keluarga barunya yang punya kebiasaan selalu berbuat dan berpikir baik sehingga getaran luhur begitu padat berada dalam diri mereka dan memancar keluar meradiasi keadaan sekelilingnya, juga akan mempengaruhi pendatang baru pada keluarga. Dan untuk mendapat keluarga baru yang demikian tentunya pada masa lalunya telah banyak berbuat kebajikan sehingga ada persesuaian getaran.
    Ciri-ciri insan yang demikian biasanya penampilannya tenang. Meskipun usahanya tidak begitu membutuhkan modal besar. Tetapi lancar. Hampir semua kebutuhannya tercukupi bahkan bisa memiliki alat-alat rumah tangga yang termasuk mewah. Rumah tangganya tenteram, anak-anak tidak mbadung, posturnya cakep-cakep sehat lahir batin. Tidak pernah terlibat sengketa dengan para tetangga. Dan biasanya siapa saja yang membuat masalah pada dirinya akan mengalami kesusahan.
    Memang untuk bisa selalu berbuat baik bagi sebagian besar umat manusia jaman sekarang terasa sangat sulit. Sebab masih mewarisi watak-watak nenek moyangnya yang ingin selalu menimbun kebutuhannya dengan merugikan pihak lain. Dengan berbuat baik berarti akan mengurangi miliknya. Karena perbuartan baik tak akan terwujud tanpa adanya pengorbanan. Di bidang miliknya kebutuhannya, perasaannya juga pada sok gengsinya.
    Untuk tidak terlalu banyak berkorban tipe insan ini mau berbuat baik bila terpaksa, yang diusahakan menghindari kesempatan untuk berbuat kebajikan. Berlainan dengan seseorang yang kesadarannya sudah meningkat artinya ingin agar kehadirannya di dunia ini bermanfaat maka yang diusahakannya selalu mencari kesempatan untuk berbuat baik, apalagi kalau kesadarannya lebih meningkat lagi bahwa dengan selalu berbuat baik akan terhimpun getaran-getaran luhur yang akan mempengaruhi keadaan sekeliling menjadi lebih baik. Yang hal ini merupakan partisipasi pada Sang Maha Pencipta yang dengan kasih keadilan, kebijaksanaan, keikhlasan dan kesabarannya membimbing semua makhluk ciptaan-Nya menuju kesempurnaan.
Readmore → Sumbe-sumber Power (Selalu Berusaha Berbuat Baik)

Sumber-sumber Power

      Ada ungkapan yang menyatakan : Manusia boleh punya rencana tetapi Tuhan punya kuasa. Seperti pada ungkapan-ungkapan lain, ungkapan di atas juga punya ciri-ciri khusus, yaitu di samping memiliki kekuatan juga memiliki keleMahan. Hal ini bisa terjadi karena setiap orang punya cara pandang yang berbeda-beda. Tergantung pengalaman setiap orang, yang dipengaruhi oleh bermacam-macam latar belakang kehidupan.
    Bagi seorang yang kehidupannya mapan karena hampir semua rencananya berjalan lancar, akan menyangsikan kebenaran ungkapan tersebut. Tetapi bagi orang lain yang hampir apa yang direncanakan selalu kandas, akan meyakini kebenaran dari ungkapan tersebut.
    Terlepas dari berbagai macam tanggapan terhadap ungkapan tersebut, yang pasti yang Maha Pencipta sudah punya rencana atau program yang harus sukses, yaitu pembimbingan bagi semua makhluk, baik yang tampak maupun ghoib untuk menuju kesempurnaan. Itulah tujuan dari adanya Penciptaan jagat raya beserta seisinya.
    Jadi kuasa Tuhan dalam menyikapi rencana atau kehendak makhluk ciptaan-Nya disesuaikan dengan kesadaran dari setiap makhluk-Nya misalnya seseorang yang tingkat kesadarannya masih berkutat pada kesadaran terlalu mementingkan diri sendiri, kalau semua rencananya berhasil bumi ini akan habis ditelannya. Sebab ciri khasnya ingin selalu mengambil hak orang lain bagi kepentingan dirinya. Sehingga di samping merugikan orang lain juga merugikan dirinya karena akan mengalami kemacetan dalam proses evaluasinya (perubahan menuju kesempurnaan lahir batin).
    Dengan sering mengalami kegagalan dalam usahanya maka paling tidak bisa mendapatkan pengalaman-pengalaman sebagai bekal dalam mencoba usaha-usaha berikutnya. Dan dalam kurun waktu tertentu akan menerima daya bimbing dari Sang Maha Pencipta lewat pencerahan, bertemu dan akrab dengan seseorang yang sudah mampu mengikis watak egoisnya atau membaca buku-buku yang berwawasan spiritual, yang mampu merubah watak aslinya secara berangsur-angsur.
    Bagi seseorang yang sudah bisa mengikis watak egoisnya sehingga bisa menjadi saluran berkah-Nya maka hampir semua cita-citanya akan terwujud sebab Sang Pemberi Berkah tidak khawatir berkah yang harus disalurkan akan tidak sampai kepada si alamat.
Readmore → Sumber-sumber Power

Sumber-sumber Power (Pendahuluan)

    Bagi sebagian besar penduduk bumi ini masih belum yakin adanya sifat Maha Pengasih dan Penyayang dari Sang Maha Pencipta. Hal tersebut terbukti masih merajalelanya bentuk-bentuk kejahatan yang semakin lama semakin mengkhawatirkan terutama bagi para penduduk yang tidak sampai hati atau kurang punya nyali untuk melakukan kejahatan, sehingga justru menjadi korban kejahatan.
    Tindak kejahatan biasanya diawali dengan rasa khawatir kepentingan dirinya terganggu, sehingga kelangsungan hidupnya akan terganggu pula, sehingga selalu berusaha untuk menimbun segala bentuk keperluan untuk menjaga kelangsungan hidupnya, dengan cara apapun. Kalau dengan cara wajar tidak berhasil maka akan ditempuh dengan cara yang tidak wajar. Dan sebagai pilihan terdekat adalah tindak kejahatan. Meskipun tindakannya jelas mengandung risiko.
    Penyebab lain adanya tindak kejahatan, karena terlalu serakah. Tidak mau mensyukuri nikmat atau keadaan yang sudah ada. Kalau mau berpikir jernih artinya tidak tercemar keserakahan pasti ada rasa terima kasih kepada Sang Maha Pencipta karena bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari meskipun dalam tingkat yang paling sederhana, sudah tergolong beruntung. Bayangkan saja untuk membuat sebutir nasi atau setetes air, kita jelas tidak mampu. Meskipun mungkin punya pengertian molekul air terdiri dari H2O, dua bagian unsur hidrogen satu bagian unsur oksigen. Tetapi untuk membuat kedua unsur tersebut dan mengatur perbandingannya agar menjadi molekul air harus punya perbandingan 2 dibanding 1 siapa yang bisa? Dan yang jumlahnya tidak terbayangkan oleh otak manusia. Dengan adanya air laut di samudra raya dan yang ada dalam kandungan bumi. Untuk membayangkan saja sudah sulit. Apalagi menciptakannya.
    Belum lagi adanya materi-materi lain seperti udara yang meliputi seluruh atmosfir bumi dan mengandung zat-zat dan unsur-unsur untuk memenuhi kebutuhan seluruh makhluk bagi kelangsungan hidupnya. Karena umat manusia, para satwa, berjenis-jenis tetumbuhan sangat membutuhkannya. Sehingga seandainya Sang Maha Pencipta menarik seluruh udara yang ada di atmosfir bumi ini untuk dipindah ke planet lain, tidak usah terlalu lama sehari semalam saja maka bumi ini akan menjadi ladang gersang yang di atasnya berserakan bangkai manusia dan para satwa, disaksikan oleh tetumbuhan gundul karena daunnya berguguran yang sebagian untuk menutupi bangkai-bangkai dari sengatan sinar matahari yang semakin membara karena oksigen sebagai penyejuk sedang hijrah untuk keperluan planet lain. Bagi Sang Maha Pencipta untuk melakukan hal yang demikian bukanlah hal yang sulit. Karena kalau bisa mencipta pasti akan bisa memindahkan ciptaan-Nya. Meskipun dengan cara-cara khusus yang untuk membayangkannya saja kita akan menemui kesulitan.
    Tetapi karena memiliki sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Sang Maha Pencipta tidak mau melakukan hal itu. Bahkan agar makhluk ciptaan-Nya terutama manusia tetap mau melakukan pengisian perutnya dengan makan, disediakan berjenis-jenis makanan yang bisa memenuhi selera, agar tubuh tidak kekurangan vitamin-vitamin atau zat-zat yang diperlukan, sehingga metabolisme tubuh tetap lancar dan mampu menanggulangi gangguan-gangguan pada kesehatan.
    Yang tersebut di atas baru masalah kebutuhan makanan dan minuman. Bagaimana dengan kebutuhan yang lain sebagai penunjang kelangsungan hidup? Yang sebagian besar diberikan  secara gratis tetapi berubah menjadi barang dagangan oleh umat manusia dan harganya selalu dipermainkan demi untuk memuaskan nafsu serakahnya, tetapi berakibat kesengsaraan terutama pada golongan ekonomi lemah dengan penghasilan pas-pasan, dengan kenaikan harga yang tak terkendali maka semakin lama semakin banyak kebutuhan yang tidak terbeli. Karena kalau sudah naik tidak mau turun. Berbeda dengan penghasilan turun sangat gampang tetapi untuk meningkat sangat sulit.
  Yang hal ini merupakan PR bagi kita terutama yang punya teori-teori berjibun, untuk belajar mempraktekkan teorinya apakah teori-teorinya bermanfaat bagi kehidupan umat ataukah hanya sebagai sarana agar dianggap orang yang mumpuni. Kasihan para pendengarnya karena teori-teori yang ada kurang membumi sehingga setelah mendengarkannya tidak tahu apa yang harus dilakukan. Mau minta penjelasan pada siapa sebab si pembicara juga belum bisa mempraktekkan apa yang kerap dibicarakannya.
    Kenyataan ini memang sangat pahit. Tetapi lebih baik menelan pil pahit dari pada menerus-neruskan kebiasaan yang membingungkan. Hanya membuang buang waktu, dana dan energi. Bahkan kadang-kadang perangai kesehariannya kerap berlainan dengan pembicaraannya, yang hal ini bisa mengurangi simpati para pendengarnya.
    Untuk menjadi seorang pembicara yang arif memang perlu banyak belajar. Belajar untuk mempelajari berbagai masalah dengan membaca, mendengarkan pembicaraan, nonton TV dan yang paling diperlukan mempelajari tentang keadaan diri sendiri. Karena meskipun tingkat kesadaran seseorang berbeda-beda tetapi dalam hal-hal tertentu banyak yang punya kesamaan. Seperti keinginan untuk diperhatikan, disayang, dipuji, diakui keberadaannya, tampil beda, dihormati, lebih meningkat lagi ingin berpengaruh berkuasa, ingin yang serba enak. Tinggal pilih mana yang akan dipilih sebagai tema suatu pembicaraan. Tergantung pendengarnya sebagian besar dari kelompok apa. Dan yang perlu diperhatikan adanya daya tarik atau simpati dari para pendengarnya.
    Yang sering terjadi kekeliruan pada seseorang pembicara untuk menarik simpati para pendengarnya dengan cara busana yang serba glamour dan acting yang terlalu over. Sedang para pendengarnya sebagian berpakaian sederhana, yang akan merasa minder atau terkalahkan dalam penampilan. Dan jelas merupakan benih-benih antipati. Penghormatan maupun simpati bukan karena penampilan luar tetapi dari kepribadian yang penuh dedikasi, kemampuan untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik, atau kemampuan untuk memberikan jalan keluar pada kesulitan-kesulitan hidup.
    Apalagi kalau si pembicara punya power yang bisa mengisi setiap kata yang diucapkannya. Maka meskipun penampilannya sederhana tetapi mampu memukau para pendengarnya. Karena begitu kuatnya daya tarik dari si pembicara ada yang matanya lupa untuk dikedipkan dan mulutya menganga seperti mau memasukkan  suatu bentuk makanan yang besar.
    Bagi seorang pembicara tipe ini memang harus hati-hati sebab kata-kata yang mengandung power sangat mudah untuk mengarahkan pada hal-hal menurut apa kehendak si pembicara jangan sampai dijuruskan pada masalah-masalah yang merugikan diri sendiri maupun kepentingan umum. Sehingga perlu persiapan-persiapan yang matang dengan tema-tema yang bermanfaat untuk para pendengarnya.
    Umat manusia memang sudah dikaruniai daya energi dengan istilah lain sebagai power untuk menunjang kelangsungan hidupnya seperti energi dari matahari, diserap melalui pori-pori kulit. Dari bumi yang diserap melalui cakra dasar dari makanan dan minuman yang diserap melalui usus halus. Kesemuanya merupakan energi alamiah tanpa turut campurnya kecerdasan maupun kesadaran. Sehingga volumenya tetap kecuali kalau sedang ada gangguan kesehatan.
    Bagi yang berada dalam kondisi normal tetapi berusaha mendapatkan energi lebih banyak dengan cara makan sebanyak-banyaknya akan mengakibatkan kekenyangan, yang biasanya segera berbaring dengan posisi miring, karena dengan lelentang sulit untuk bernafas apalagi dengan posisi tengkurap. Untuk mengurangi rasa tersiksanya yang sering dilakukan si penderita disuruh buka baju lalu dikipasi atau disuruh menelan butiran-butiran kecil dari es batu. Bila kipas dan es batu tidak ada, pilihannya dengan ngeroki perut si penderita dengan centong (alat pengambil nasi) atau irus (alat pengambil sayur) dengan gerakan menjurus ke bawah pusar.
    Bagi yang bermaksud mengambil energi dari air lebih dari cukup dan minum terlalu banyak sehingga kembung, solusinya lebih mudah dengan cara si penderita disuruh mandi air dari kolam yang sudah menginap sehingga akan dingin,. Maka beberapa saat kemudian akan terjadi BAK yang akan lumayan volumenya sehingga penderitaannya banyak berkurang.
    Energi alamiah yang lain adalah adanya kegiatan melakukan pernafasan, untuk mengambil unsur-unsur halus yang dibutuhkan oleh tubuh. Dari berbagai macam sumber energi untuk kebutuhan umat manusia pernafasan merupakan jenis yang terpenting. Karena mengandung vitalitas-vitalitas yang tidak terdapat pada sumber lain. Dan merupakan sumber energi yang bisa direkayasa tanpa menimbulkan efek samping yang merugikan. Sumber-sumber energi lain yang bisa direkayasa tanpa menimbulkan efek samping yang merugikan akan dibahas pada artikel-artikel berikut.
Readmore → Sumber-sumber Power (Pendahuluan)

Transliterasi Arab - Latin Surat Yasin (Bacaan Latin Surat Yasin)

Inilah transliterasi Arab - Latin Surat Yasin 1 - 83 :

1. Yaa siin
2. Wal Qur'aanil hakiimi
3. Innaka laminal mursaliina
4. 'Alaa sirathin mustaqiiminin
5. Tanziilal 'aziizir rahiimi
6. Litundzira qauman maa undzira aabaaa-uhum fahum ghaafiluuna
7. Laqad haqqal qaulu 'alaa aktsa rihim fahum laa yu'minuuna
8. Innaa ja'alnaa fii a'naaqihim aghlaalan fahiya ilal adzqaani fahum muqmahuuna
9. Waja-'alnaa mim baini aidiihim saddan wa min khal-fihim saddan fa aghsyainaahum fahum laa yubshiruuna
10. Wasawaa-un 'alaihim a-andzartahum amlam tundzirhum laa yu'minuuna
11. Innamaa tundziru maittaba-adz dzikra wa khasyiar rahmaana bil ghaibi fabasysyirhu bi magfiratin wa ajrin kariimin
12. Innaa nahnu nuhyil-mauta wa naktubu maa qaddamuu wa aatsarahum, wa kulla syai'in ahshainaahu fii imaamim mubiin
13. Wadhrib lahum matsalan ash-haabal-qaryati idz jaaa'ahal-mursaluuna
14. Idz arsalna ilaihimuts naini fakadzdzabuuhuma fa 'azzaznaa bi tsalitsin faqaaluu innaa ilaikum mursaluuna
15. Qaaluu maa antum illaa basyarun mitslunaa wamaa anzalar-rahmaanu min syai'in in antum illa takzibuuna
16. Qaaluu rabbunaa ya'lamu inna ilaikum la mursaluuna
17. Wa maa'alainaa illal-balaaghul mubiinu
18. Qaaluu inna tathay-yarnaa bikum la'il lam tantahu lanarjumannakum walayamas sannakum minna 'adzaabun aliimun
19. Qaaluu thaa'irukum ma-'akum, a-in dzukkirtum bal antum qaumun musrifuuna
20. Wajaa'a min aqshal madiinati rajulun yas-'aa qaala yaa qaumit tabi'ul mursaliina
21. Ittabi-'uu man laa yas-'alukum ajran wahum muhtaduuna
22. Wa maa liya laa a'budul-ladzii fatharanii wa ilaihi turja'uuna
23. A-attakhidzu minduunihi aalihatan in yurudnirrahmaanu bidzurrin la tughnii 'anni syafa'atuhum syai'an walaa yunqidzuuna
24. Inni idzan lafii dhalaalin mubiin
25. Inni aamantu birabbikum fasma'uuni
26. Qiilad-khulil-jannata qaala yaa laita qaumii ya'lamuuna
27. Bimaa ghafaralii rabbii waja-'alanii minal mukramiina
28. Wa maa anzalna 'alaa qaumihii min ba'dihii min jundin minas-samaa'i wa maa kunna munziliina
29. In kaanat illaa shaihatan waahidatan fa idzaa hum khaamiduuna
30. Ya hasratan 'alal-ibaadi maa ya'tiihim mir rasuulin illaa kaanuu bihi yastahzi'uuna
31. Alam yarau kam ahlaknaa qablahum minal-quruuni annahum ilaihim laa yarji'uuna
32. Wa in kullun lammaa jamii'un ladainaa mukhdharuuna
33. Wa aayatun lahumul-ardlul maitatu ahyainaahaa wa akhrajnaa habban faminhu ya'kuluuna
34. Waja'alnaa fiihaa jannatin min nakhiilin wa a'nabin wa fajjarnaa fiihaa minal'uyuuni
35. Liya'kuluu min tsamarihi wa maa 'amilat-hu aidiihim afalaa yasykuruuna
36. Subhaanalladzi khalaqal-azwaaja kullahaa mimmaa tunbitul-ardhu wa min anfusihim wa mimmaa laa ya'lamuuna
37. Wa aayatun lahumul lailu naslakhu minhun nahaara fa idzaahum muzhlimuuna
38. Wasy-syamsu tajrii limustaqarrin lahaa dzaalika taqdiirul 'aziizil 'aliimi
39. Walqamara qaddarnaahu manaazila hatta 'aada kal urjuunil qadiimi
40. Lasy-syamsu yan baghii lahaa an tudrikal qamara wa lallailu saabiqun-nahar, wa kullun fi falakin yashbahuuna
41. Wa aayatun lahum annaa hamalnaa dzurriyyatahum filfulkil masyhuuni
42. Wa khalaqnaa lahum mim mitslihii maa yarkabuuna
43. Wa in nasya' nughriqhum falaa shariikha lahum wa laahum yunqadzuuna
44. Illa rahmatan minnaa wa mataa'an ilaa-hiinin
45. Wa idzaa qiila lahumuttaquu maa baina aidiikum wa maa khalfakum la'allakum turhamuuna
46. Wa maa ta'tiihim min aayatin min aayaati rabbihim illa kaanuu 'anha mu'ridhiina
47. Wa idzaa qiila lahum anfiqu mimma razaqakumullahu qaalal-ladziina kafaruu lil ladziina aamanuu anuth'imu mal lau ya-sya'ullahu ath'amahu, in antum illa fii dhalaalim mubiinin
48. Wa yaquuluuna mataa haadzal wa'du in kuntum shaadiqiina
49. Maa yanzhuruuna ilala shaihatan waahidatan ta'khudzuhum wahum yakhis simuuna
50. Falaa yastathii'uuna taushiyatan wa laa ilaa ahlihim yarji'uuna
51. Wa nufikha fish'shuuri fa idzaa hum minal-ajdaatsi ilaa rabbihim yansiluuna
52. Qaaluu ya wailanaa man ba'a tsanaa min marqadinaa haadzsa maa wa'adar-rahmaanu wa shadaqal mursaluuna
53. In kaanat illaa shaihatan waahidatan fa idzaa hum jamii'un ladainaa muhdharuuna
54. Falyauma laa tuzhlamu nafsun syai'an wa laa tujzauna illaa maa kuntum ta'maluuna
55. Inna ash-haabal jannatil yauma fii syughulin faakihuuna
56. Hum wa azwaajuhum fi dzilaa lin 'alal araa'iki muttaki'uuna
57. Lahum fiiha faakihatun wa lahum maa yadda'uuna
58. Salaamun qaulan min rabbir rahiimi
59. Wamtazul yauma ayyuhal mujrimuuna
60. Alam a'had ilaikum yaabanii aadama anla ta'budusy syaitaana innahuu lakum 'aduwwun mubiinun
61. Wa ani' buduunii haadzaa shiraathun mustaqiimun
62. Wa laqad adhalla minkum jibillan katsiran afalam takuunuu ta'qiluuna
63. Haadzihii jahannamul-latii kuntum tuu'aduuna
64. Ishlauhal yauma bimaa kuntum takfuruuna
65. Alyauma nakhtimu 'ala afwaa hihim wa tukallimunaa aidihim wa tasyhadu arjuluhum bimaa kaanuu yaksibuuna
66. Walau nasyaa'u lathamasnaa 'ala a'yunihim fastabaqush-shiraatha fa-annaa yubshiruuna
67. Wa lau nasyaa'u lamasyakhnaahum 'alaa makaanatihim famastathaa'u mudhiyan walaa yarji'uuna
68. Wa man nu-'ammirhu nunak-kishu fil-khalqi afalaa ya'qiluuna
69. Wa maa 'allamnahusy-syi'ra wa maa yanbaghii laahu in huwa ilala dzikrun wa qur'aanun mubiinun
70. Liyundzira man kaana hayyan wayahiqqal qaulu 'alal-kaafiriina
71. Awalam yarau annaa khalaqnaa lahum mimmaa 'amilat aidiina an'aaman fahum lahaa maalikuuna
72. Wadzallalnaahaa lahum faminhaa rakuubuhum waminhaa ya'kuluuna
73. Walahum fiihaa manaa fi'u wa masyaaribu afalaa yasykuruuna
74. Wattakhadzuu min duunillahi aalihatan la'allahum yunsharuuna
75. Laa yastathii'uuna nashrahum wahum lahum jundun muhdharuuna
76. Falaa yahzunka qauluhum inna na'lamu maa yusirruuna wa maa yu'linuuna
77. Awalam yaral-insaanu annaa khalaqnaahu min nuthfatin fa idza huwa khasiimun mubiinun
78. Wa dharaba lanaa matsalan wa nasiya khalqahu qaala man yuhyil'idzaama wahiya ramiimun
79. Qul yuhyiihal ladzi ansya'ahaa aw-wala marratin wahuwa bikulli khalqin 'aliimun
80. Alladzii ja'ala lakum minasy syajaril akhdari naaran fa idza antum minhu tuuqiduuna
81. Awalaisal-ladzii khalaqas samaawaati wal ardha biqaadirin 'ala an-yakhluqa mitslahum balaa wahuwal khallaqul-'aliimu
82. Innamaa amruhuu idzaa araada syai-an an yaquula lahuu kun fayakuunu
83. Fasubhaanal ladzhii biyadihii malakuutu kulli syai'in wa ilaihi turja'uuna.
Readmore → Transliterasi Arab - Latin Surat Yasin (Bacaan Latin Surat Yasin)

Menyingkap Tabir-tabir Hijab (4)

Pada alam supranatural banyak dihuni oleh makhluk halus yang khawatir kalau wilayahnya akan dirusak oleh manusia-manusia yang menguasai masalah-masalah supranatural sehingga sebagian besar makhluk-makhluk halus tersebut akan menghalang-halangi setiap orang yang berusaha untuk menguasai ilmu-ilmu supranatural. Dengan memancarkan pikiran-pikiran luhur pada seluruh makhluk tersebut akan tidak menaruh kecurigaan. Bahkan akan membantunya. Hal-hal yang demikian bisa dipahami oleh para insan yang cukup lama dalam menggeluti masalah-masalah supranatural. Ternyata sesuatu yang halus akan mudah mempengaruhi yang kasar. Sedangkan yang kasar sulit untuk mempengaruhi yang halus.
Apalagi dengan semakin banyaknya orang-orang yang bisa terbuka mata batinnya dan yang bisa melakukan proses meraga sukma yang secara luas mendunia dengan istilah astral projection dan semakin hari semakin banyak yang mampu melaksanakan sehingga tahu persis apa itu yang disebut alam gaib, bagaimana keadaan yang sebenarnya. Ternyata banyak hal-hal yang berlainan sama sekali dengan cerita-cerita yang sering didengarnya. Mungkin hal ini yang dimaksud dengan syairan yang menyatakan : Duh, para sahabat pria wanita jangan belajar syariat saja. Hanya bisa mendongeng, menulis dan membaca. Di kemudian hari akan menderita sengsara.
Untuk itu mari kita coba sama-sama menelaahnya. Sebab bagi mereka yang kritis akan menjadikannya bingung. Pengajar-pengajar yang ada telah dikuasai oleh mereka yang tingkatan pengetahuannya sampai syariat. Kalau diterus-teruskan akan terjerumus pada kehidupan yang sengsara. Sedangkan untuk belajar ke tingkatan yang lebih tinggi lagi akan menemui kesulitan dalam usaha mendapat pembimbing yang telah mencapai ke tingkatan lebih tinggi misalnya tahapan hakikat.
Kalau dipikir-pikir syairan tadi memang ada benarnya. Terbukti sebagian besar dari penduduk dunia ini kehidupannya semakin lama semakin sulit. Syariat identik dengan kesadaran fisik, tarikat kesadaran astral, hakikat kesadaran mental luhur, sedangkan makrifat kesadaran roh.
Kesadaran fisik mengutamakan kepuasan diri sendiri, nafsu-nafsu indriawi. Dan guna mendapatkannya tidak segan-segan untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji, akan menimbun getaran-getaran buruk. Suatu ketika akan mendatangkan akibat berupa penderitaan maupun kesengsaraan. (Ing tembe burine bakal sengsara). Tingkatan tarikat sudah mulai mencari kepuasan batin, tingkatan awal identik dengan kesadaran astral, menggemari daya-daya magis hitam maupun putih, magi hitam akan ditinggalkan kalau dengan selalu mempraktekkannya bisa menjadi bumerang.
Tingkat hakikat kesadaran mental luhur. Sudah mengerti makna-makna tersembunyi pada setiap fenomena. Tidak mudah ditipu. Sedangkan tingkat makrifat sudah memasuki kesadaran roh.
Pencapaiannya diperlukan pengorbanan-pengorbanan yang sangat berat. Karena di samping sudah mampu mengembangkan sifat-sifat dari Yang Maha Kuasa sampai pada tahap-tahap tertentu dan kesemuanya sudah bersifat universal. Artinya dalam pengembangan sifat kasih, keadilan dan kebijaksanaannya sudah tidak terbatas pada sesama manusia saja. Sudah meluas terhadap hewan. Hal demikian bisa dicapai melalui cara hidup vegetarian murni. Sudah tidak mengkonsumsi susu dari hewan juga telur.
Karena keduanya masih mengandung unsur-unsur hewaniah, jadi masih mendukung watak-watak hewaniahnya. Belum bisa melaksanakan sifat-sifat manusiawi sepenuhnya. Selama tindakan seseorang masih dipengaruhi sifat hewaniah maka tindakannya akan merugikan pihak yang lain. Adanya ungkapan yang menyatakan bahwa jalan terdekat untuk mencapai sesuatu adalah meditasi. Ungkapan tersebut perlu dibuktikan kebenarannya.
Yang jelas meditasi merupakan ritual yang fleksibel. Bisa dilakukan oleh siapapun, dimanapun, dan kapanpun. Bisa dilakukan oleh siapapun yang sudah punya kesadaran bahwa adanya kekuasaan yang tidak bisa dibayangkan, yang menguasai dan mengatur jagat raya ini.
Bisa dilakukan oleh orang yang tinggal di pantai, laut, di lembah-lembah di pegunungan di daerah kutub. Bisa dilakukan sambil kipas-kipas karena udara sangat panas. Juga oleh mereka yang tiduran dengan selimut menutup seluruh tubuh karena hidup di daerah kutub. Sambil melakukan kegiatan sehari-hari. Tidak memerlukan sikap, gerakan, pakaian, arah, waktu khusus, tidak mengganggu ritual kepercayaan lain, tidak ada istilah batal, tidak menganjurkan bibir untuk selalu berkomat-kamit, tidak pusing dengan kesulitan tidak adanya air atau debu. Untuk para penduduk daerah kutub melakukan ritual di tempat khusus yang berjarak agar jauh dari tempat tinggalnya akan merupakan siksaan yang terlalu berat, meskipun dilakukan pada siang hari.
Hakikat dari suatu ritual adalah melakukan kontak dengan Yang Maha Kuasa. Sayangnya kontak yang ada sebagian besar digunakan untuk meminta-minta, sehingga mengakibatkan efek yang negatif.
Untuk membuat efek positif sebaiknya setiap kontak dengan Yang Maha Kuasa dibarengi dengan memancarkan pikiran-pikiran luhur kepada seluruh makhluk di jagat raya ini, yang merupakan salah satu cara termudah untuk mengembangkan sifat-sifat Illahiah yang ada dalam diri kita.
Sehingga meditasi yang diawali dengan pemancaran-pemancaran pikiran luhur akan bisa lebih cepat kontak dengan getaran dari Yang Maha Kuasa, karena bisa lebih cepat masuk tahap keheningan.
Pemancaran pikiran-pikiran luhur bisa merupakan pengganti dari cara memperhatikan sentuhan napas di lubang hidung atau merasakan irama denyut jantung. Tanda-tanda adanya kontak dengan getaran dari Yang Maha Kuasa napas menjadi terasa halus dan teratur dengan sendirinya. Detak jantung juga terasa lebih halus dan iramanya menjadi normal, tidak mengalami gejolak. Pikiran dan perasaan menjadi tenang. Menimbulkan rasa damai tenteram. Pada tahap ini biasanya meditator tahan melakukannya dalam waktu yang relatif lama, karena pegal-pegal dan rasa capai berganti dengan rasa damai tenteram. Selesai meditasi badan terasa lebih segar.
Keuntungan lain ketenangan dan ketenteraman tersebut menghasilkan gelombang alfa yang bisa mengaktifkan bawah sadar dan aspek-aspek kerohanian yang ada pada belahan otak sebelah kanan. Dan akan mampu membangkitkan serta meningkatkan kesadaran panca indra menjadi kesadaran pada kesadaran yang lebih luhur.
Dengan tercapainya tingkatan suatu meditasi pada tahap pikiran luhur atau tingkat hakikat maka kehidupannya akan lebih ringan, sebab sudah mampu menembusi hakikat atau makna-makna yang tersembunyi pada setiap fenomena, sehingga tidak lagi melakukan keharusan-keharusan yang menyita banyak dana, waktu, energi, bahkan mungkin deraian air mata, karena kehilangan sesuatu yang sangat dibutuhkan yang sebenarnya bisa diganti dengan cara lain yang lebih mudah.
Dan juga akan memahami tujuan sebenarnya dari pembicaraan maupun gerak-gerik seseorang yang tidak akan lepas untuk membela dan memperkuat kepentingannya, memperluas pengaruhnya memuja-muji asal usul kepercayaannya, sehingga banyak yang lupa daratan dan lautan tumpah darahnya sendiri, termasuk bahasa dan adat istiadat nenek moyang berupa kearifan-kearifan lokal.
Keuntungan lain dari berlatih meditasi sampai bisa kontak dengan getaran dari Yang Maha Kuasa di luar cara meditasi pun misalnya sedang melakukan suatu kegiatan apapun bisa terjadi kontak. Karena getaran dari meditator yang selalu berusaha mengembangkan sifat-sifat Yang Maha Kuasa yang ada dalam dirinya sudah hampir mendekati kehalusan getaran dari Sang Maha Pencipta.
Saat kontak di luar acara meditasi yang biasa dilakukan itulah yang dinamakan meditasi spontan. Terjadi tanpa persiapan maupun niat. Biasanya disertai petunjuk-petunjuk cara mengatasi pekerjaan-pekerjaan yang sulit, memberikan jalan keluar pada masalah-masalah yang buntu, atau inspirasi-inspirasi untuk membuat suatu karya tulis. Penulis semacam ini biasanya tidak terlalu banyak membaca buku-buku untuk rujukan. Karena hanya tinggal menyusun saja inspirasi-inspirasi yang datang setelah dicocokkan pada praktek konkrit di lapangan atau peristiwa sehari-hari.
Meditasi spontan ada dua macam yang aktif dan pasif. Yang aktif tanpa persiapan apapun, hanya niat saja. Maka kontak akan terjadi. Karena ada masalah yang sulit untuk diatasi sedangkan meditasi spontan pasif, tahu-tahu ada kontak, yang disertai petunjuk-petunjuk atau inspirasi, tanpa persiapan atau niat.
Kunci untuk bisa menghayati kedua jenis meditasi spontan tersebut syaratnya hanya selalu memancarkan pikiran-pikiran luhur kepada seluruh makhluk sebagai sarana untuk mengembangkan sifat-sifat Illahiah yang berada dalam diri kita sehingga bisa mengikis rasa keakuan yang merupakan sumber penderitaan dan malapetaka, berganti dengan rasa kasih dan kepedulian yang menjadi sumber kebahagiaan. Yang hal ini merupakan partisipasi terhadap maha karya dari Sang Maha Pencipta yang dengan kasih, keadilan dan kebijaksanaan-Nya membimbing semua makhluk ciptaan-Nya baik yang tampak maupun tidak untuk menuju kesempurnaan. Dengan demikian keberadaan kita di dunia ini bermanfaat pada makhluk-makhluk ciptaan-Nya sehingga keberadaan kita juga punya makna. Karena bisa menjadi saluran berkah dari Sang Maha Adil. Dan sebagai saluran pasti akan mendapatkan komisi. Kalau dilakukan secara berkesinambungan maka komisi tersebut akan memberkahi kita juga.  Keselamatan, kesehatan dan kebutuhan kita akan terjamin. Banyak cita-cita kita yang akan jadi kenyataan.
Readmore → Menyingkap Tabir-tabir Hijab (4)

Menyingkap Tabir-tabir Hijab (3)

Bagi yang tidak puas berambisi dan punya nyali akan membentuk sekte-sekte tandingan. Sehingga jumlah sekte-sekte pecahan dari suatu induk kepercayaan mencapai ratusan yang belum tercatat secara resmi karena anggotanya terlalu sedikit, atau memang tidak mau mendaftar juga banyak.
Begitulah perkembangan kehidupan di dunia ini dengan segala aspeknya. Aspek-aspek yang terjadi akan merangsang kecerdasan perasaan dan kesadaran menjadi lebih aktif dan meningkat.
Hal tersebut merupakan salah satu cara dari Sang Maha Pencipta guna mendidik ciptaan-Nya, sehingga perkembangan tidak melulu pada bentuknya saja yang makin sempurna tetapi juga pada kecerdasan perasaan dan kesadarannya. Karena semua aspek maupun tindakan ada sebabnya dan akan punya akibat.
Untuk mencapai bentuk kehidupan seperti sekarang ini bisa terlaksana berkat bimbingan Sang Maha Pencipta yang dengan ketekunan kasih keadilan dan kebijaksanaan-Nya pada makhluk-Nya baik yang tampak maupun tidak tampak agar mencapai kesempurnaan. Dan prosesnya telah memerlukan ratusan juta tahun, sejak terciptanya bumi ini.
Kalau untuk membimbing makhluk-makhluk ciptaan-Nya menuju kesempurnaan memerlukan proses dan waktu yang begitu lama dan setelah mendekati kesempurnaan lalu ada yang merusak, menyiksa bahkan merenggut nyawanya hanya demi kepuasan lidah, memompa perutnya agar menjadi lebih buncit, untuk gagah-gagahan, atau nampang bahkan ada yang untuk mendapatkan ganjaran. Tindakan semacam itu jelas tidak bisa ditolelir akal sehat. Apakah tidak ada cara lain yang bisa dilakukan, agar kemauannya terlaksana tetapi tidak menimbulkan penderitaan pada makhluk lain?
Tindakan-tindakan semacam itulah yang bila kerap dilakukan akan menggores sangat dalam dan sulit untuk dihilangkan. Bahkan pengaruh getarannya akan bisa mempengaruhi keturunan-keturunannya, getaran kasar yang akan mengundang bermacam penderitaan.
Sebaiknya bagi mereka yang selalu berusaha untuk mengembangkan sifat-sifat Illahiah yang ada dalam dirinya dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari yang berupa sifat kasih, adil dan bijaksana maka pengaruh getarannya akan meresapi lingkungan keluarganya maupun masyarakat sekelilingnya.  Pada lingkungan keluarga keturunannya akan selalu terhindar kecelakaan atau musibah-musibah, mudah dalam mencari nafkah, gampang jodohnya, dan tampang serta posturnya begitu menarik simpati. Karena punya getaran-getaran yang halus lembut maka getaran yang kasar dan jahat tidak akan bisa mendekatinya. Apalagi kalau keturunan-keturunannya meneruskan cara hidup dari leluhurnya.
Oleh karena itu bagi insan-insan yang telah bisa menyadari hal ini akan selalu berhati-hati dan kontrol pada pikirannya, perasaannya, sikap, ucapan maupun tindakannya. Karena semua kegiatan yang merugikan pihak lain akan menghasilkan getaran-getaran kasar, kotor yang akan merupakan timbunan karma buruk dan harus dipertanggungjawabkan dalam waktu dekat maupun waktu yang lama. Sebab semakin besar kejahatan yang dilakukan akibat yang berupa penderitaan akan semakin luas. Bisa melanda seluruh penduduk suatu negara, bahkan bisa lebih luas lagi.
Sebaliknya kebajikan-kebajikan yang sangat berarti bagi kemanusiaan yang dilakukan oleh seseorang juga akan mempengaruhi kehidupan-kehidupan keturunannya berupa keberuntungan dan kebahagiaan.
Mungkin ada di antara para pembaca yang berpendapat bahwa masalahnya bagaimana bisa selalu kontrol (pada tindakan-tindakan yang dilaksanakan agar tidak melakukan tindakan yang jahat?). Sip. Nilai seratus untuk Anda yang punya pendapat demikian. Yah, memang suatu akibat pasti punya sebab. Untuk itu mari kita kupas bersama-sama masalah ini.
Sebagian besar dari kita berpendapat bahwa untuk bisa meraih senang dan bahagia hanya bisa dicapai dengan banyaknya harta yang kita timbun agar bisa melampiaskan sebagian besar nafsu lahiriah.  Lebih banyak mendapatkan kehormatan, lebih banyak kesempatan untuk melakukan penindasan dan penghisapan, membeli kebenaran maupun keadilan, membeli kedudukan atau jabatan, mempermainkan harga di pasaran, menghancurkan para pesaing, dan masih banyak lagi tindakan untuk lebih memperkaya diri, yang tidak akan bisa dilakukan oleh pihak yang bersaku rata.
Apakah benar anggapan yang demikian? Sebab pada kenyataannya banyak orang berharta yang mengalami penyakit tidak bisa tidur, stress bahkan bunuh diri, gelisah, merasa tidak aman, dihantui rasa khawatir disatroni penjahat, kalah bersaing dalam usahanya. Dan yang paling umum dirasakan oleh para hartawan tidak pernah merasa puas dengan apa yang didapat. Mengakibatkan tidak pernah tenang dan tenteram.
Keadaan demikian bisa menimpa siapapun, selama kesadarannya masih berkutat pada kesadaran lahiriah.  Kesadaran fisik, kedagingan, kesadaran pancaindra, yang berbasis pada otak dari mana pikiran dihasilkan dan merupakan panglima dari kegiatan fisik, yang selalu aktif berkeliaran, merencanakan bermacam-macam inisiatif dan kreatif, demi memenuhi keinginan nafsu-nafsu lahiriah.
Karena basis kesadaran fisik adalah pikiran maka untuk meningkatkan ke arah kesadaran yang lebih halus, lebih luhur yang tidak terlalu mementingkan kepentingan fisik yang sering diistilahkan terlalu mementingkan diri sendiri, perlu adanya usaha untuk tidak terlalu memelihara dan menyayangi kesadaran fisik. Harus mau melepaskannya untuk meningkat pada kesadaran yang lebih halus, kesadaran hati nurani. Tidak usah menanti datangnya penyebab yang menyakitkan. Misalnya musibah, kecelakaan, dipermalukan di depan umum, sehingga harga dirinya merosot, dan lain-lain, yang merupakan upah dari tindakan-tindakan sembrono karena terlalu menuruti keinginan-keinginan fisik yang kebanyakan akan menimbulkan penderitaan pada pihak lain.
Salah satu cara untuk bisa meningkatkan kesadaran dari kesadaran panca indra atau kesadaran fisik pada kesadaran yang lebih luhur adalah dengan berlatih meditasi. Memang banyak dari para pembaca merasa khawatir kalau-kalau akan mendapatkan akibat-akibat gangguan kejiwaan, tanpa adanya bimbingan, dari tenaga profesional. Hal yang demikian bisa dimaklumi. Dan  untuk menepis kekhawatiran yang demikian, bisa dengan mengingat suatu rumusan bahwa getaran yang sejenis akan tarik menarik sedangkan getaran yang tidak sejenis akan tolak menolak. Karena gangguan merupakan getaran kasar, negatif maka untuk menolaknya perlu adanya getaran halus, positif, yang bisa dihasilkan dengan memancarkan pikiran-pikiran luhur kepada seluruh makhluk di alam semesta ini. Misalnya dengan amalan mewiridkan doa "Semoga semua makhluk hidup di alam semesta ini selalu hidup dalam kesejahteraan, kedamaian, kesatuan, kasih sayang, dan kebahagiaan."
Para makhluk yang menerima getaran amalan tersebut akan memantulkan getaran-getaran positif yang diterimanya kepada di pengamal.  Si pengamal akan mendapat pantulan getaran positif yang melimpah ruah. Di samping akan membuang getaran-getaran negatif yang ada pada dirinya. Getaran tersebut juga akan memancar membuang getaran-getaran negatif, menggantikannya dengan getaran-getaran positif yang ada di sekelilingnya. Makhluk-makhluk yang menerima getaran luhur akan menjadi keberadaan keselamatan, kesehatan dan kebutuhan dari si pemancar. Apabila hal tersebut dilakukan dalam kurun waktu yang lama si pemancar akan bisa menjadi orang keramat. Yang dalam bahasa Jawa dikatakan sebagai orang yang punya kemampuan Sasedya teka sacipta dadi artinya sebagian besar kemauannya akan terwujud.
Bilamana suatu perhimpunan punya banyak anggota yang berkualitas setinggi itu maka perhimpunan tersebut juga akan menjadi perhimpunan yang keramat. Bagi anggota yang serius akan mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam hidupnya dan perhimpunannya akan mengalami perkembangan. Tetapi bagi yang anggota-anggotanya kurang serius bahkan banyak bertingkah yang sifatnya merugikan perhimpunan akan pudar auranya. Bukan mustahil akhirnya akan gulung tikar meskipun tampil dengan menyandang nama yang cukup mentereng. Sebab keberadaannya kurang bermanfaat bagi makhluk-makhluk lain baik yang tampak maupun yang tidak tampak, sehingga keberadaannya kurang bermakna terhadap maha karya dari Sang Maha Pencipta yang dengan kasih, keadilan dan kebijaksanaan-Nya membimbing semua makhluk-Nya agar mencapai kesempurnaan.
Untuk bisa berpendapat sejauh itu memang perlu ada sarananya, yaitu mau berlatih meditasi. Untuk lebih menghaluskan getaran-getaran tubuh bersama lapisan-lapisannya, bisa dengan melakukan puasa ngasrep. Artinya sahur dan buka puasanya dengan nasi ditambah lauk dikukus (ditumpangkan di atas nasi yang dimasak) tanpa diberi bumbu apapun, seperti tempe, sayuran, kacang, agar mudah dicerna. Kalau bisa bertahan sampai sembilan hari atau lebih gangguan-gangguan kesehatan seperti rematik, asam urat, sariawan, gatal-gatal, sering pusing, batuk, flu menahun, darah tinggi, kurang nafsu makan, akan rontok semua. Apalagi kalau dibarengi laku pranayama (pernapasan berirama) sambil mengakses cahaya.
Dalam tiga hari akan merupakan tahap yang sangat berat. Karena bisa terkena kram, sakit-sakit pada persendian, merasa loyo. Semuanya merupakan reaksi dari tubuh yang terkejut dengan perubahan pola makan yang begitu drastis dalam mengurangi kebutuhan akan vitamin maupun zat-zat yang dibutuhkan tubuh.
Pembersihan tubuh memang perlu. Karena hakekat meditasi adalah untuk kontak dengan Zat Sang Maha Kuasa, Yang Maha Suci dan Maha Adil. Artinya siapapun yang ingin mendapat hasil harus melakukan usaha-usaha sesuai dengan prosedur yang berlaku. Untuk bisa kontak dengan Zat Yang Maha Kuasa tidak ada sikap khusus dimanapun sedang melakukan kegiatan apapun dengan syarat sudah punya kesucian lahir dan batin dan punya ketenangan pikiran.
Untuk mensucikan lahir dan batin dilakukan melalui laku vegetarian, puasa vegetarian, memancarkan pikiran luhur. Dengan selalu memancarkan pikiran-pikiran luhur pada seluruh makhluk akan terkikis sifat-sifat kejam, serakah, tidak mau merugikan, menyakiti, apalagi mengakhiri hidup para satwa. Rasa kepeduliannya meningkat. Kepedulian yang tulus, bukan basa basi atau sekedar pemoles bibir. Laku vegetariannya juga akan mantap.
Sedangkan untuk menenangkan pikiran bisa dilakukan dengan meditasi. Bagi orang yang telah menjalani laku hidup seperti di atas akan lebih cepat keberhasilan meditasinya. Seperti telah diuraikan pada bagian sebelumnya makhluk-makhluk yang menerima getaran pikiran-pikiran luhur akan selalu membantu apa yang dilakukan oleh para pemancar getaran luhur termasuk dalam berlatih meditasi.
Bagi pemula memang perlu adanya sikap atau ketentuan lain yang perlu diikuti. Misalnya sikap duduk dianjurkan untuk bersila, kaki jangan sampai saling tindih, punggung lurus dengan leher, tidak boleh bersandar. Sebaiknya jangan di tempat tidur, tetapi di lantai dengan alas kaki yang dilipat agar menjadi lebih tebal. Tidak ada wewangian atau bebauan lain. Aman dari gangguan. Sebaiknya tidak memakai lampu penerang. Dalam keadaan perut kosong, pakaian longgar, waktu sebaik sesudah matahari terbenam dan menjelang matahari terbit. Tengah hari juga bagus, untuk menghindari saat-sat CO2 paling padat di atmosfer.
Semua sikap tersebut sebagai upaya untuk memudahkan penyerapan dan penyimpanan dan pemerataan energi yang diserap oleh cakra-cakra, kundalini dan permukaan kulit. Jadi selain penyerapan energi melalui pernapasan masih ada lagi penyerapan yang dilakukan oleh organ atau pos-pos lain. Semua bisa dilatih keefektifannya kecuali yang dilakukan oleh kulit. Paling-paling hanya bisa dengan membersihkan pori-porinya agar masuk atau keluarnya energi bisa lancar. Banyak buku-buku yang memaparkan metode-metode untuk mengoptimalkan penyerapan dan pengeluaran energi yang ada pada buku-buku maupun brosur-brosur. Salah satu sistem yang aman dan gratis adalah meditasi. Bagi yang sudah menjadi anggota suatu paguyuban atau suatu perguruan dan sudah diberi kunci untuk memasuki wilayah supranatural kata kunci tersebut bisa dipakai. Untuk yang belum tinggal meminta bantuan bimbingan dan perlindungan kepada para penguasa gaib nan suci dan agung, atau para pembimbing spiritual, mau berlatih meditasi dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran.
Readmore → Menyingkap Tabir-tabir Hijab (3)

Menyingkap Tabir-tabir Hijab (2)

Sebelum ada isi alam semesta yang ada adalah Zat Mutlak yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Kemudian dari Zat Mutlak yang Maha Kuasa tersebut memancarkan partikel-partikel atau unsur-unsur halus yang lebih halus daripada atom-atom. Partikel-partikel tersebut kesemuanya diresapi dari diliputi oleh zat hidup dari Yang Maha Pencipta. Perbedaannya sebagian mengandung energi positif bagian lain mengandung energi negatif.
Suatu masa terjadi benturan antara kumpulan partikel dengan muatan energi positif dengan kumpulan partikel bermuatan negatif dengan skala ratusan juga kali lebih besar daripada benturan antara kumpulan awan yang bermuatan negatif, dengan sendirinya percikan api akibat dari benturan antara kumpulan partikel bermuatan positif dengan yang bermuatan negatif akan sangat luas yang hampir memenuhi alam semesta ini, dengan ukuran super raksasa maupun ukuran mini.
Semuanya berputar menjauhi pusat ledakan dan bergabung dengan percikan-percikan lain yang sesuai dengan kecepatan putarannya, membentuk galaksi-galaksi. Bagi yang berukuran terlalu mini akan cepat padam dan tersedot oleh percikan yang lebih besar. Makin besar ukurannya makin lama bisa mempertahankan panasnya.
Seperti yang terjadi pada galaksi kita, matahari yang ukurannya paling besar masih bisa mempertahankan panas dan sinarnya yang energinya sangat dibutuhkan bagi seluruh bentuk kehidupan. Bumi panasnya tinggal yang ada di pusat bumi, sehingga bagian luarnya bisa untuk tempat tinggal makhluk hidup. Sedangkan bulan yang ukurannya lebih kecil daripada bumi panasnya sudah lenyap.
Untuk mendinginkan permukaan bumi yang panas menyala agar bisa untuk tempat tinggal yang nyaman di samping dengan cara berputar secara terus menerus untuk mengganti udara di sekitar permukaan yang ikut jadi panas. Di samping berputar juga bergerak mengitari matahari untuk meninggalkan udara sekeliling yang telah panas diganti dengan udara yang sejuk. Karena selalu mendapat udara yang sejuk lama kelamaan permukaan bumi yang panas menyala dan mendidih akhirnya berkurang panasnya dan berhenti mendidih.
Selanjutnya akan turun hujan terus menerus. Karena panas permukaan bumi, masih bisa membuat air hujan yang turun menguap tanpa bekas. Hanya dengan pengguyuran terus menerus akan menjadikan permukaan bumi menjadi bertambah dingin, terutama pada daerah-daerah yang cekung.  Penyiraman air hujan juga membuat benda-benda yang semula mendidih jadi mengeras seperti terbentuknya batuan-batuan, batu cadas bahkan batu-batu mulia atau permata yang terbanyak adalah batu cadas sebagai pelindung perut bumi.
Pada tempat-tempat yang kepadatan cadasnya kurang kuat sehingga tidak mampu menahan desakan isi perut bumi akan terjadi bisul-bisul yang membentuk gunung-gunung. Pada bagian-bagian yang agak keras sehingga desakan dari perut bumi tidak mampu menembus keluar hanya bisa mengangkat permukaannya menjadi lebih tinggi akan terbentuk pegunungan atau gundukan tanah yang besar.
Cekungan yang ada di darat akan membentuk danau. Cekungan di bagian lain yang sambung menyambung membentuk lautan yang sangat luas membentuk samudra. Sedangkan rawa-rawa tertentuk oleh aliran-aliran sungai yang pindah jalur karena adanya banjir bandang airnya mencari jalan pintas yang lurus menghindari liku-liku atau belokan-belokan. Rawa-rawa banyak terjadi pada daerah-daerah bertanah grugus, tidak ada tebing-tebing bercadas yang mampu menahan terjangan banjir. Liku-liku atau belokan-belokan sungai yang ditinggalkan aliran sungai yang asli akan membentuk rawa-rawa.
Adanya air maka dimulailah kehidupan di muka bumi ini. Sebab air merupakan unsur hara yang terpenting bagi tumbuh-tumbuhan agar bisa menyerap unsur hara yang lain. Mulai tumbuh lumut-lumutan, dan rumput laut. Sebagai makanan dan perlindungan bagi hewan-hewan lembut yang timbul dengan adanya makanan yang diperlukan.
Dengan bimbingan Sang Maha Pencipta melalui hidup yang meresapi dan meliputi partikel-partikel yang sangat halus terbentuklah makhluk bersel satu. Yang perkembangannya dengan membelah diri atau dengan bergabung dengan sel-sel jenis yang cocok. Dengan adanya tetumbuhan laut yang merupakan makanan dan sekaligus menjadi pelindungnya makhluk-makhluk tersebut merasa terjamin dan aman dalam melakukan pertumbuhannya. Adanya kebebasan untuk memiliki bermacam-macam jenis unsur yang cocok bagi perkembangannya maka terbentuklah bermacam-macam jenis kehidupan di laut. Salah satu jenisnya merupakan hewan ampibi.  Kalau hewan ampibi tersebut sewaktu berada di darat banyak menyerap atau menyantap makanan unsur-unsur darat akan bisa menjadi hewan darat.
Sedangkan tetumbuhan sebangsa lumut hidup di darat akan berangsur-angsur menjadi tumbuhan monokotil seperti rumput-rumput halus rumput kasar, mendong, gelagah tebu, bambu dan berjenis-jenis Palmae termasuk kelapa sawit dan kepala kopra. Proses tersebut bisa memakan waktu puluhan bahkan ratusan juta tahun.
Rumput-rumput halus sebagai makanan dari hewan-hewan ampibi yang berubah menjadi hewan darat atau hewan-hewan kecil lain seperti jangkrik atau bangsa ulat, siput, dan lain-lain. Jadi keberadaan jenis satwa disesuaikan dengan adanya persediaan makanannya. Sehingga tak akan mungkin terjadi dengan adanya persediaan makanannya, sehingga tak akan mungkin terjadi dengan adanya makanan hanya bagi hewan-hewan kecil akan ada hewan-hewan besar seperti kambing, kerbau, sapi, kuda, gajah. Kalau toh ada berapa hari bisa hidup? Dan ada hukum hidup yang mengatakan : Kehidupan yang lebih sempurna bisa ada karena dukungan/pengorbanan dari makhluk yang belum sempurna.
Lalu bagaimana dengan sabda Tuhan : Qun fayaqun? Suatu firman perlu dihubungkan dengan firman yang lain yang menjelaskannya. Sebab ada firman yang mengatakan : Sesungguhnya dalam menciptakan sesuatu Tuhan selalu melalui proses (sababiah). Ada lagi firman yang menyatakan : Keberadaan Tuhan tidak bisa dibayangkan (tan kena kinaya ngapa). Ada lagi bahwa agama diperuntukkan bagi orang-orang yang berakal.
Hal tersebut untuk menghindari sikap bersikukuh pada suatu ajaran, tetapi kalau ditanya alasan apa yang membuatnya begitu bersikukuh, pada pengertian yang tersurat saja tidak mendalami yang tersirat? Jawabannya pasti : Dalam kitab suci sudah tertulis begitu. Siapa yang berani merubah akan mendapat laknat.?
Masalah tersebut telah menjadi sumber konflik yang berkepanjangan.
Readmore → Menyingkap Tabir-tabir Hijab (2)

Menyingkap Tabir-tabir Hijab (1)

Kalau kita renungkan secara mendalam masalah faham, aliran, kepercayaan bahkan agama ternyata semuanya tiada yang bersifat universal. Kebenarannya semua masih relatif, masih terbatasi oleh ruang, waktu kecerdasan juga kesadaran para penganutnya. Kebenaran yang satu tidak bisa dibenarkan oleh yang lain. Bahkan kadang-kadang berseberangan satu sama lain. Satu kelompok menghalalkan makan sesuatu, sedangkan kelompok lain mengharamkan. Suatu kelompok menganjurkan ritual memotong hewan, sementara kelompok lain menganjurkan melepaskan hewan. Suatu faham menentang poligami faham lain mengizinkan seorang pria beristri sampai empat orang bahkan kalau perlu sampai sepuluh orang. Suatu aliran melarang wanita memimpin ritual. Aliran lain membolehkan.
Suatu kelompok memisahkan ritual antara pria dan wanita, kelompok lain tidak mempermasalahkan. Dan masih banyak lagi peraturan-peraturan lainnya yang membikin bingung orang-orang awam.
Tetapi kalau sampai mengharamkan gerakan-gerakan olah raga tertentu yang bisa menyehatkan tubuh dan mencerdaskan pikiran sudah merupakan suatu masalah yang dipenuhi maksud-maksud tertentu. Kemungkinan saja negara tersebut merupakan pasar yang potensial dari suatu negara lain di sektor obat-obatan. Dengan banyaknya penduduk yang melakukan olah raga yang menyehatkan akan mengakibatkan pihak pemasok obat-obatan bisa mengalami kebangkrutan.
Seperti halnya pengharaman terhadap daging babi. Karena sangat banyak lemaknya babi  akan kurang produktif dipelihara pada daerah yang suhunya sering melampaui 40 derajat Celcius, tubuhnya yang gendut tidak begitu lincah untuk mencari makan di padang-padang rumput dan mencari minum di oase-oase sehingga makanannya harus disuplai, yang bisa merepotkan dan merugikan. Hal tersebut tidak seperti memelihara domba yang bisa cari makan dan minum sendiri, waktunya tidur bisa pulang kandangnya masing-masing penggembalanya tinggal menghitung lengkap tidaknya jumlah yang ada, sehingga banyak penduduk di daerah tersebut yang menggantungkan hidupnya pada peternakan domba.
Ada hal yang masih perlu diselidiki kebenarannya bahwa mereka bahwa mereka yang gemar makan daging babi kebanyakan kebal dari serangan ilmu hitam. Juga tempat tinggal maupun tempat usaha yang kerap mendapat serangan halus bisa ditolak dengan memendam tulang babi disertai garam pada empat sudutnya.
Dari kenyataan-kenyataan seperti tersebut maka bisa diambil kesimpulan bahwa keberadaan suatu sistem, faham, aliran maupun kepercayaan kebanyakan berfungsi sebagai lembaga untuk memudahkan para pimpinan, pemuka maupun pengurusnya dalam mendapatkan apa yang mereka inginkan.  Sebagai bukti bila timbul lembaga baru yang lebih bermanfaat untuk masyarakat dan mendapat sambutan hangat, maka lembaga yang lama akan naik pitam kalau tidak mengamuk, karena merasa kepentingannya akan terganggu.
Yang diajukan ke medan laga para kroco. Dengan alasan bisa sampai gugur adalah gugur sebagai pahlawan suci. Sedangkan bagi para pimpinan dan jajarannya tidak mau maju karena belum membutuhkan gugur sebagai pahlawan suci.
Seandainya fungsi lembaga yang ada digunakan untuk meningkatkan kesadaran para anggotanya hal-hal seperti di atas tidak akan terjadi.  Bahkan akan merasa bersyukur karena ada lembaga lain yang bisa meningkatkan kesadaran para anggotanya, sehingga tugas-tugas yang diemban menjadi ringan.
Karena tugas-tugas dari lembaga yang ada sebenarnya untuk meningkatkan kwalitas para anggotanya, melalui peningkatan kesadarannya. Terutama yang di antara kegiatan-kegiatan yang ada termasuk melakukan suatu ritual. Meskipun masih disertai dengan suara-suara, lagu-lagu atau gerakan-gerakan tertentu sebagai sugesti terhadap keberhasilannya. Sepeti pada upacara-upacara syukuran yang dilakukan menggunakan tari-tarian dengan gerakan-gerakan kasar disertai teriakan-teriakan keras sampai keringat bercucuran dengan mengelilingi api unggun yang dikelilingi hidangan-hidangan persembahan untuk petani mati yang harus lengkap sesuai dengan ketentuan adat yang sudah turun temurun dan diketahui serta diketuai oleh Ketua Adat.
Upacara tersebut biasanya merupakan perwujudan rasa terima kasih atas berhasilnya suatu panen atau perburuan, sehingga persembahannya juga terdiri dari kumpulan dari hasil panen dan perburuan, dengan mengambil sebagian kecil sebagai tanda bukti terhadap pamati, agar usaha bercocok tanam atau mencari ubi-ubian sebagai bahan pangan juga perburuan yang akan dilakukan di waktu mendatang akan selalu membawa hasil.
Pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa di atas adalah bahwa sugesti maupun otosugesti sangat berpengaruh terhadap kehidupan seseorang. Contohnya suatu doa, mantra, amalan wirid, di samping punya daya magis tertentu juga keberhasilannya, tergantung pada kepercayaan si pengamal.  Kalau si pengamal kurang yakin meskipun suatu amalan dibaca sampai mulut berbusa juga tidak akan mendapatkan apa-apa.  Sebaliknya kalau si pengamal yakin sepenuhnya hanya beberapa kali diamalkan bahkan hanya satu kali saja akan bisa terbukti. Karena keyakinan yang mantap merupakan sugesti yang akan memusatkan segala daya dari si pengamal untuk menambah daya magis terhadap amalan yang diamalkan.
Untuk menambah sugesti bagi sipenerima biasanya diambil cara-cara yang unik dan mengesan bagi si penerima amalan. Misalnya penampaiannya pada waktu tengah malam di tengah kuburan, dan hanya bisa disampaikan secara lisan. Berendam di dalam air sungai, memakai pakaian khusus, dan lain-lain dengan tujuan agar punya kesan bahwa ilmu yang disampaikan bukan ilmu sembarangan.
Meskipun melalui tahapan-tahapan yang menyeramkan hasilnya akan berbeda-beda. Bagi yang berkeyakinan mantap akan ada manfaatnya bagi yang keyakinannya mengambang akan menghasilkan kekecewaan, bahkan bisa mengalami stress.
Ada hal yang penting lagi kalau getaran dari yang diberi ilmu masih kasar atau kotor akan terjadi konflik antara getaran masih kasar dengan getaran halus dari ilmu yang diterima. Bisa mengakibatkan stress berat bahkan bisa menjadi gila. Karena itu sebelum mempelajari suatu ilmu golongan putih sebaiknya melakukan introspeksi diri lebih dahulu. Apakah dirinya sudah termasuk orang yang getarannya sudah bersih ataukah belum. Jangan sampai menderita akibat yang fatal dan biasanya sangat sulit untuk disembuhkan. Banyak suhu atau pemberi ilmu yang kewalahan menghadapi kasus yang demikian. Bahkan banyak yang akhirnya angkat tangan.
Cara mudah untuk introspeksi diri adalah dengan meneliti apakah orang tuanya dulu dalam memelihara dan membesarkan dirinya dari hasil kejahatan-kejahatan berat atau tidak. Sebab ada getaran-getaran kejahatan yang pengaruh getarannya bisa meresapi keturunannya sampai tujuh turunan. Seperti kejahatan-kejahatan berupa pemerkosaan-pemerkosaan, menerobos pagar ayu, kejahatan yang mengakibatkan kerugian besar, mengakibatkan banyaknya nyawa melayang pada sesama manusia atau hewan-hewan.
Di antara para pembaca mungkin ada yang bertanya : Masa akan bisa terjadi sedemikian rupa? Kok nakut-nakuti saja? Suatu pertanyaan yang penuh nada ingin tahu ditambah kekhawatiran.
Untuk menjawabnya mari kita coba untuk bersama-sama membahasnya.
Readmore → Menyingkap Tabir-tabir Hijab (1)

Kiat Meningkatkan Kesadaran

Tingkat kesadaran seseorang sangat berpengaruh pada cara berpikirnya sikap, ucapan, maupun tindakannya. Bagi yang kesadarannya masih pada kesadaran fisik semua aktivitasnya akan selalu bertujuan untuk memenuhi kepentingan dirinya. Sifat kepeduliannya pada sesama hidup tipis sekali. Pikiran akan melahirkan tindakan. Dari pikiran yang kurang peduli pada kepentingan pihak lain akan melahirkan tindakan-tindakan yang kurang kontrol,  mengakibatkan kerugian maupun penderitaan pihak lain.
Sikap kepala batu merupakan ciri khas dari mereka yang masih terlalu mementingkan diri. Artinya tidak menggubris saran-saran atau nasehat-nasehat yang diterimanya. Sebab semuanya akan bertujuan mengekang pada perbuatannya untuk mendapatkan kepuasan.
Bahkan siapapun yang memberikan saran atau kritikan akan dimusuhi habis-habisan. Meskipun apa yang dilakukan hanya akan merugikan dirinya dan lingkungannya, karena kepuasan indriawi menjadi tujuan hidupnya, yang semakin dipuaskan semakin menjadi lupa daratan.
Kebiasaan semacam ini biasanya akan berlangsung selama dirinya masih sehat dan kuat untuk membiayai kepuasannya. Akan menghentikan kebiasaan yang merugikan kalau sudah mengalami benturan-benturan kuat di bidang kesehatan maupun keuangan, sehingga tidak mampu memenuhi kepuasannya, hanya tergolek di pembaringan dengan mengharap belas kasih orang lain, untuk kelanjutan hidupnya.
Bagi mereka yang mengalami keadaan demikian akan punya sikap berbeda-beda dalam menanggapi keadaannya. Kelompok pertama akan selalu bersungut-sungut dan marah-marah menyalahkan keadaan. Semua yang mendekati dan dihadapi selalu dirasa kurang cocok. Pelayanan tidak ada yang bisa memuaskan seleranya. Sebab tidak senikmat waktu dirinya masih sehat dan banyak menghasilkan uang. Semua serba salah. Daun wuni terbawa arus. Dilayani marah-marah terus. Menyebabkan yang melayani jadi keki. Yang dilayani juga keadaannya menjadi semakin parah.
Kalau memperhatikan keadaannya tergeletak tak berdaya akan mengundang keprihatinan. Kalau merasakan sikapnya menimbulkan rasa sebal. Tetapi ada satu hal yang menjadi kelemahannya, yaitu masih takut pada kematian. Karena sering mendengar cerita-cerita bahwa bagi mereka yang selama hidupnya di dunia terlalu mengumbar nafsu serakahnya sudah disediakan sumur panas yang berisi cairan timah dan mendidih untuk menggodognya setelah berada di alam sesudah kematian sehingga kalau diberi nasehat untuk tidak selalu marah-marah karena bisa menyebabkan umurnya pendek tingkahnya yang tidak wajar akan surut. Meskipun tetap dihantui kekhawatiran juga karena suatu saat ajal pasti datang menjemput. Sedangkan kesempatan untuk bertobat atau memperbaiki diri sudah berlalu tanpa diisi dengan kebajikan sedikitpun. Pikirannya sering gundah dan disusul penyesalan mengapa saat-saat berjaya tidak mengingat hal-hal yang demikian. Air matanya sering mengalir meskipun harus segera diusap agar tidak ketahuan kelemahannya.
Kelompok lain bila mengalami keadaan demikian akan melakukan introspeksi diri mengapa harus menderita berkepanjangan yang hanya akan menyusahkan orang lain saja. Dari introspeksi yang dilakukan akan menemukan hal-hal yang tak terduga. Misalnya bahwa semua perbuatan akan punya akibat sendiri-sendiri. Tergantung jenisnya, yang baik mendatangkan kesenangan, kebahagiaan, sebaliknya yang buruk atau jahat menghasilkan kesengsaraan.
Sebenarnya pengertian tersebut sering didengar atau dibaca dalam buku-buku yang bernuansa spiritual. Hanya saja belum sampai menjadi keyakinan. Hubungannya masih percaya dengan kepercayaan-kepercayaan yang mengajarkan bahwa meskipun membuat kejahatan setinggi Gunung Himalaya kalau mau bertobat dan berjanji tidak akan mengulangi maka dosanya akan dihapus.
Ternyata kesalahan atau kejahatan harus dipertanggungjawabkan, atau akan mendapatkan peringatan-peringatan keras berupa penyakit, atau musibah-musibah penderitaan-penderitaan lain. Guna membuka pikirannya bahwa hidup ini ada yang memelihara yang menghendaki keharmonisan dan keadilan, demi kelangsungan kehidupan ini sesuai dengan rencana-Nya, sehingga perbuatan-perbuatan yang menjurus pada ketidakadilan maupun ketidakharmonisan berupa kecerobohan, keserakahan, kesewenang-wenangan maupun kekejaman harus dicegah dengan bermacam-macam cara, dalam waktu dekat maupun tenggang waktu yang cukup lama (sebabnya akan diuraikan pada halaman yang lain).
Sebenarnya untuk memahami adanya akibat-akibat karena melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar perikeadilan atau terganggunya keberadaan prinsip-prinsip cinta kasih, akan mengusik keharmonisan. Dimana keharmonisan terganggu akan timbul masalah. Misalnya pada bidang keuangan, usaha, kesehatan, kekeluargaan sebagai peringatan dini.
Kalau mengalami keadaan sebaiknya cepat-cepat introspeksi diri. Pasti akan menemukan sebab-sebabnya. Kemudian lakukan kebaikan-kebaikan yang nilainya diperkirakan seimbang dengan perbuatan karena khilaf yang telah dilakukan. Dengan melakukan hal tersebut berarti telah menyadari kekeliruannya dan berusaha untuk memulihkan keseimbangan. Meskipun mungkin cacat akibat perbuatan buruknya tidak bisa mengembalikan keadaan seperti semula. Karena kenangan pahit yang dialami pihak yang dirugikan atau disakiti sudah terlanjur tergores pada lubuk hatinya yang paling dalam. Tetapi goresan tersebut tidak akan begitu berlarut-larut.
Sebaiknya jangan hanya meminta ampun. Karena lebih menyakitkan pada yang jadi korban. Contohnya suatu keluarga yang kehilangan kepala keluarganya yang masih sangat diperlukan keberadaannya berhubung anak-anaknya  masih kecil-kecil dan orang tuanya sudah jompo. Yang hilangnya karena tindak kejahatan, apakah si pelaku kejahatan cukup hanya minta ampun? Orang Betawi akan bilang: Enak aje!?
Karena itu di negara-negara yang telah melakukan pemusnahan terhadap etnis tertentu terhadap mereka yang dianggap perintang, akan mengalami kekalutan dalam jangka panjang. Apalagi kalau pemusnahan yang dilakukan hanya karena sentimen atau dugaan yang tak beralasan. Pengaruh getaran kemarahan, kebencian maupun dendam dari mereka yang dimusnahkan akan membekas di seluruh bagian negara yang bersangkutan. Di udara, di lautan, di kota-kota, desa-desa di gunung-gunung akan terjadi musibah-musibah sebagai protes terhadap kekejaman atau kesewenang-wenangan terhadap tindakan yang melanggar perikeadilan dan memporak-porandakan keharmonisan.
Adanya angin putting beliung di lautan yang sangat kencang menyebabkan terjadinya banyak pusaran-pusaran angin berskala besar dan gelombang-gelombang tinggi yang mengakibatkan banyak kecelakaan di lautan.  Angin kencang tersebut kalau menerjang daratan akan menyebabkan banyak pohon-pohon besar tumbang dan rumah-rumah roboh terkena terjangannya. Belum lagi terjadinya banjir bandang gunung-gunung berapi meledak keadaan musim yang sulit diprediksi mengakibatkan salah waktu tanam, sehingga keberhasilan panen hanya jadi impian.
Kecelakaan-kecelakaan angkutan darat laut maupun udara juga merupakan akibat tata laksana yang kurang harmonis, sehingga pihak-pihak yang mendapatkan lahan kering dalam melakukan tugasnya tidak dilaksanakan dengan sepenuh hati, karena meskipun dilaksanakan dengan sungguh-sungguh hasilnya juga tidak seimbang dengan mereka yang menempati lahan basah.
Sikap yang sebaiknya dalam menanggapi ketidakadilan maupun kesewenang-wenangan adalah ketulusan hati. Artinya dengan penuh keikhlasan menerimanya. Sebab tidak ada sesuatu yang kebetulan. Semua pasti ada sebabnya. Bagi pelaku ketidakadilan atau kesewenang-wenangan apa yang dilakukan pasti merasa yang dilakukan itu benar. Menghadapi orang seperti ini dengan mengadakan perlawanan hanya akan mencari penyakit saja. Yang dilakukan akan dibela mati-matian, karena bisa memuaskan nafsu rendahnya. Tetapi yang jelas tindakannya telah menimbulkan gangguan terhadap keharmonisan yang suatu saat akan menerima akibatnya.
Dengan tetap stabil dalam menghadapi ketidakadilan maka banyak keuntungan-keuntungan yang diperoleh antara lain hidupnya tenang. Dalam melakukan pekerjaannya akan dilakukan dengan sungguh-sungguh, terbebas dari rasa iri atau benci. Tugasnya sebagai bentuk pengabdian pada sesama hidup. Tidak membuat banyak masalah. Dan yang penting lagi tidak menambah gangguan ketidakharmonisan. Kalau toh ketidakadilan dan kesewenang-wenangan terasa menjurus pada terancamnya keselamatan jiwa sebaiknya juga menghindar saja, agar tidak menjadi sasaran keganasan dari pihak yang sedang mata gelap. Sebab selagi masih hidup akan ada kesempatan untuk meneruskan perjuangan dan menambah pengalaman.
Seseorang bisa melakukan hal-hal yang akan merugikan diri sendiri atau pihak lain karena apa yang dilakukan ada di luar kesadarannya. Sebab-sebab yang sangat mendukung antara lain terlalu serakah pada kenikmatan duniawi. Seperti popularitas, ambisi untuk mendapatkan pengaruh, kekuatan jabatan kekuasaan. Yang akan memforsir atau memusatkan pikiran pada apa yang sedang diinginkan. Dengan terpusat pikiran pada apa yang sedang diinginkan. Dengan terpusatnya pikiran pada obyek keduniawian kesadaran akan tersingkir. Tersingkirnya kesadaran langkah dan perbuatannya jadi tanpa kendali. Tidak peduli yang dilakukan akan mengakibatkan kesedihan penderitaan maupun malapetaka.
Untuk menghindari pertanyaan : Manusia kok bisa melakukan perbuatan semacam itu? akan dijawab bahwa yang menjadi korban akan menjadi penyebab kekacauan negara yang akhirnya akan juga pada kekacauan dunia. Padahal hanya untuk menutupi kelemahannya.
Dari gambaran di atas menunjukkan bahwa kesadaran seseorang akan sangat berpengaruh terhadap segala perbuatannya.
Sedangkan kesadaran seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarganya, masyarakatnya, pendidikannya dan kemampuan kontrol terhadap akibat perbuatannya. Jadi bukan pengaruh jabatannya, turunan ningrat atau gembel, kaya atau miskin profesinya, bakatnya, warna kulitnya dan lain sebagainya.
Terbukti banyak gagasan-gagasan yang menuju perdamaian dunia muncul dari lingkungan yang sederhana. Sebaliknya banyak penguasa dengan jabatan tinggi yang menjadi sumber malapetaka. Jadi tindakan-tindakan berupa kebajikan maupun kejahatan berawal dari sampai sejauhmana seseorang mampu selalu kontrol terhadap akibat apa yang akan dilahirkan dan pengendalian diri agar apa yang akan dilakukan tidak merugikan pihak lain. Dan bagi kebanyakan orang kedua hal tersebut merupakan yang sangat berat untuk dilakukan karena akan banyak kehilangan kesempatan yang bisa menambah kepuasan-kepuasan lahiriyah. Sebab untuk mendapatkan tambahan materi bagi kepuasannya kebanyakan akan dilakukan dengan cara merugikan kepentingan yang lain.
Sebetulnya dengan selalu melakukan kontrol maupun pengendalian diri merupakan pintu gerbang untuk bangkitnya kesadaran. Sebab bisa selalu dalam keadaan tenang, karena tidak sering mendapat masalah dan kemarahan atau kekecewaan dari pihak yang dirugikan, yang akan memancarkan getaran kasar atau jahat dan akan meresapi serta meliputi dirinya. Juga akan membuat perasaan maupun pikirannya selalu gelisah. Dalam keadaan demikian kebangkitan kesadaran akan sulit bisa terjadi.
Dengan selalu menjaga ketenangan pikiran dan perasaan maka akan menghasilkan gelombang alfa yang bisa mempercepat bangkit maupun peningkatan kesadaran.
Apalagi kalau kontrol dan pengendalian dirinya disertai pengertian-pengertian bahwa semua aktivitas dari pikiran, perasaan, sikap, ucapan maupun tindakan akan berakibat. Karena semua aktivitas akan menimbulkan getaran. Yang halus lembut akan menarik keberuntungan sedangkan yang kasar atau jahat akan menarik penderitaan.
Yang kedua pengertian bahwa hidup ini merupakan kesatuan. Artinya suatu bentuk kehidupan tidak akan terjadinya tanpa bantuan dari kehidupan yang lain. Atas bantuan sesama manusia dan makhluk-makhluk yang masih di bawah tingkatan, manusialah seseorang bisa bertahan dalam waktu yang relatif lama. Misalnya dari hewan-hewan, tetumbuhan, benda-benda tambang dan mineral.
Dengan pengertian yang semacam itu seseorang akan selalu berhati-hati dalam segala tindakannya. Takut kalau sampai merusak kesatuan atau ekosistem yang ada. Suatu misal habisnya bahan bakar bumi habis karena keserakahan manusia, pasti akan terjadi keadaan yang kalang kabut.  Bahan bakar nabati pasti tidak akan mampu memenuhi kebutuhan. Di mana pada saat sekarang sebagian besar penduduk bumi akan merasa gengsinya naik kehormatannya meningkat kalau sudah bisa punya kendaraan bermotor. Keperluan-keperluan jarak dekat yang bisa dicapai dengan jalan kaki atau sepeda, harus pakai motor. Merasa malu kalau gengsi dan kehormatannya merosot. Yang seharusnya malu karena menambah pemborosan pemakaian bahan bakar bumi.
Yang ketiga punya pengertian bahwa semua yang tampak terbabar semua bentuk maupun ujud bisa ada karena diresapi dan diliputi oleh zat hidup dari Yang Maha Kuasa. Dan memungkinkan ada perubahan-perubahan, pertumbuhan dan perkembangan.
Dari biji beringin yang begitu kecil bisa berubah menjadi pohon besar hanya karena mendapat unsur-unsur hara dari tanah. Siapa yang berperan dalam memberi kekuatan maupun naluri untuk memecah kulit biji sehingga ada lubang untuk keluarnya calon akar guna menarik zat-zat yang ada dalam tanah guna perkembangan selanjutnya? Sekaligus untuk memperkokoh keberadaannya agar tidak mudah roboh karena terjangan angin maupun benda-benda lain. Dan akhirnya berkembang menjadi pohon besar yang bisa digunakan untuk berlindung dari teriknya sinar matahari.
Juga untuk keberadaan hewan-hewan maupun manusia yang hanya berasal dari sperma, bisa tumbuh menjadi janin, dalam kurun waktu tertentu akan menjadi bayi dalam kandungan dan lahir tumbuh menjalani masa kanak-kanak. Menjadi remaja, masa dewasa, menuju masa lansia kemudian menutup mata.
Kalau kita mau mengamati pada perkembangan-perkembangan yang ada maka ternyata bahwa semuanya menuju perbaikan. Contohnya pada gambar-gambar manusia prasejarah yang ada di museum-museum. Postur tubuh dan raut wajahnya masih mirip-mirip kera yang tangannya masih tampak lebih panjang dibanding orang-orang jaman sekarang, karena tangan-tangan dari manusia prasejarah masih digunakan untuk bergelantungan pada pohon-pohon besar untuk menghindari serangan-serangan binatang buas, menghadapi medan yang sulit karena banyaknya duri-duri, rotan yang lebat atau menghindari banjir.
Juga tempat tinggal mereka yang terdiri dari pohon-pohon besar dan gua-gua sudah berganti dengan rumah-rumah mewah yang merupakan hutan-hutan beton dan gedung-gedung pencakar langit. Belum lagi tentang menu makanannya, perubahan di bidang teknologi, transportasi maupun informasi.
Dari hasil pengamatan terhadap perubahan-perubahan di alam semesta ini bisa menjadi pengertian yang keempat. Bahwa semua wujud tidak ada yang permanen semua mengalami perubahan-perubahan ke arah perbaikan atau kesempurnaan, dan perubahan tersebut bukan bergerak dengan sendirinya atau secara kebetulan tetapi ada suatu daya luar biasa sebagai pembimbingnya. Yang punya sifat kasih, adil dan bijaksana. Suatu kekuasaan abstrak mutlak hanya bisa dirasakan oleh insan-insan yang kesadarannya sudah meningkat, tidak berkutat hanya pada kesadaran fisik. Kekuasaan mutlak tersebut tiap negara atau kepercayaan punya istilah berlain-lainan.
Sifat yang paling menonjol dari Sang Maha Kuasa adalah Kasih. Karena kasih-Nya alam semesta ini ada. Dengan tujuan semua makhluk ciptaan-Nya baik yang tampak maupun tidak untuk dibimbing menuju kesempurnaan. Agar bisa pulang kehadirat-Nya dari mana seantero makhluk berasal untuk mendapatkan kebahagiaan yang kekal. Dengan himbauan hendaklah kamu berusaha menjadi sempurna seperti Bapakmu di sorga yang sempurna adanya.
Pengertian Bapak di sini adalah antara Sang Pencipta dengan ciptaan-Nya, yang menginginkan agar kesempurnaan dan kebahagiaan-Nya yang kekal tidak dinikmati sendiri.
Oleh karena itu tujuan suatu ritual yang paling penting adalah untuk mengembangkan sifat-sifat-Nya, terutama sifat kasih adil dan bijaksana. Agar sifat-sifat tersebut bisa meresap dalam hati sanubari. Bukan karena tempat, waktu, cara, sarana maupun menghadapnya.
Seseorang yang sudah mampu mengembangkan rasa kasihnya secara sungguh-sungguh kehidupannya akan lebih bermutu juga lebih bahagia. Lebih bermutu karena sudah tidak ingin lagi mengadakan pengrusakan, penyiksaan, pembantaian, atau perbuatan-perbuatan yang bisa merugikan yang lain, sehingga tidak mendapat predikat trouble maker, yang selalu diburu-buru rasa bersalah dan selalu curiga pada keadaan sekelilingnya.
Rasa kasih yang terpancar melalui auranya dengan warna-warni yang indah akan mengundang simpati. Tidak usah melakukan acting-acting yang terlalu over atau aksesoris yang berlebihan.
Merasa lebih berbahagia karena sesuatu yang mendapat sentuhan kasih akan menjadi lebih indah dan berharga. Karena jalinan kasih keluarga akan berbahagia. Karena kedua orang tua mau berkorban demi putra putrinya. Suatu perhimpunan akan komplek karena semua komponen yang ada selalu berusaha untuk memberikan hal-hal yang terbaik bagi perhimpunannya pada bidang waktu, dana maupun tenaga. Karena rasa kasih akan mengundang rasa bahagia bila yang dikasihi ada dalam keadaan nyaman.
Dalam keadaan yang kondusif suatu perhimpunan akan bisa fokus dalam mengarahkan para anggotanya agar menjadi insan-insan berkwalitas yang mampu berpartisipasi terhadap maha karya dari Sang Maha Pencipta yang dengan Kasih Keadilan dan Kebijaksanaan-Nya membimbing semua makhluk-Nya untuk menuju kesempurnaan.
Karena besar kecilnya partisipasinya pada maha karya tersebut sangat berpengaruh pada keadaan seseorang, kaum, bangsa, bahkan pada dunia.
Readmore → Kiat Meningkatkan Kesadaran

Manfaat Peningkatan Kesadaran

Dalam panggung sejarah dunia telah bermunculan dan juga tenggelamnya bermacam-macam peradaban, sistem paham agama, aliran, perhimpunan, kepercayaan, paguyuban, yang bertujuan baik yaitu pengembangan ide-ide baik kepada penganutnya dan juga gagasan-gagasan yang bisa meringankan dalam menghadapi perjuangan hidup. Cara pengembangan dan penyampaian materi bahasan sangat dipengaruhi oleh tempat, waktu juga kondisi mental maupun moral para pemukanya.
Untuk komunitas yang belum maju pada masalah spiritual dibutuhkan cara-cara kasar melalui intimidasi, ditakut-takuti kalau perlu dengan teror-teror mental untuk menghentikan kebiasaan-kebiasaan buruk dan iming-iming adanya keadaan yang penuh kenikmatan setelah kematian, agar mau berbuat baik sehingga kadang-kadang sampai kebablasan dalam memberi pengarahan bahwa keadaan buruk maupun baik sesudah kematian bisa berlangsung untuk selamanya. Dan para pendengarnya banyak yang manggut-manggut agar dianggap mengerti terhadap uraian yang disampaikan.
Tidak menyadari bahwa dengan manggut-manggut kepala berarti telah menunjukkan kekurangpengertiannya. Sikap yang tepat sebetulnya adalah dengan mengajukan pertanyaan: Kalau hidup hanya paling lama seratus tahun, harus menderita selamanya sesudah kematian, apakah itu adil? atau dengan pertanyaan : Apakah keadaan yang demikian tidak bertolak belakang dengan sifat Sang Maha Pengasih dan Penyayang? ataukah ada maksud lain dari manggut-manggut tadi umpama saja agar si pembicara merasa puas dan berbangga diri bahwa uraiannya mendapat sambutan positif. Mungkin juga berpendapat apa ruginya sih membikin orang senang orang lain? Daripada mendapat stempel sebagai orang yang suka usil.
Pada kelompok ini yang masih menyukai getaran-getaran yang belum halus, masih memerlukan gerakan-gerakan tubuh dan suara-suara sebagai pendorong semangat dalam pelaksanaan ritual-ritualnya. Tidak mengingat bahwa suara-suara yang diperdengarkan melalui pengeras suara akan mengganggu mereka yang sedang sakit, membutuhkan banyak istirahat dan ketenangan atau para bayi yang baru lahir di mana dibutuhkan tidur yang cukup dalam suasana yang tenang. Juga bagi para penganut kepercayaan yang pelaksanaan ritualnya dilakukan dengan meditasi pada waktu matahari terbenam atau menjelang fajar, jelas tidak akan fokus pada ritualnya.
Dan yang lebih penting sangat memerosotkan sifat-sifat Tuhan yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui sehingga memahami semua kehendak makhluk ciptaannya, walaupun masih dalam pikiran maupun perasaan.
Bagi yang ingin menyatakan keberatannya atas pelaksanaan ritual semacam itu akan terhenti pada lamunan saja. Sebab umumnya termasuk kelompok minoritas, bisa-bisa bahkan mendapat reaksi yang berakibat fatal.
Dimanapun dan kapan pun kelompok minoritas akan menjadi tumpuan kesalahan dan penderitaan, seperti motto yang mengatakan bahwa kebenaran adalah milik yang berkuasa. Semua sasaran, kritik apa lagi himbauan tidak akan digubris, yang diusahakan selalu bagaimana pengaruhnya semakin luas, kekuatannya semakin besar dan kekuasaannya semakin kuat. Untuk mencapai tujuannya semua bentuk rongrongan, rintangan maupun saingan harus digusur.
Bagi para ambisius yang tidak dapat menduduki jabatan yang diinginkan akan hengkang dan membuat kelompok baru. Meskipun program-programnya sama dengan kelompok lama hanya berganti istilah saja. Hanya karena melihat para pemimpin hidupnya serba enak hampir semua keinginannya terpenuhi dan seleranya terlampiaskan.
Jarang sekali pimpinan yang mengerti tugas seorang pemimpin. Kebanyakan karena kedudukannya didapat melalui pembelian-pembelian yang sangat mahal dan pengorbanan-pengorbanan yang sangat besar maka setelah tercapai kedudukannya hanya untuk mencari-cari dan menciptakan kesempatan guna mengeduk keuntungan.
Kondisi mental pimpinan yang demikian akan mendorong bawahan lebih parah lagi. Hal ini bisa sama-sama kita saksikan dengan ambruknya jembatan yang baru dibangun. Jebolnya bendungan karena tidak mampu menahan tambahan air. Runtuhnya gedung sekolah yang belum lama dibangun. Terbengkalainya proyek-proyek vital. Neraca usaha yang selalu rugi. Makin merosotnya nilai uang. Inflasi yang tak terkendali. Para orang tua yang tidak mampu membiayai pendidikan putra-putrinya. Semakin banyaknya orang-orang yang menderita stress atau menjadi gelandangan tunawisma juga tunakarya.
Di lain fihak bagi mereka yang bisa mencari dan menciptakan kesempatan untuk berbelanja sepatu dan kosmetik saja harus keluar negeri. Hanya menderita serangan batuk dan flu saja harus berobat keluar negeri. Tingkahnya melebihi cerita wayang lakon Petruk Dadi Ratu. Untung saja perutnya yang buncit bisa ditutupi dengan jaket atau baju luar yang tebal sehingga postur Petruknya agak tersamar.
Keadaan seperti di atas hampir terjadi secara mengglobal di seluruh belahan dunia apalagi yang sudah dilanda paham materialistis yang punya semboyan khas : elu-elu gue-gue. Dan berpedoman semua kegiatan harus menghasilkan keuntungan berupa materi. Kegiatan-kegiatan yang tidak menguntungkan bidang materi dianggap tidak berguna. Untuk mendapatkannya bahkan mau melakukan tindak-tindak kejahatan, sehingga di kota-kota besar banyak sekali terdapat geng-geng pembunuh bayaran, tukang pukul, tukang ngrusak usaha seseorang, tukang palak, tukang pungut dana keamanan, tukang jambret,  tukang ngrampok, dan lain-lain yang sangat meresahkan masyarakat. Meskipun banyak yang mengalami babak belur diamuk masa keberadaannya masih saja tidak berkurang.
Yang sangat memprihatinkan pemalakan yang terjadi pada tukang semir sepatu atau tukang ngamen jalanan. Hasil kerjanya sehari penuh dan meskipun rumahnya jauh tidak mau naik kendaraan umum demi untuk memenuhi kebutuhan di rumah, kena palak. Menghiba-iba agar uang yang tidak seberapa tersebut tidak diminta semua bahkan kena pukul. Untuk jalan saja sudah sempoyongan dengan pukulan yang bersarang di pelipisnya, matanya menjadi berkunang-kunang, akhirnya limbung dan roboh tak sadarkan diri. Sedang yang di rumah menanti-nanti dengan harap-harap cemas.
Pada umumnya kejahatan-kejahatan dilakukan karena kurangnya sikap introspeksi, yang dalam istilah bahasa Jawa disebut tepa salira. Satu ungkapan dari kearifan lokal yang adiluhung. Karena dengan selalu bersikap tepa salira akan jarang membuat masalah juga terhindar dari berbagai masalah.
Akan selalu punya pendirian kalau tidak mau diganggu jangan mengganggu pihak lain, kalau tidak mau dirugikan jangan merugikan pihak lain, kalau tidak mau disakiti jangan menyakiti pihak lain. Kalau tidak mau disengsarakan jangan menyengsarakan pihak lain.
Seseorang yang punya rasa tepa salira akan mengerti bahwa tak seorang pun di dunia ini yang mau dirugikan. Baik dengan pikiran, perasaan, sikap, kata-kata maupun tindakan, sehingga apa saja yang dilakukan akan dipikir lebih dulu jangan sampai membuat pihak lain merasa dirugikan.
Karena ada ungkapan yang mengatakan : dalamnya laut bisa diduga, tetapi kemampuan seseorang siapa tahu? Mungkin saja tampaknya lemah, karena tidak suka pamer. Siapa tahu kalau tingkat evolusinya sudah tinggi, dan sudah dijaga penguasa-penguasa gaib nan agung, sehingga siapa yang mengganggunya akan mengalami kesialan.
Sehingga sikap seseorang pada orang lain seyogyanya adalah sikap berbaik hati, yang akan menghasilkan banyak keuntungan bagi dirinya maupun lingkungannya. Selain menjadi tampak simpatik juga membikin lingkungan atau keadaan menjadi nyaman ongkuh. Akan menciptakan suasana tenteram damai tanpa ketegangan maupun emosional, akan menarik getaran-getaran luhur dan akan memunculkan inspirasi-inspirasi bagi kesimpulan-kesimpulan yang bermanfaat. Tepat sekali ungkapan yang menyatakan bahwa damai itu indah.
Dalam pandangan sepintas kilas sering kita jumpai adanya seseorang yang tampak simpatik. Kesimpatikannya bahkan bisa mengubah keadaan diri si pemandang. Bisa menghilangkan rasa gundah gulana yang ada bahkan bisa menimbulkan rasa nyaman dan semangat baru yang sebelumnya terasa loyo.
Hal tersebut bisa terjadi karena yang dipandang adalah orang yang cinta damai, tenang, sehingga mampu menyerap getaran dan energi positif yang kalau sudah kuat akan memancar keluar mempengaruhi keadaan sekeliling, sehingga dari kenyataan di atas sebenarnya seseorang tidak perlu tampil glamour dengan busana mewah dan aksesoris yang mahal. Hal yang demikian bahkan akan menimbulkan kecemburuan sosial dan mengundang rasa sebal. Kalau ada rasa simpati hanyalah sekedar basa-basi.
Dengan ketegangan-ketegangan yang ada pada diri seseorang akibat banyaknya keinginan-keinginan atau diburu-buru rasa bersalah di masa lalu maka tidak akan mungkin untuk menarik simpati yang tulus.
Perilaku lain yang dapat membentuk kepribadian yang berkwalitas adalah aja dumeh, artinya jangan mentang-mentang.
Mentang-mentang punya kedudukan terhormat, jabatan tinggi, kaya raya, jadi orang pintar, perangainya berubah, suka menyepelekan pihak yang dianggap lebih rendah. Predikat yang disandangnya digunakan sebagai sarana untuk mengibuli, membodohi, memeras dan menyengsarakan pada mereka yang belum beruntung.
Bagi yang punya tepa salira akan selalu mengingat ungkapan aja dumeh ini, karena rasa dumeh akan banyak mendatangkan penderitaan bagi pihak lain melalui tingkah serakah, kejam, sombong, gila hormat dan lain-lain yang kesemuanya bertentangan dengan kodrat hidup yang sebenarnya. Bahwa kelebihan seseorang seharusnya dipakai guna meringankan beban dari pihak yang berkekurangan.
Dan masih banyak lagi ungkapan-ungkapan yang bernuansa kearifan-kearifan lokal adi luhung yang dengan sistematis sedang dikikis habis agar tidak punya monumen-monumen sastra yang kokoh sebagai pedoman dan pemandu hidup dalam rangka menghancurkan jati diri suatu bangsa. Pada bangsa yang telah hancur jati dirinya dan tidak punya pedoman-pedoman hidup maka akan mudah dijarah kekayaannya lewat teknologi, ekonomi, mental maupun paham tertentu. Dengan semakin sempitnya lahan pencarian rejeki, maka banyak dari pihak yang sedang berkuasa atau dipercaya menggunakannya sebagai kesempatan untuk melampiaskan nafsu keserakahannya.
Jadi kalau ada kecenderungan untuk meneruskan pendidikan jaman kolonial yang kurang bermutu, dan pada era sekarang ditambah dengan biaya yang sangat tinggi bukanlah hal kebetulan. Dengan biaya layak tetapi bermutu, alumninya sulit untuk dibodohi.
Maka tepat sekali yang disinyalir oleh putra Sang Fajar bahwa pendidikan yang ada merupakan sarana untuk mencetak manusia-manusia bermental kuli, yang punya daya inisiatif dan kreatif  terbatas. Setiap ada kesulitan selalu meminta petunjuk pada big boss. Meskipun petunjuk yang didapat mengakibatkan rusaknya tatanan dan memerosotkan harga diri bangsa.
Dikarenakan keenakan dengan selalu meminta petunjuk setiap kali menjumpai kesulitan, maka dari tingkatan manusia bermental kuli menjadi manusia bermental peminta-minta, yang akan mengikis habis cara berpikir kritis dan analistis. Yang hal ini akan menjadi penghalang bagi terciptanya karya-karya yang bermutu. Karena tidak tahu apa yang harus diperbuat, sehingga sebagai pribadi peranannya sangat minim. Pengembangan-pengembangan potensi dirinya sangat lambat. Tanpa adanya petunjuk kegiatan macet. Meskipun mengetahui banyak masalah yang harus ditangani. Dan kalau ada tugas-tugas mendesak yang harus diselesaikan dan menyebabkan kerugian sangat besar tindakan yang dilakukan saling lempar tanggung jawab. Dan paling digemari mencari kambing belang, karena tidak bisa menemukan kambing hitam.
Hal-hal seperti di atas tidak akan terjadi bila setiap insan punya peningkatan kesadaran bahwa kewajiban-kewajiban yang diemban merupakan salah satu bentuk kesempatan untuk memberikan sumbangsih kepada sesama hidup yang harus dilaksanakan sebaik-baiknya agar kehadiran dirinya punya manfaat kepada makhluk lain dan kehadiran dirinya di dunia ini punya makna.
Readmore → Manfaat Peningkatan Kesadaran

Hidup Merupakan Sarana Untuk Menebar Benih-benih Kebajikan

Selagi kita masih hidup pasti akan menjumpai bermacam-macam problem baik berat maupun ringan. Semakin besar tanggung jawab seseorang semakin besar dan banyak problem yang dihadapi yang perlu diselesaikan. Cara penyelesaian problem-problem inilah yang akan berpengaruh besar terhadap cepat lambatnya kemajuan-kemajuan yang akan dicapai seseorang. Akan diselesaikan secara kejam, licik, serampangan, santun bijaksana ataukah mau dibiarkan terbengkalai.
Dari cara penyelesaian tersebut akan terbentuk suatu gambaran atau kesan sampai seberapa besar mutu atau kemampuan seseorang. Termasuk kelas bawah, menengah ataukah kelas atas. Dari image tersebut seseorang akan berwibawa, simpatik, ataukah menyebalkan.
Memang salah satu sifat manusia adalah pelupa. Lupa bahwa dirinya punya hak untuk menilai tetapi juga punya hak untuk menerima penilaian. Dan tidak ingat bahwa untuk mendapat nilai seratus harus mau berkorban.
Pengorbanan berupa selalu kontrol terhadap pikirannya, bicaranya, sikapnya dan tindakannya. Harus bisa mengendalikan diri terhadap hasrat mendapat kepuasan sesaat, yang menyakiti pihak lain karena pembicaraan, sikap maupun tindakannya, yang lepas kontrol dan akan menjadi kenangan pahit sepanjang hidupnya, bagi yang terkena sasaran.
Kita juga sering lupa pula bahwa kekalahan seseorang kadang-kadang sengaja untuk mengalah demi menjaga agar situasi tidak lebih memanas. Kemungkinan juga memahami tindakan si penyerang sedang dihimpit berbagai masalah yang membikin kolaps, dan meledak karena ada situasi yang mendukung.
Baru nanti pada saat tertentu dalam kesendirian dan suasana tenang biasanya kesadaran akan muncul bahwa perilakunya ternyata tidak bisa menyelesaikan masalah. Bahkan masalahnya jadi semakin meluas. Dan menyadari pula bahwa tidak seharusnya dalam menyelesaikan suatu masalah menggunakan cara-cara yang kurang santun pada seseorang yang khilaf akibat otaknya sudah terlalu capai digunakan berpikir untuk mengatasi berbagai masalah. Dan betapa sedih kalau orang tuanya mendapat perlakuan demikian untuk orang yang masih normal dalam lubuk hatinya yang paling dalam akan menyesali kekeliruan-kekeliruannya. Karena manusia berasal dari sumber yang maha baik pasti akan punya unsur-unsur baik. Biasanya karena pengaruh ambisi di bidang gengsi, harga diri, kehormatan, popularitas yang sering dilakukan secara berlebihan akhirnya justru menjauhkan dirinya atau membuka kedok maupun belang yang selama ini ditutup-tutupinya, secara kurang cermat.
Karena kekurangcermatannya maka bisa terjadi salah simpul dalam menganalisis masalah yang dihadapi. Apalagi kalau ambisi dan emosi ikut nimbrung maka akan mengakibatkan tindakan yang kurang pas. Dengan memahami sebab-sebab dari suatu ketidakwajaran seseorang akan bisa bertindak arif dan bertambah cerdas, juga akan mampu mengendalikan emosinya. Kecuali kalau tindakannya sudah sangat membahayakan. Tetapi kalau masih dalam batas normal sikap yang bijak dalam menghadapi suatu ketidakwajaran adalah memaklumi dan mencari sebab-sebabnya. Siapa tahu kalau mengerti sebab-sebabnya kedongkolannya bisa berubah menjadi keprihatinan.
Penyebab masalah memang sangat beragam, berat dan pelik. Setelah diciptakannya era materialistis yang melanda dunia dengan produk-produk canggih oleh para pemodal raksasa dapat merangsang kepuasan nafsu-nafsu indriawi oleh hampir seluruh masyarakat seperti diproduksinya komputer, internet, hp. Kalau dipandang dari kebutuhan keduniawian memang punya manfaat yang luar biasa, tetapi ekses negatifnya juga sangat terasa pada jaman sekarang, yang dengan akal bulus dari pemilik modal raksasa diistilahkan dengan era globalisasi. Dalam membentuk insan-insan yang berwatak materialistis, konsumtif dan individualistis.
Karena watak manusia memang selalu menghendaki untuk menambah segalanya yang sudah diperoleh. Termasuk kepuasan-kepuasannya, yang hal ini merupakan kesempatan bagi para pemilik modal untuk lebih berjibun lagi dalam menimbun kekayaan. Dengan memaksa para konsumtif untuk merogoh kantongnya lebih dalam guna mendapatkan kepuasan-kepuasan baru yang lebih menggairahkan, sehingga pikirannya selalu ditujukan pada penimbunan materi-materi.
Dengan banyaknya materi yang ditimbun merasa gengsinya lebih meningkat. Penampilan glamour didukung kendaraan mewah, finansial yang memungkinkan untuk membayar tanpa menawar mengakibatkan dirinya merasa menjadi segalanya.
Sebagian sikap kita mendukung tingkah mereka. Meskipun kadang-kadang juga merasa sebal bahkan muak dengan tingkah mereka yang arogan dan tidak tahu diri.
Tetapi perasaan tersebut terpaksa harus dibungkus dan disimpan dengan rapi jangan sampai sandiwara tersebut dimengerti oleh para rang kayo tersebut. Kalau sikap kita tampak menaruh kecurigaan atau antipati bisa-bisa kita kerap kali kehilangan kesempatan untuk menikmati santapan yang bagi kita hanya impian.
Biasanya para OKB ini sering mengadakan syukuran atau hajatan lain untuk merayakan kenaikan pangkat, lulus dalam suatu testing, diangkat menjadi pejabat, dan lain-lain di lingkungan keluarganya sekalian mencari simpati terhadap lingkungannya.
Meskipun tetap saja ada perbedaan sikap dari tuan rumah dalam menyambut para tamunya. Bagi tamu yang berdandan menyala, dengan kendaraan mewah akan disambut dengan tertawa-tawa meskipun ada tampak dibuat-buat. Pada tamu dengan mobil agak butut cukup dengan senyum, yang sepeda motor sambutannya mulai agak dingin. Bagi pengendara sepeda onthel biasa nampak ada penyesalan pada sambutannya.
Penilaian terhadap seseorang tergantung pada sebanyak mana harta yang dia punya, sehingga ada kecenderungan bahwa untuk dihormati keberadaannya, harus berusaha untuk menumpuk harta sebanyak mungkin. Semakin mewah penampilan, semakin besar kehormatan yang didapat.
Sehingga penumpukan harta menjadi perlombaan yang sangat seru. Dari dengan cara meminta-minta termasuk memakai alasan untuk sumbangan, merampas, merampok, membunuh dan cara-cara lain yang mencerminkan rasa tidak tahu malu juga tidak punya kepedulian pada sesama hidup.
Dengan menempatkan materi dan keduniawian di atas segalanya maka masalah-masalah lain jadi terbengkalai karena tidak dapat memenuhi selera panca indra, sehingga dianggap tidak bermanfaat.
Kalau keadaan demikian dibiarkan terus menerus pasti akan memporak porandakan seluruh tatanan hidup. Dengan digalakkannya era globalisasi yang merupakan istilah yang hampir sejajar dengan era materialistis, di mana tolak ukur segala sesuatu dari kepuasan indriawi maka masalah-masalah moral seperti kehangatan keluarga, akrabnya suatu persahabatan, tenggang rasa, saling peduli akan menjadi terabaikan.
Yang dikejar-kejar kepentingan dan kepuasan dirinya saja. Kehidupan yang demikian akan terlalu melelahkan. Karena akan banyak menyita waktu dan energi. Tidak punya waktu untuk saling curhat, atau bercengkrama dengan anggota keluarga, yang merupakan salah satu cara untuk menghilangkan stress atau emosi yang tak terkendali, dan memberi kesempatan terhadap tenaga juga pikiran untuk beristirahat, jangan sampai kelelahan tersebut dibawa serta menemani saat tidur.
Di samping itu kehidupan individualistis juga mengabaikan tugas hidup dan kesempatan yang sangat berharga yaitu menebar kebajikan yang akan tumbuh dan berkembang berbunga akhirnya akan berbuah berupa kesenangan maupun kebahagiaan sesuai kwantitas maupun kwalitas dari benih yang ditabur.
Hukum hidup inilah yang sering dilupakan oleh sebagian besar umat manusia. Pengertiannya terhadap sifat-sifat Tuhan Yang Maha Kasih, Maha Adil dan Bijaksana, yang dihayati Maha Kasih dan Maha Bijaksananya saja. Maha Adilnya diterlantarkan. Akhirnya terjadi kesalahpahaman bahwa Tuhan adalah suatu sosok tempat meminta-minta.
Dan agar permintaannya dikabulkan banyak yang menyuap-Nya dengan puji-pujian, pengorbanan, saji-sajian, bahkan dengan penyembelihan hewan-hewan. Kalau dengan pengorbanan-pengorbanan yang ada kesenangan yang didapat masih kurang yang menjadi pilihannya menjurus pada tindak kejahatan, yang kadarnya tergantung pada nyali yang dipunyainya.
Tidak mengingat bahwa kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus akan membentuk watak. Watak peminta-minta akan membentuk watak serakah dan tidak tahu malu, yang merupakan sumber dari segala kejahatan tetapi sering luput dari pengamatan.
Dengan memperhatikan gejala-gejala kehidupan yang terjadi pada diri sendiri maupun yang terjadi pada lingkungan yang lebih luas maka mau tidak mau otak akan dirangsang untuk lebih aktif berpikir. Minimal akan merangkai suatu peristiwa dengan kejadian-kejadian sebelumnya maupun sesudahnya.
Misalnya saja, setiap dirinya melakukan hal-hal yang merugikan orang lain beberapa waktu kemudian akan menderita kerugian yang sangat besar. Atau yang terjadi pada tetangganya yang sering mengambil milik orang lain meskipun tidak ketahuan tetapi kehidupan keluarganya berantakan.
Dan kalau mau lebih jelas lagi perhatiannya terhadap kehidupan hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan, mineral, apalagi terhadap alam semesta yang terbentang dengan segala isinya. Peredaran bumi-bulan-bintang-bintang dengan matahari yang selalu memancarkan sinar kehidupan maka pikiran menjadi lebih cerdas, perasaan lebih peka, wawasan lebih luas, dan kesadaran menjadi bertambah meningkat. Tentang adanya suatu kekuasaan yang sangat besar sebagai pencipta dan pengatur dari segala yang ada di alam semesta ini. Yang menghendaki keharmonisan pada segala aspek dengan cara masing-masing melaksanakan tugasnya sebaik-baiknya tanpa menyimpang dari ketentuan yang ada sehingga tidak terjadi benturan dengan kepentingan yang lain.
Dengan melaksanakan tugas masing-masing sebaik-baiknya yang sesuai dengan kemampuan dan kecenderungannya maka akan tercipta suasana yang kondusif sebab masing-masing akan fokus pada tugasnya, dan akan mampu mengatasi kesulitan-kesulitan yang muncul. Dan dalam suasana yang kondusif akan bermunculan prestasi-prestasi yang patut dibanggakan.
Readmore → Hidup Merupakan Sarana Untuk Menebar Benih-benih Kebajikan

Perlunya Peningkatan Kesadaran

Manusia menyandang predikat makhluk yang paling sempurna di bumi ini karena mempunyai kelebihan-kelebihan yang tidak terdapat pada makhluk yang tingkatannya masih di bawah manusia, seperti pikiran dan perasaan. Pikiran yang mampu mengubah atau menggabungkan beberapa jenis materi sehingga lebih bermanfaat bagi kehidupan. Perasaan seperti belas kasih, takut, benci, marah, dendam, sedih, senang, dan lain-lain. Mampu membedakan antara yang baik dengan yang buruk, yang benar dengan yang salah.
Otak manusia terbagi menjadi dua bagian. Sebelah kiri mengurusi masalah keduniawian, sebelah kanan mengurusi masalah-masalah kerohanian, dan bawah sadar (kesadaran yang belum diaktifkan)
Agar tidak terjadi kegiatan yang terlalu berlebihan dari salah satu belahan otak yang berfungsi sebagai penyelaras adalah hati nurani. Hati nurani masih perlu ada bimbingan dari kesadaran, karena hati nurani punya kemampuan terbatas sedangkan kesadaran bisa berkembang dari kesadaran fisik (panca indra), kesadaran luhur sampai kesadaran roh.
Otak belahan kiri mempunyai kemampuan dan kekuatan yang luar biasa. Hampir semua perubahan yang tampak di permukaan bumi merupakan hasil kerja otak belahan kiri. Dengan disiplin latihan tertentu bisa mempengaruhi suatu benda atau pikiran orang lain untuk menuruti kemauannya. Seperti perilaku seorang di luar kesadarannya akibat terkena pengaruh hipnotis, untuk tujuan penyembuhan juga ada yang disebut hipnoterapi.
Sayang sekali pengaruh dari hati nurani kerap kali kewalahan dalam menghadapi kegiatan otak sebelah kiri sebab kemampuannya sulit untuk dikembangkan. Belum ada metode untuk mengembangkan kemampuan hati nurani. Lain halnya dengan kesadaran. Latihan bagi pembangkitan dan peningkatannya sudah tersedia.
Misalnya literatur tentang pembangkitan kundalini, tentang yoga, ataupun tentang meditasi. Tinggal pilih saja mana yang cocok yang meskipun tanpa pembimbing tidak dikhawatirkan berakibat fatal. Adanya pembimbing yang mampu akan lebih baik lagi. Kalau untuk mendapatkan pembimbing yang mampu Anda menemui banyak kendala atau kesulitan, Anda bisa menelaah artikel-artikel tentang kesadaran yang akan diuraikan barangkali Anda bisa menemukan solusinya.
Readmore → Perlunya Peningkatan Kesadaran

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.